Pagi hari menjelang siang, di ruang tv yang terasa hangat oleh sinar matahari yang masuk melalui jendela, Gracia duduk bersandar di sofa dengan tatapan tak lepas dari Zeevara. Anaknya itu tampak sibuk dengan layar Ipad-nya, duduk bersandar malas di ujung sofa yang sama. Namun, di balik keheningan itu, pikiran Gracia terus bekerja, mencari cara agar Zee mau makan.
"Nggak berubah, dari kecil selalu susah makan." batin Gracia.
Wanita itu menghela napas pelan, memeluk lututnya sambil terus memikirkan berbagai alternatif. Ia tahu mungkin saja selera makan Zee memang belum kembali sepenuhnya, tetapi rasa khawatir tetap merayap di hatinya. Sebagai seorang dokter, ia paham benar betapa pentingnya asupan nutrisi untuk masa pemulihan. Namun, sebagai seorang ibu, ia juga memahami anaknya yang bisa sangat keras kepala.
Gracia melirik meja kecil di dekat sofa, tempat sepiring nasi dengan lauk sederhana yang sudah mulai mendingin. Ia sempat mencoba membujuk Zee tadi, tetapi anak itu hanya menjawab dengan gelengan kepala tanpa memandangnya.
"Zee,"
"Zeevara,"
"Zeevara, sayangku cintaku..." panggil Gracia yang ketiga kalinya, sang empu menegakan pandangannya.
"Apa, mah?"
"Nggak sopan, orang tua manggil itu harusnya langsung jawab."
"Maaf," cicit Zee, merasa bersalah dan mendekatkan duduknya di samping Gracia.
Gracia tak apa, ia mengusap lembut helaian rambut sang putri yang kini fokus kembali pada Ipad-nya.
"Makan ya?"
"Ndak."
"Mama suapin lho, kamu tinggal kunyah aja terus telen."
"Aku nggak laper. Makanya gak mau makan."
"Ish kasian lho perut kamu, kan perlu di isi."
"Nanti aja kalo aku mau makan."
"Ya sekarang aja, katanya nanti temen-temen kamu mau kesini kan? Nah, sekarang mending makan dulu biar nanti ada tenaganya."
"Temen-temen aku kesini nya nanti tauu, bukan hari ini."
"Ya nggak apa-apa, walaupun besok-besok kamu sekarang harus banyak makan biar nanti nggak lemes."
Zee mendesah malas, meletakan Ipad-nya asal dan memeluk Gracia dengan lemasnya.
"Aku nggak mau makan, mamaaaa." rengek Zee.
Gracia menghela napas, berusaha menenangkan dirinya agar tetap sabar. Ia mengusap punggung Zee lembut.
"Kamu ini dari dulu nggak berubah ih, selalu susah makan, apalagi kalau baru sembuh dari sakit."
Zee mendongak, matanya yang tadi sedikit berkaca-kaca sekarang penuh rasa penasaran. "Tuh dulu aku susah makan aja sampe sekarang nggak apa-apa, jadi udah gausah makan mah."
"Ya beda dong, sayang. Dulu mah kalau kamu nggak mau makan, mama bisa kasih kamu nen. Nah kalau sekarang kamu susah makan lagi, apa mama harus kasih kamu nen lagi hah?
Ucapan itu membuat Zee terperangah. Matanya melebar, dan wajahnya berubah kaget sekaligus geli. "Hah? Mama serius ngomong gitu?!"
"Serius lah." canda Gracia.
"Nggak mau, aku kan udah gede." Zee menggeleng banyak.
Tawa kecil Gracia terdengar, "Mama cuma bercanda, tapi kamu itu masih kecil tau, masih bayi."
"Iya deh bayi, bayi nya mama Gre." ucap Zee malu-malu.
"Ih malu-malu ih... lucu banget sih kesayangan aku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Beloved S2
RandomCinta dan kasih sayang yang di miliki oleh Gracia hanya boleh di berikan untuk Zeevara. Note: Agar tidak bingung, silahkan baca dulu season 1 nya.