36

3.1K 523 139
                                    

Sejak sampai di rumah, Gracia dan Zee langsung menuju ruang tv untuk beristirahat sambil bersantai. Mereka duduk berdua di sofa, dengan Zee bersandar manja pada Gracia yang memeluknya hangat. Sesekali, Gracia mengusap tangan Zee, memandang penuh sayang sambil sesekali melirik kaki anaknya yang terasa sedikit aneh sejak tadi.

Gracia berpikir sejenak, akhirnya ia memutuskan untuk diam-diam menghubungi tukang urut langganannya agar datang ke rumah. Meskipun Zee tak tahu, Gracia merasa ini cara terbaik agar anaknya bisa cepat pulih.

"Kalo ada yang sakit langsung bilang ya?"

"Iya mama."

"Kaki kamu sakit?" Gracia pura-pura bertanya siapa tahu sekarang Zee mau jujur.

"Sa— enggak kok, mah."

Gracia menghela napasnya, tangannya kini mengusap lembut kepala Zee.

"Mah liat deh, dino nya lucu banget." tunjuk Zee pada layar tv.

"Iya iyaa lucu, suka banget sih sama dino. Dari dulu gak berubah."

"Dari dulu aku emang suka dino, tapi tetep lebih suka ngintilin mama sih," Zee terkekeh membuat Gracia ikut terkekeh.

"Lucu banget, mama jadi kangen masa-masa kecil kamu yang rewel tapi kadang ada nggak tega nya juga."

"Lho kenapa gak tega? Aku tau sih dulu aku itu nakal."

"Maksudnya kaya mama inget juga waktu kamu kecil kalo mama mau pergi kemana pun kamu pasti nangis pengen ikut, tapi tetep gak di ajak. Emang ya bener-bener pengen ngintil mamanya mulu."

"Ya kan aku pengen nempel terus sama mama."

Gracia memutar bola matanya, lalu menunduk menatap kesayangannya. "Iya saking nempel nya, ke kamar mandi pun mau ikut."

"Mana bawel banget lagi, mama nya sibuk mandi eh kamu mah asik mendongeng walaupun gak ada yang dengerin." lanjut Gracia.

"Oh aku inget! Abis itu aku jatoh kan sampe nangis?"

"Iya, bikin kaget aja emang. Mana kakinya kekilir lagi. Ya mau gak mau harus di urut."

"Ih itu sakit banget. Aku nggak mau mau lagi di ur—"

Tok tok tok

"Eh siapa tuh mah?"

"Coba bangun dulu kamu nya, mama mau liat ke depan." titah Gracia dan Zee langsung menegakan tubuhnya.

"Bentar ya sayang."

"Iya."

Gracia berdiri dan melangkah ke pintu untuk melihat siapa yang mengetuk. Saat pintu terbuka, wajahnya langsung tersenyum ketika melihat sosok Mbah Mil, tukang urut/pijat langganannya yang sudah lama tidak berjumpa. Mbah Mil, wanita tua yang mengenakan kebaya sederhana, menatap Gracia dengan mata berbinar kagum.

"Mbah, akhirnya datang. Di jemput pak Supri kan tadi?" sambut Gracia sambil membuka pintu.

"Iyo, Mbah tadi di jemput pak Supri."

"Eleuh, Nduk Gracia! Ndak nyongko kowe tambah ayu," puji Mbah Mil dengan aksen Jawanya yang khas, menatap Gracia penuh kebanggaan.

Gracia tersenyum malu dan sedikit tertawa. "Ah, Mbah, bisa aja deh. Saya biasa saja kok."

"Ndak, Nduk. Mbah iki serius. Kamu ini tambah ayu lho, sampai kaget Mbah... luwih berkah yo Nduk," lanjut Mbah Mil, mengangkat kedua tangannya seolah memberkati.

"Aamiin... Mbah sehat?"

"Alhamdulillah Mbah sehat, kamu gimana Nduk? Mami mu juga."

"Sehat, kita di sini syukur Alhamdulillah sehat semua."

Beloved S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang