26

5.5K 630 177
                                    

Di rumah Mouren, dari tadi Gracia hanya mampu memeluk Shanju, seolah berharap kehangatan pelukan itu bisa meredakan kegelisahan yang terus bergemuruh di dalam dirinya, sesekali Gracia juga mengajak Shanju mengobrol.

"Tadi waktu mau pulang aku gak sengaja nabrak anak kecil, mi. Kelakuannya mirip banget sama Zee pas waktu kecil,"

"Oh ya? Lucu banget pasti."

"Iya, disitu aku langsung inget masa-masa Zeevara kecil. Kangen dia, jadinya sampai sekarang aku kepikiran dia terus." lesu Gracia.

"Sshhutt tenang ya, Gre. Jangan gelisah mulu dong, mami jadi ikutan gelisah."

"Hmm iy—"

Ddrrrtt ddrrrtt

Tiba-tiba handphone Gracia bergetar. Nama 'Bu Kinal' kepala sekolah SMA 48, muncul di layar.

Gracia mengerutkan kening, merasa aneh karena jarang sekali Kinal menelepon langsung. Dengan cepat, ia menjawab panggilan itu.

"Halo, Bu Kinal?"

Suara Kinal di seberang terdengar tegang. "Bu Gracia, maaf saya harus menyampaikan ini. Zee... jatuh dari rooftop sekolah. Sekarang sedang dalam perjalanan ke rumah sakit."

Deg

Handphonenya di genggamannya reflek terjatuh, menghantam lantai dengan bunyi keras. Jantungnya berpacu begitu cepat, tubuhnya mendadak kaku, sementara wajahnya pucat seketika.

"Zee jatuh dari rooftop sekolah."

"Zee jatuh dari rooftop sekolah."

"Zee jatuh dari rooftop sekolah."

Kalimat itu, seakan melody yang terus berputar di benak Gracia. Napasnya terengah-engah, dan ia merasa dadanya begitu sesak hingga tak mampu berkata apapun. Shanju yang duduk di sebelahnya langsung panik.

"Gre? Ada apa?" seru maminya, mengguncang lengan Gracia dengan penuh kekhawatiran.

"Gak mungkin..." gelengnya pelan dengan air mata yang ikut menetes, menandakan betapa hancurnya ia mendengar kabar tersebut.

Gracia hanya bisa menatap kosong ke depan, masih terguncang oleh berita itu. Handphone yang tergeletak di lantai masih menyala, dan suara Kinal yang cemas terdengar samar-samar.

"Bu Gracia, kamu di rumah sakit nggak? Zee dibawa ke rumah sakit milikmu."

Mendengar itu, Shanju mengambil handphone dan berbicara dengan Kinal. "Bu Kinal, ini maminya Gracia. Zee sekarang di rumah sakit mana?" tanyanya tenang meski hatinya juga mulai berdegup kencang.

Kinal menjawab cepat, "Dia dibawa ke rumah sakit Bu Gracia. Kami sedang dalam perjalanan. Kondisinya cukup parah, tapi tim medis sudah menanganinya."

Shanju mengangguk, lalu menutup panggilan. Ia menoleh ke arah Gracia yang masih terlihat shock.

"Gre, kita harus cepet-cepet ke rumah sakit."

Gracia perlahan mengangguk, dengan suara parau, ia akhirnya berhasil berkata,

"Ayo, ayo mami. Z-zee… dia… dia gak bakal kenapa-kenapa kan, Mi?"

Shanju hanya mampu memeluknya erat, berusaha memberikan kekuatan. "Ayo, kita kesana dulu. Zeevara butuh mamanya."

Dengan tangan yang gemetar, Gracia dan maminya bergegas cepat menuju rumah sakit, hati mereka dipenuhi doa dan harapan agar Zee baik-baik saja.

***

Setibanya di rumah sakit, Gracia turun dengan cepat dari mobil. Begitu langkahnya akan masuk, ambulans yang membawa Zee tiba tepat di depannya. Dengan napas yang tertahan, Gracia menyaksikan pintu ambulans terbuka dan para paramedis menurunkan tandu dengan cepat.

Beloved S2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang