32

107 8 0
                                    

"Jangan mengira Anda berperilaku seperti seorang kakak, semua orang akan berpikir Anda berperilaku semurni itu. Raden Bimo, pikiran Anda lebih panjang dibanding Kali Brantas."

Raden Bimo memutuskan pandangan dari orang-orang yang berjalan menaiki bukit curam, mengalihkan pandangannya pada sosok yang berkuda di sampingnya.

Mata Raden Bimo penuh dengan berbagai emosi, namun mulutnya tertutup rapat. Tidak membantah, tidak membenarkan, tidak menanggapi perkataan Pangeran Karta.

Giyantri adalah sosok Tuan Putri yang bebas, namun Tuan Putri tetaplah Seorang Putri, anak gadis manusia yang patuh.

Pikirannya tentang upacara terbesar dalam hidup, sebuah pernikahan, diserahkan sepenuhnya kepada orang tua.

Kecuali ada yang mempengaruhi pemikirannya, Giyantri tidak mungkin tiba-tiba menikahi orang asing yang dikenal hanya dalam waktu singkat.

Tapi Pamanda Raja dan Bibinda Permaisuri adalah sepasang manusia yang terikat dalam hubungan cinta mendalam.

Kehadiran sosok pria yang tiba-tiba dalam hidup putrinya memungkinkan keduanya berpikir tentang takdir yang membawa cinta.

Pujangga dan segala kisah cinta sejati yang tidak bisa diterka arah kedatangannya.

Hal ini bukan berarti keduanya membabi buta sepenuhnya menyatukan putrinya dengan pria asing selama sisa hidup putrinya.

Raja dan Permaisuri membiarkan putrinya menikah tanpa identitas seorang Tuan Putri.

Belum terlambat untuk mengungkapkan jati diri putrinya di kemudian hari. Setelah mereka menilai dengan hati-hati sikap pria yang dipilih suaminya.

Jika kemudian sikapnya tidak pantas, Raja dan Permaisuri bisa mengambil kembali putri mereka dan menikahkannya dengan orang lain tanpa perlu ternoda pernikahan yang gagal karena terburu-buru.

Sejarawan tidak akan menulis dengan pasti. Nama putri mereka dalam keabadian yang suci.

Paling-paling hanya akan ada cerita rakyat yang tidak jelas arahnya.

Tiga tahun sudah cukup untuk menilai seseorang.

Permaisuri berpikir demikian.

"Bukankah Adi Barja cukup baik untuk Tuan Putri? Mengapa tidak serta merta meminta pengawal membawa mereka secara langsung?"

Usulan Permaisuri membuat suasana hangat di meja makan berubah menjadi halus dan perlahan turun.

Pasangan anak dan ayah saling memandang.

"Ibunda, Adi Barja memang tidak memiliki masalah dengan kepribadiannya. Tapi selama ini, dia hanya sibuk berdagang. Adinda harus menanggung kesepian di rumah. Apa kualitasnya? Kita masih harus menilai."

"Wajar bagi seorang pedagang untuk mencari nafkah. Tiga tahun ini kelompok dagangnya telah berkembang pesat. Nanti Adi Barja pasti memiliki waktu lebih banyak untuk adikmu."

Permaisuri sangat yakin dengan penilaiannya, bukan hanya karena intuisi belaka.

Permaisuri menempatkan satu orang kepercayaannya yang selalu mengikuti Adi Barja dalam setiap waktu perjalanan untuk berdagang.

Setiap kali ada situasi sulit, Adi Barja mampu menahan diri.

Orang kepercayaannya bahkan memberikan pujian dalam laporannya.

Orang ini adalah prajurit berdarah yang hidupnya selalu dipenuhi darah.

Berbicara saja jarang, apalagi memuji orang lain.

Permaisuri menjadi yakin dengan karakter Adi Barja.

Menjadi satu-satunya dalam hidup, lebih baik dibanding status yang tinggi dan harta yang berlimpah.

Kamu Poligami Aku Poliandri, adil kan?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang