34

3.3K 542 143
                                    

Malam hari, masih di ruang inap ini Zee duduk bersandar di ranjang dengan bantal menumpuk di belakangnya. Rengekan kecilnya mulai memenuhi ruangan sejak ia terbangun dari tidur siangnya.

Gracia duduk di tepi ranjang, sabar mendengarkan setiap celotehan anaknya yang manja. Sementara Shanju duduk di sofa, memperhatikan interaksi ibu dan anak itu dengan senyum penuh keharuan.

"Mah, aku mau mandi." pinta Zee menatap Gracia polos.

"Nggak boleh, sayang. Tadi kan kamu udah mama bersihin, sekarang masih wangi kan?"

"Iya sih... tapi gerah, aku pengen berenang jadinya."

"ish kamu ini, malah nambah pengen berenang." Gracia geleng-geleng tak habis pikir.

"Yaudah kalo gak boleh mandi dan berenang, aku mau pulang aja," anak itu meraih tangan kiri Gracia, memainkan jari jemarinya.

"Kalo mau pulang makanya harus sembuh dulu, sekarang kita makan dulu ya?" Gracia mengambil kesempatan itu agar Zee mau makan, karena dari tadi Zee belum mengkonsumsi apapun selain cairan infus yang masuk ke tubuhnya.

"Ih ndak mau... tadi kan udah." tolak Zee dengan rengekannya.

"Udah apanya, orang kamu cuma minum doang, sedikit pula."

"Ya biarin, yang penting kan ada sesuatu yang masuk ke perut aku."

"Iya deh iyaa... terserah kamu, terserah gapapa gamau makan juga. Biarin aja biarin bikin mamanya sedih." lesu Gracia yang mengalihkan tatapannya menjadi ke semangkuk nasi lengkap dengan sayur nya.

Melihat itu, hati Zee terasa miris. Ia tak suka melihat mamanya bersedih, apalagi gara-gara dirinya. Walaupun sebenarnya ia masih merasa mual, tak ada selera untuk makan apa pun, Zee tak kuasa melihat tatapan sendu Gracia.

Akhirnya, dengan perlahan, Zee menyentuh bahu Gracia dan berkata dengan suara pelan, "Suapin."

Tatapan Gracia langsung berubah, senyumnya kembali. Ia dengan hati-hati berdiri sambil mulai menyuapkan sesendok nasi yang telah dicampur sayur ke mulut Zee.

"Tiupin dulu, itu panas." ucap Zee membuat alis Gracia bertaut bingung.

"Ini udah dingin sayangku, kan makanannya udah dari tadi kamu anggurin, jadi ndak panas lagi kok."

"Pokoknya tiupin dulu titik." keukeuh Zee.

"Oke oke mama tiupin dulu." pasrah sajalah Mama Gre ini.

Meniupnya sesendok nasi itu dengan sabar lalu dirasa cukup Gracia langsung menyuapkan itu pada Zee.

"Pelan-pelan aja ya, Sayang. Ini cuma sedikit, biar badan kamu pelan-pelan kuat lagi," katanya sambil tersenyum lembut.

Zee mengangguk, walaupun setiap suapan kadang membuatnya merasa mual. Tapi Gracia tak berhenti memberi semangat, dengan suara lembutnya.

"Nanti lama-lama mualnya bakal hilang kok... itu emang biasa," katanya sambil mengusap kepala Zee dengan penuh kasih.

Meskipun perutnya tak sepenuhnya nyaman, Zee tetap berusaha. Hanya demi melihat senyum di wajah Gracia, ia rela mencoba terus.

Ketika suapan keempat baru saja masuk, Zee tiba-tiba merasa tak nyaman di perutnya, tidak bisa ditahan juga.

"Huek... " bunyinya, membuat Gracia langsung tersentak.

Dengan sigap, ia menaruh mangkoknya dan Gracia mengambil tisu lalu membersihkan sisa nasi yang keluar dari mulut Zee, wajahnya berubah cemas.

"Maaf, maaf sayang maaf… Mama nggak akan maksa lagi, udah cukup deh buat hari ini, " katanya sambil mengusap punggung Zee dengan lembut, sambil memberikan minumnya.

Beloved S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang