18

3.5K 482 117
                                    

Senin telah tiba, matahari baru saja mulai menyinari halaman sekolah, menciptakan bayangan lembut di sepanjang lorong. Di salah satu ruangan tepatnya ruang kepala sekolah tampak sunyi. Namun, di dalamnya, tiga orang wanita sudah bersiap untuk sebuah pertemuan penting. Suasana di ruangan itu sedikit tegang, terlihat dari raut wajah mereka yang serius.

Shani, salah satu guru bahasa Inggris yang sudah lama mengajar, akan mengakhiri masa baktinya di SMA 48. Para guru dan siswa sudah mendengar kabar ini sejak beberapa hari lalu, dan hari ini adalah hari terakhir Shani berada di sekolah.

Kinal selaku kepala sekolah kini mulai membuka suaranya. "Bu Shani, apa anda sudah benar-benar yakin ingin berhenti mengajar di SMA 48 ini?" tanya Kinal.

Ya, memang beberapa Minggu lalu Shani sudah membicarakan ini kepada Kinal, Shani sudah mengundurkan diri namun Kinal belum mengizinkannya karena belum ada guru pengganti.

"Yakin, Bu. Saya ingin fokus pada perusahaan yang baru saja saya kelola." jawab Shani sopan.

Kinal mengangguk, kini tatapannya tertuju pada guru baru yang akan menggantikan Shani. "Karena sekarang sudah ada guru pengganti nya, saya izinkan kamu Shani. Maaf harus nunggu cukup lama." ujar Kinal menatap Shani kembali.

"Gapapa, saya paham." kemudian Shani menatap wanita di sampingnya. "Semoga kamu betah ya um...?"

"Ditha, saya Aninditha Revana. Kamu lupa ya, Shan. Saya dulu teman kakak kamu." ujar guru baru yang bernama Ditha, ia menjulurkan tangannya dan Shani langsung merima dengan raut bingung di wajahnya.

"Saya Shani. Kayaknya saya lupa, maaf ya." ujar Shani sedikit canggung.

Ditha hanya tersenyum dan mengangguk, wanita itu menatap Kinal kembali.

"Selamat datang di SMA 48, Bu Ditha. Kami disini pasti akan sangat senang anda senantiasa bergabung menjadi tim pengajar disini." ucap Kinal dengan senyuman ramah nya.

"Terimakasih banyak, Bu Kinal. Saya juga pasti akan senang sekali mengajar disini." balas Ditha.

"Bagus, semoga betah ya."

Mata Kinal menatap Shani. "Shani, rasanya berat sekali menerima kenyataan kalau hari ini adalah hari terakhir kamu di sini. Terima kasih untuk semua yang sudah kamu lakukan, terima kasih juga atas kontribusinya selama ini."

Shani tersenyum hangat, namun jelas ada kesedihan di matanya "Terima kasih juga, Bu Kinal. Saya akan sangat merindukan kalian semua. SMA 48 ini sudah seperti rumah kedua selama bertahun-tahun. Tapi sekarang waktunya bagi saya untuk melangkah ke arah baru."

"Bu Shani, saya merasa sangat terhormat bisa menggantikan posisi Anda. Saya tahu betapa pentingnya peran Anda di sini, dan saya akan berusaha sebaik mungkin untuk meneruskan apa yang sudah Anda bangun." Ditha menyela dengan nada sopan dan penuh hormat.

Shani melirik Ditha dengan senyum tulus "Bu Ditha, terima kasih. Saya yakin anda akan melakukan tugas ini dengan baik."

Kinal mengangguk setuju "Benar sekali. Saya juga yakin kamu akan membawa energi baru."

"Kamu juga, Shani. Semoga sukses di jalan yang kamu pilih. Kami semua akan selalu mengingatmu." lanjut Kinal.

Shani kemudian berpamitan dengan beberapa guru lainnya, sementara Kinal dan Ditha saling bertukar senyum, siap menjalani perubahan yang akan datang. Meski berat, mereka tahu ini adalah bagian dari perjalanan hidup, dan kenangan akan selalu terukir di hati mereka.

***

Hari ini tanggal merah yang sudah pasti sekolah libur, Shani yang belum begitu banyak kerjaan merencanakan ingin bertemu dengan Zee. Ia sudah sangat merindukan keponakan kesayangannya itu.

Beloved S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang