SW_25

7.5K 158 4
                                    

WAJIB FOLLOW, VOTE AND KOMEN !!!



happy reading seng...

***

Sudah sejak satu jam yang lalu Alice berdiri didepan wastafel. Berusaha menghapus jejak merah yang kini berubah menjadi warna ungu itu dari lehernya. Berkali-kali Alice berusaha menghapus nya, tapi tidak hilang bahkan pudar pun tidak. Yang terjadi malah lehernya yang memerah dan sakit. Alice sudah memakai banyak cara untuk menghilangkan bekas merah keunguan itu. Memakai sabun, lulur, semuanya, tapi tidak hilang. Yang membuatnya tambah kesal, bukan hanya satu tanda disana tapi tiga. Ah bagaimana ini? Bagaimana besok dia sekolah jika jejak ini tidak hilang dari lehernya?

Alice sangat kesal pada Samuel, bisa-bisanya dia membuat tanda seperti ini. Bagaimana cara menghilangkan nya? Bahkan Alice sudah mencarinya di google tapi dia tidak menemukan caranya. Alice frustasi karena adanya tiga tanda yang dibuat Samuel ini.

Alice menatap pantulan dirinya dicermin. Bahkan saat ini bibir nya masih bengkak, padahal kejadiannya sudah lewat dari satu jam yang lalu. Bagaimana tidak bengkak? Samuel benar-benar memakan habis bibirnya, entah berlangsung berapa lama. Sampai-sampai Alice lelah dan sesak. Di detik terakhir saat Samuel ingin menciumnya lagi, Alice sadar lalu memberontak. Menampar pipi Samuel keras. Sebenarnya dia tidak tau sang empu merasa sakit atau tidak, intinya dia merasa tamparannya sudah keras. Setelah menampar Samuel, Alice buru-buru kabur dari sana bahkan dia melupakan ponselnya.

Alice menghela nafas, berusaha menggosok lehernya lagi, berharap tanda itu akan hilang dari sana. "Ck, kok gak hilang-hilang sih" Gerutu nya sambil terus menggosok kasar lehernya. Tanda itu harus hilang, jika tidak kedua temannya akan menuduhnya aneh-aneh, meski dia memang melakukannya. Ah dia tidak mau diberi banyak pertanyaan nantinya.

Lagipula kenapa Samuel tiba-tiba menciumnya, padahal dia merasa tidak ada yang salah dengan dirinya. Dan kenapa pula dia membalas lumatan lembut itu, Alice frustasi, malu, semuanya campur aduk. Bahkan perasaan nya pun turut campur aduk, dia tidak mengerti dengan perasaan nya sendiri. Ada apa dengannya? Kenapa dia tidak langsung menendang Samuel tadi? Kenapa dia malah membalas lumatan itu? Ah seperti Alice sudah gila. Seperti nya dia harus memeriksakan kondisi otaknya nanti. Dia gila, benar-benar gila.

"Ih kenapa gak hilang sih"

"Itu gak bakalan hilang" Alice membalikkan badannya cepat saat mendengar suara Samuel dibelakang nya. Kenapa dia bisa masuk kedalam sini? Ah Alice bodoh, dia lupa mengunci pintu.

"Keluar" Ucap Alice sinis. Dia berusaha menutup tiga tanda di lehernya dengan tangannya meski dia tau laki-laki didepannya lah yang membuat itu. Tapi tetap saja dia malu. Jelas Samuel terkekeh, ck lucu sekali gadis didepannya ini. Samuel ingin mengurungnya untuk dirinya sendiri rasanya.

"Ish keluar" Alice mendorong tubuh Samuel agar pergi dari sana. Dia merasa risih, apalagi saat ini mereka sedang berada di dalam toilet, berdua. Ingat! Berdua!.

"Samuel keluar" Sang empu tetap diam dengan posisi tubuhnya sejak awal. Tidak berpindah sama sekali meski Alice mendorong nya kuat.

"Ck, diem" Alice menatap tajam yang dibalas kekehan ringan oleh Samuel. "Gue bakalan keluar kalau lo selalu panggil gue Samu" Ujar Samuel menatap Alice.

"Gak" Tentu saja dia menolak keras. Sepertinya nama panggilan itu membawa pengaruh buruk bagi dirinya. Bagaimana tidak? Terbukti sudah, setelah mengucapkan nama itu Samuel langsung menerkam nya.

SAMUEL WIRATAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang