Asyala merasa bersemangat saat memasuki hari konser yang telah ditunggunya—konser Juicy Lucy dan berbagai artis lainnya yang akan memeriahkan acara malam itu. Ini adalah kesempatan langka yang ingin dia manfaatkan untuk membuat Aiden merasa lebih baik dan memberikan momen berharga di tengah masa-masa sulitnya.
Beberapa hari sebelum konser, Asyala sudah mulai merengek pada Aiden untuk menghadirinya bersama. “Aiden, tolonglah, ini satu-satunya kesempatan kita untuk nonton konser Juicy Lucy. Aku sudah beli dua tiket, dan aku benar-benar ingin kamu ikut. Kamu harus bisa dapatkan tiketnya!”
Aiden, meskipun merasa lelah dan tidak terlalu bersemangat, mencoba menolak. “Asyala, aku bukan suasana hati yang tepat untuk konser sekarang. Aku lebih nyaman di rumah.”
Namun, Asyala tetap bersikeras. “Kalau kamu nggak ikut, aku akan kecewa. Ini bukan cuma tentang konser, tapi tentang kita bisa menghabiskan waktu bersama, dan aku benar-benar ingin kamu di sini.”
Melihat tekad Asyala, Aiden akhirnya setuju, meskipun dengan rasa cemas di hatinya. Ia mengatur untuk duduk di kursi yang lebih tenang selama konser, dengan harapan bisa menjaga kesehatannya.
Pada hari konser, Asyala membawa semua perlengkapan yang diperlukan—obat, minuman, dan segala sesuatu yang mungkin Aiden butuhkan. Ketika mereka sampai di lokasi, petugas keamanan memeriksa barang bawaan mereka dan melarang membawa obat.
“Maaf, tapi kami tidak bisa mengizinkan obat masuk,” kata salah satu petugas dengan tegas.
Asyala segera mengeluarkan surat dokter yang sudah dia persiapkan sebelumnya, menjelaskan kebutuhan khusus Aiden. “Ini surat dokter dari seminggu lalu. Tolong pertimbangkan lagi, obat ini sangat penting bagi kesehatan Aiden.”
Setelah memeriksa surat dokter tersebut, petugas akhirnya mengizinkan mereka membawa obat. Asyala merasa lega dan bersyukur, lalu bersama Aiden mereka masuk ke area konser.
Konser malam itu begitu meriah dengan penampilan dari Juicy Lucy dan berbagai artis lainnya seperti Bernadya, Tiara, Ziva, Rizky Febian, dan Lyodra. Atmosfernya sangat mengesankan, dan Asyala ingin Aiden merasa bahagia.
Namun, ketika lagu “Satu Bulan” dinyanyikan oleh Bernadya, Asyala melihat Aiden mulai mengeluarkan air mata. Lagu itu, dengan lirik yang penuh emosi, tampaknya membangkitkan kenangan lama yang menyedihkan bagi Aiden.
Asyala mencoba untuk tetap tenang, tetapi dia merasa cemas melihat Aiden terhanyut dalam suasana. Beberapa saat kemudian, Asyala melihat Aiden menatap ke arah penonton dan terkejut saat melihat mantan Aiden, Gita, hadir di konser dengan teman satu grupnya.
Melihat Gita di sana, Aiden tidak bisa menahan emosinya dan mulai menangis. Asyala merasa hati nuraninya sakit melihat Aiden berjuang dengan perasaannya.
Asyala segera mencari bantuan dan berbicara dengan petugas konser. Dia meminta izin untuk menukar tempat duduk agar Aiden bisa merasa lebih nyaman dan jauh dari kerumunan. Petugas konser setuju dengan permintaan itu, dan mereka berpindah ke area yang lebih tenang dan terpisah dari kerumunan.
Setelah berpindah tempat duduk, Asyala mencoba menenangkan Aiden. Dia memeluknya dengan lembut dan memberikan dukungan moral yang sangat dibutuhkan saat itu. “Aiden, jangan terlalu dipikirkan. Aku di sini untukmu. Cobalah untuk rileks dan nikmati sisa konser. Aku tahu ini sulit, tapi kamu tidak sendirian.”
Aiden mengangguk, mencoba untuk mengatur napasnya dan menghapus air matanya. “Terima kasih, Asyala. Aku tahu ini bukan saat yang tepat untuk emosi seperti ini, tapi aku sangat menghargai dukunganmu.”
