10

3.7K 486 123
                                    

Kini di sekolah SMA 48 jam istirahat sedang berlangsung, semua murid-muridnya sudah pasti berbondong bondong ke kantin untuk mengisi perutnya yang lapar.

Berbeda dengan Zee yang kini masih anteng terduduk di bangkunya, itu justru membuat teman temannya bingung karena biasanya Zee yang paling semangat untuk jajan di kantin, walaupun membawa bekal.

"Zee, bawa bekel lagi?" tanya Adel mewakili semuanya.

"Iya, kalian kalo mau ke kantin sana cepet. Keburu abis nanti." jawab Zee.

Semuanya tersenyum mendengar jawaban Zee membuat Zee yang melihatnya itu aneh, mengapa teman temannya ini senyam senyum begitu? Kaya orang gila baru.

"Kenapa sih senyam senyum? Serem banget." cibir Zee sambil mengeluarkan kotak bekalnya.

"Yeee emangnya lo doang yang bisa bawa bekel, kita juga bawa kali. Mana guys tunjukin." Adel berseru. Ara, Oniel dan Olla pun dengan kompak mengeluarkan kotak bekalnya, ternyata oh ternyata mereka hari ini kompak membawa bekal.

"Widih... sulit di percaya tapi ini kenyataan." ucap Zee yang sebelumnya ternganga, kini semuanya sudah duduk mendekat menarik kursinya agar berkumpul di meja Zee.

"Enak sih bawa bekel, jadi hemat uang." ucap Olla.

"Iya bener, mami gue bangga gara-gara gue pengen bawa bekel." timpal Adel dengan kekehannya.

"Xixixi ngakak abiez, ibu gue malah ceramah katanya kenapa ga dari dulu gue bawa bekel kaya gini." tambah Oniel.

"Gue bawa bekel karena mama gue belum ngizinin jajan di kantin, nanti-nanti mah gatau deh bawa bekel lagi atau engga." ucap Zee.

"Gue kira lo udah berubah jadi anak baik ji." celetuk Adel.

"Dih, di kira selama ini gue ngga baik apa."

"Orang si Zee masih bandel weh, kemarin aja masih beli teh pucuk." kata Olla.

"Bener tuh," timpal Ara.

"Udah udah ah, makan cepet. Keburu masuk." Zee cs terkekeh seraya membuka kotak makannya masing-masing, mereka makan dengan nikmat di kelasnya ini.

***

Jam terus berjalan hingga kini malam telah kembali lagi, Zee baru saja menyelesaikan tugasnya. Anak itu dari tadi anteng di ruang TV, seperti biasa di temani oleh Shanju.

"Udah selesai?" tanya Shanju basa-basi yang melihat Zee mulai memasukkan bukunya ke dalam tas.

"Iya udah oma, capek juga ya ngerjain soal matematika." keluh Zee yang langsung gelendotan di lengan sang oma.

"Kasian cucu oma, mau makan lagi ngga?" tawar Shanju sembari mengusap kepala Zee.

"Ngga, aku cuma mau mama."

"Nanti besok pulangnya, sabar ya."

"Lama...!" rengek Zee.

"Eh ngga boleh gitu, kalo kangen telpon aja sana. Kalo ngga di angkat berarti belum break."

"Ngga mau, aku mau mama yang telpon aku duluan."

"Lho? Kalo gitu gimana caranya mama kamu tau kalo kamu kangen sama dia."

"Ya biarin aja, masa mama ngga bisa merasakan, masa mama juga ngga kangen sama anaknya."

"Yaaa siapa tau mama kamu masih marah, makanya ngga kangen kamu."

"Ihh marah mulu hiks..." lihatlah, manjanya sedang mode on di jam jam segini.

"Ssshutt ssstt bobo yuk? Oma kelonin deh."

Beloved S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang