Remahan kue cokelat kering berjatuhan ke lantai. Oes duduk dengan kaki menyilang, matanya mengikuti penampilan kelompok lain di panggung.
"Heh, Oes! Remahan kue itu jatuh ke jaket gue!" keluh Cheri, menunjukkan kekesalannya.
Oes memutar bola matanya malas, "Ah, tinggal dibersihin aja," jawabnya tanpa peduli.
"Ckk! Nyolot banget sih!" sahut Cheri kesal.
"Ga peduli! Wleee!" ejek Oes, sambil menghindari serangan Cheri.
Jade dan Raffael bertukar tatapan, memijat kening mereka sambil mengamati perdebatan Oes dan Cheri yang tampaknya tak akan berakhir.
Lampu dimatikan, dan suasana mulai menjadi tenang. Oes menghentikan langkahnya dan kembali duduk di kursinya, sementara tangan Cheri yang semula siap siaga kini turun ke pangkuannya.
Di panggung, suasana semakin meriah dengan lampu sorot yang menerangi para pemenang. MC, Budi Agung, dengan gaya flamboyannya, memegang mikrofon dengan percaya diri dan mulai berbicara.
"Selamat malam, hadirin sekalian! Wah, malam ini benar-benar luar biasa, ya! Kita sudah melihat banyak penampilan keren, dan sekarang saatnya kita beralih ke penghargaan!" seru Budi Agung penuh semangat. "Tapi sebelum itu, saya mau cerita sedikit. Kenapa ayam nyebrang jalan? Biar bisa bikin penonton ketawa, hehe!"
Penonton tertawa ringan, dan Budi melanjutkan, "Oke, langsung saja ya. Penghargaan pertama malam ini adalah... Best Innovation Award!"
Sebuah papan penghargaan besar muncul di panggung, dan Budi melanjutkan, "Dan pemenangnya adalah—Kelompok Quantum Sparks dari SMP Panduri!"
Kelompok Quantum Sparks, yang terdiri dari beberapa siswa bersemangat, melangkah ke panggung dengan senyum lebar. Mereka mengucapkan terima kasih dan berpose untuk foto. Budi mengarahkan perhatian penonton ke juri yang duduk di samping panggung. Salah satu juri, seorang pria berambut kribo, tersenyum sambil mengangguk.
"Selamat ya, Quantum Sparks! Dan sekarang, penghargaan selanjutnya adalah... Most Creative Presentation!" kata Budi sambil melihat daftar di tangannya.
"Dan pemenangnya adalah—Kelompok Maarageentize dari SMP Antonius 5!"
Kelompok Maarageentize melangkah maju dengan penuh kebanggaan. Mereka menerima penghargaan dan berterima kasih kepada semua yang mendukung mereka.
Sementara itu, Oes, Jade, Cheri, Raffael, dan Gavriel duduk di backstage dengan gugup. Momen penampilan mereka memang penuh tantangan, dan mereka berharap bisa mendapatkan penghargaan meski hanya untuk pengakuan.
"Kalo misalnya kita ga menang, gimana ya?" tanya Cheri sambil melihat ke arah panggung.
"Entahlah, yang penting kita udah berusaha sebaik mungkin," jawab Gavriel sambil meneguk air mineral.
"Kalo menang nanti, jangan Oes sama Denzel lagi," tambah Jade, wajahnya menunjukkan trauma terhadap lelucon Oes.
Budi kemudian kembali ke mikrofon, "Sekarang, saat yang kita tunggu-tunggu! Penghargaan utama malam ini—Best Overall Project!"
Oes, Jade, Cheri, Raffael, dan Gavriel menahan napas, saling berpandangan penuh harapan.
"Dan pemenangnya adalah... Kelompok Haagentize dari SMP Flores!"
Seruan bahagia dan terkejut pecah di backstage. Mereka berlari ke panggung, dengan Cheri dan Gavriel memimpin, diikuti oleh Oes yang tampak masih sedikit canggung.
"Selamat, Haagentize!" kata Budi sambil memberikan penghargaan kepada mereka. "Kami terkesan dengan kreativitas dan dedikasi kalian. Sekarang, mari kita lihat siapa yang bakal membuat penonton ketawa malam ini!"

KAMU SEDANG MEMBACA
SMP Floor 1997
Ficção AdolescenteSMP Floor 1997-- "Ini bukan tentang siapa, tetapi tentang keadilan." • Joebartinez, 1910, setelah penegakkan hukum yang dianggap kurang adil dalam kematian Gartinez. Cerita ini mengikuti kehidupan sekelompok remaja di SMP Flores, sebuah sekolah yan...