Mereka terus menonton sisa konser dengan lebih tenang, dan meskipun malam itu penuh dengan emosi yang mendalam, Asyala merasa puas karena bisa ada untuk Aiden. Walaupun suasana sempat sulit, dukungan dan perhatian Asyala membuat perbedaan yang besar.
Ketika konser berakhir, suasana di lokasi konser masih meriah. Asyala dan Aiden, masih dalam keadaan emosi campur aduk setelah peristiwa yang terjadi selama konser, diminta oleh petugas untuk ikut ke belakang panggung. "Kami ingin mengajak Anda berdua untuk berfoto bersama para artis dan membuat video kenangan. Ini adalah kesempatan langka yang mungkin Anda tidak dapatkan lagi," kata petugas tersebut.
Asyala dan Aiden, meskipun kelelahan, merasa bersemangat dengan kesempatan ini. Mereka mengikuti petugas menuju area backstage, di mana mereka disambut dengan antusiasme oleh para artis. Juicy Lucy, Bernadya, dan beberapa artis lainnya tampak ramah dan bersemangat untuk berfoto bersama.
Sambil berdiri bersama artis-artis favorit mereka, Asyala menceritakan kepada mereka mengenai momen emosional yang dialami Aiden selama konser. “Aiden sangat terpengaruh dengan lagu 'Satu Bulan' yang dinyanyikan Bernadya. Lagu itu membawa kembali kenangan yang sulit baginya, dan saya tahu betapa beratnya itu untuknya. Tapi, malam ini menjadi momen yang sangat berarti bagi kami.”
Bernadya, yang mendengar cerita tersebut, menghampiri Aiden dengan empati. “Aku sangat minta maaf jika lagu kami mengingatkanmu pada masa-masa sulit. Namun, aku berharap ini juga menjadi langkah kecil untuk pemulihanmu. Musik memiliki kekuatan untuk menyembuhkan, dan aku berharap kamu menemukan kekuatan dan kebahagiaan dari malam ini.”
Aiden mengangguk, tampak tersentuh oleh perhatian Bernadya. “Terima kasih banyak. Itu sangat berarti bagi saya,” jawab Aiden dengan tulus.
Para artis dengan senang hati meluangkan waktu untuk berfoto bersama Asyala dan Aiden. Mereka juga membuat video singkat sebagai kenangan, di mana Aiden dan Asyala bergabung dengan para artis dalam sesi pemotretan yang ceria dan penuh semangat. Momen ini memberikan sedikit pelarian dari masalah yang dihadapi Aiden, dan Asyala merasa senang melihat Aiden tersenyum di tengah malam yang emosional.
Ketika mereka meninggalkan area backstage, Asyala merasakan beban emosionalnya sedikit terangkat. Malam itu menjadi pengingat bagi Asyala tentang pentingnya keberadaan dan dukungan di saat-saat sulit. Meskipun perjalanan mereka masih panjang dan penuh tantangan, kedekatan mereka semakin mendalam, dan Asyala merasa lebih terhubung dengan Aiden daripada sebelumnya.
Saat mereka kembali ke apartemen, Asyala berusaha untuk menjaga suasana hati Aiden tetap positif. “Aku senang kita bisa melalui malam ini bersama, Aiden. Meski ada momen-momen sulit, kita tetap bisa mendapatkan kenangan yang indah.”
Aiden tersenyum lembut, merasa lebih bersyukur dan terhubung dengan Asyala. “Terima kasih telah membuat malam ini istimewa dan mendukungku sepanjang waktu. Aku sangat menghargai semua ini.”
Malam itu, Asyala dan Aiden berbaring di tempat tidur, membahas kenangan yang baru saja mereka buat dan merencanakan langkah-langkah selanjutnya. Meskipun masa depan tidak pasti, mereka tahu bahwa dengan dukungan satu sama lain, mereka dapat menghadapi apapun yang datang. Kenangan malam itu akan selalu menjadi simbol dari kekuatan dan ketahanan mereka dalam perjalanan yang penuh tantangan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aiden Bhayangkara (Proses Terbit)
Ficção AdolescenteAiden Bhayangkara, mahasiswa Manajemen yang dulunya berasal dari jurusan IPA, tidak pernah membayangkan hidupnya akan berubah dengan cara ini. Ketika ia ditugaskan sebagai mentor untuk Asyala, seorang siswi SMA yang dikenal dengan sifat malasnya, Ai...