SW_32

7.1K 155 1
                                    

WAJIB FOLLOW, VOTE AND KOMEN !!!



happy reading seng...

***

Pekikan dan suara gebrakan pintu membuat semua orang yang berada didalam ruangan suram itu terlonjak, mereka semua mengalihkan pandangannya kearah pintu yang dibuka kasar. Terlihat disana, seorang gadis berdiri diambang pintu dengan napas yang tersenggal-senggal. Sepertinya gadis itu berlari menuju kemari.

Semua yang berada didalam sana diam membeku dengan kedatangan gadis itu. Kecuali dua gadis yang kini berteriak dan menangis histeris berharap untuk ditolong. Keduanya sangat takut saat lelaki dihadapan mereka menunjukkan belati yang dia pegang. Terlihat sekali belati itu sangatlah tajam, bahkan sekali goresan saja bisa membuat darah mengalir dengan derasnya.

Seorang gadis yang tengah berdiri diambang pintu itu tidak kalah kagetnya dengan apa yang dia lihat sekarang. Mungkin dia tau sedikit tentang kekejaman dari laki-laki itu dan teman-temannya, tapi apakah ini tidak terlalu kejam? Apakah harus seperti itu? Apa dia tidak takut dihukum jika kedua gadis itu mati?

Napas Alice masih tersenggal-senggal. Tadi saat dia dan Azka menuju kemari, tepat saat mereka sampai didepan markas. Azka keceplosan tentang ini, bagaimana bisa? Karena tadi mereka tengah berdebat yang akhirnya membuat Azka keceplosan. Jadilah sekarang Alice ada disini. Tadi saat mendengar ucapan Azka, dia langsung berlari dari luar menuju ke ruangan bawah tanah. Apa dia tau tempat ini? Tentu tidak! Dia memaksa salah satu anggota Samuel untuk mengantarnya, dengan segala ancaman yang Alice berikan barulah orang itu mau mengantar nya. Tadi Azka sudah melarang, tapi masa bodo. Dia tidak mau terjadi hal yang tidak diinginkan.

Alice menatap semua orang yang di dalam ruangan suram itu. Tatapan nya terkunci pada lelaki yang kini berdiri didepan kedua gadis, dengan belati ditangan nya. Alice melangkahkan kakinya maju, mendekat pada Samuel.

Prangg

Alice merampas belati yang ada ditangan Samuel lalu menghempas nya sampai menimbulkan bunyi nyaring. Samuel tersadar dari termenung nya, menatap Alice yang berada dihadapan nya. Terlihat sekali jika gadis didepan nya ini tengah marah.

Samuel menatap belati miliknya yang gadis itu hempas lalu menatap tangan gadis didepan nya. Aman.

"Lo gila hah? Lo mau apa sama belati itu?" Pekik Alice, menatap marah pada Samuel.
Sedangkan Samuel dia menatap Azka yang berada diambang pintu. Menatap tajam padanya. Azka tau, sangat tau jika nanti dia pasti akan babak belur. Apalagi ini bukan situasi biasa. Azka yakin dia akan dilarikan kerumah sakit nanti.

"Gak usah natap Azka kayak gitu!" Bentak Alice dihadapan Samuel. Membuat Samuel langsung menatapnya. Semua yang berada disana kaget, sangat kaget. Alice berani sekali membentak Samuel. Suasana diruangan suram itu semakin mencekam dari sebelum-sebelumnya.

"Keluar!" Titah Samuel.

"Bawa keluar" Ujarnya pada Azka tanpa mengalihkan pandangannya dari gadis didepan nya.

"Diem disitu" Ucap Alice saat melihat Azka yang akan mendekatinya.

Alice menatap Samuel yang berada di hadapan nya, menatap tajam pada laki-laki itu. "Lo mau apa sama belati itu heh?"

"Jawab gue Sam" Pekik Alice saat tak mendapat jawaban apapun dari sang empu. Samuel terkekeh. "Bunuh mereka, maybe"

"Gila lo!"

"Lo gak mikir masa depan lo sendiri hah? Kalau emang lo gak bisa mikirin diri lo sendiri, paling ngga pikiran orang tua lo! Dia pasti sedih kalau tau anak satu-satunya berbuat nekat kayak gini! Gak waras lo sumpah! Kalau emang lo mau hukum mereka berdua mending kasih aja urusan ini ke hukum. Jangan lo!" Ucap Alice menggebu-gebu, menunjuk wajah Samuel dengan telunjuk nya.

SAMUEL WIRATAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang