36

84 6 0
                                    

Beberapa waktu lalu...

Saat kali pertama Adipati Sukma begitu tidak bermoral di dalam kereta...

Giyantri merasa tidak nyaman di seluruh tubuhnya.

Dia meminta dayang memijat seluruh tubuhnya. Depan dan belakang.

Dia juga meminta jamu untuk tubuh lembutnya yang membengkak.

Pijatannya sangat nyaman. Giyantri tertidur lelap tanpa disadari.

Di tengah tidurnya, Giyantri terbangun oleh suara pukulan yang nyaring disertai suara rintihan tertahan.

Giyantri mengintip ke luar dari sudut jendela yang terbuka dan tidak bisa menahan diri untuk tidak terguling jatuh dari ranjang kereta.

Adipati Sukma memukul dua telapak tangan dayang yang sebelumnya memijat tubuhnya dan membuat tubuhnya rileks.

Dayang yang dihukum tidak berkata-kata. Diam bungkam menerima hukuman.

Adipati Sukma adalah praktisi bela diri. Semua orang bisa melihat dengan mata telanjang jika Adipati Sukma tidak menahan kekuatannya

Giyantri yang bersembunyi saja meringis saat tiap-tiap dahan pohon yang tebal terdengar bertabrakan dan mengiris daging telapak tangan.

Korban yang bersangkutan...

Dayang itu... hanya diam.

Seolah-olah terbiasa..

Giyantri tidak tahan melihat orangnya disiksa sedemikian rupa.

Giyantri keluar dan menyela hukuman yang sedang berlangsung.

Angin yang tertampar dari ayunan dahan pohon di tangan Adipati Sukma membuktikan betapa kuatnya kekuatan Adipati Sukma dalam pukulannya.

Jika Adipati Sukma tidak berhenti...

Giyantri tidak tahu apakah daging di tubuhnya akan ikut terkoyak seperti telapak tangan dayang yang sudah tidak berbentuk!

Giyantri bertanya kesalahan dayang itu dan Adipati Sukma dengan enteng menjawab,

"Karena dia berani melampaui batas."

Giyantri tidak menerima alasan itu, tetapi semua orang yang ia perintahkan untuk menyelidiki, mengatakan hal yang sama.

Hanya karena membantunya memijat... dayang itu telah melampaui batas.

Memang... pijatan biasanya dilakukan pada bagian bahu atau pada bagian punggung, bagian kaki, dan bagian tangan.

Sangat jarang bagi orang-orang Kerajaan Pasupati melakukan pijat tubuh secara menyeluruh.

Depan dan belakang..

Dan..

Memang... cukup aneh untuk orang lain memberikan ramuan pada bagian lembut yang membengkak.

Tapi Giyantri sudah tidak memiliki tenaga. Jika dibiarkan akan tidak nyaman.

Meminta tolong pada Adipati Sukma? Sama saja mengundang harimau kembali ke gunung!

Karena membantunya... tangan dayang yang terluka tidak bisa digunakan selama sepuluh hari sepuluh malam.

Pria ini benar-benar pencemburu buta!

Takutnya... perjalanan kali ini bukan hanya tentang mengunjungi kedua orang tuanya!

Giyantri mengingat hari-hari terkahir yang dihabiskannya bersama Adipati Sukma.

Pikirannya kemudian berkelebat berganti gambaran perut besar Kinanti.

Kenangannya dan Adi Barja... entah sejak kapan mulai memudar.

Kamu Poligami Aku Poliandri, adil kan?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang