09

3.4K 461 137
                                    

Pukul sembilan malam ini Shanju masih duduk di sofa ruang tengah sambil terus berusaha menyuapkan sendok demi sendok yang terisi minuman hangat, yaitu teh lemon madu. Tadi sore juga ia sempat memberikan itu pada Zee, karena saat ini bukan hanya sakit tenggorokan tetapi batuk juga.

"Ayo lagi ya, dikit lagi habis ini." ucap Shanju.

"Uhuk... aaaa batuk mulu hiks aku takut ketauan mama terus mama marah oma." Zee merengek, kedua matanya merah karena dari tadi ia terisak pelan.

"Makanya habisin minumannya, biar ngga terlalu batuk nanti pas tidur."

"Kok mama belum pulang juga ya oma? Biasanya jam segini udah pulang kalo masuk shift siang."

"Mungkin di jalannya macet sayang, tunggu aja ya."

Zee hanya mengangguk lesu, setelah minuman hangatnya habis ia menyandarkan tubuhnya di sofa dengan mata terpejamnya. Shanju yang melihat pun sedih rasanya karena lagi-lagi ia melihat cucunya yang super aktif ini melemah tidak semangat.

"Bobo aja gih ke kamar." titah Shanju seraya mengusap lembut surai Zee.

Zee menggeleng, pas sekali dengan itu suara mesin mobil terdengar membuat Zee membuka kedua matanya dan lebih mendekat pada Shanju, anak itu memeluk erat tubuh sang oma.

Sementara Shanju geleng-geleng kepala saja, ia tahu Zee pasti mencari pembelaan saat Gracia mengetahui anaknya sakit.

Di luar sana, wanita itu tersenyum manis. Tangannya mulai membuka pintu hingga tubuhnya kini sudah masuk seutuhnya dan langsung mendekat pada dua orang tersayangnya.

"Selamat malam sayang sayangnya aku." sapa Gracia ikut mendudukan dirinya di sofa, ia duduk di space yang kosong sebelah maminya.

"Malam, Gre."

"Kok lama? Tumben?" sambungnya bertanya.

"Tadi aku mampir bentar ke apart Mi, udah bersih-bersih juga."

Shanju jadi melihat penampilan anaknya, cukup terlihat perbedaannya karena tumben sekali Gracia mencepol rambutnya.

"Oalah... pantesan pulang-pulang udah cantik aja." pujian yang keluar dari mulut Shanju tentu membuat senyum Gracia semakin lebar.

"Mami bisa aja deh, hmm... anak aku kok diem aja sih? Udah bobo ya dia?" ucap Gracia menggoda, padahal tidak tahu saja Gracia anaknya saat ini sedang mati matian menahan batuk.

Sontak wajah gemas yang dari tadi seakan sembunyi itu muncul, ia memberanikan menatap sang mama dengan wajah yang masih terlihat habis menangis.

"Lho lho? Kok merah? abis nangis ya kamu?" gertak Gracia, wanita itu berpindah posisi menjadi berjongkok tepat di hadapan Zee.

Shanju yang peka pun bergeser sedikit hingga Gracia kini bisa duduk di samping Zee, ia meraih tubuh sang putri untuk di peluknya.

"Anak mama kenapa sih? Kok cengeng?" tanya Gracia sambil mengusap kedua mata Zee.

Zee menggeleng, ia memeluk lebih erat tubuh sang mama.

"Ada apa sih mami? Dia kenapa?" Gracia bertanya kepada sang mami, hal itu membuat Zee memejamkan matanya karena siap-siap sebentar lagi mamanya akan mengetahuinya.

"Dia sakit tenggorokan, batuk juga gara-gara minum teh pucuk." jawab Shanju, raut bahagia Gracia hilang begitu saja.

"Bandel, ga suka ah ga suka." Gracia melepas paksa pelukannya, namun masih dengan gerakan pelan.

"Mama ih maaf..." lirih Zee merengek.

"Maaf maaf mulu abis itu di lakuin lagi."

"Ndak, nanti ga bakal lagi."

Beloved S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang