Memikirkan segalanya, Giyantri jadi tak sabar untuk pergi ke keraton.
Giyantri mengetuk meja beberapa kali dan tiga dayang bergegas masuk.
"Siapkan segalanya. Besok pagi kita ke keraton."
Ketiganya menerima perintah dan bergegas bersiap.
Barang bawaan tidak banyak. Mereka hanya perlu mengatur rute yang aman dan baik.
Selama majikan mereka belum sampai keraton dan diketahui orang-orang di dalamnya, mereka harus menjaga majikan mereka sebaik mungkin.
Salah satu dayang memutuskan mengundang prajurit keraton dan Giyantri hanya melambaikan tangan untuk menyetujuinya.
Tidak lama kemudian, tiga prajurit dengan kelat bahu pasukan khusus muncul dan memberi salam.
Keberadaan Tuan Putri berkali-kali selalu menjadi bahan pembicaraan banyak kelompok.
Mereka tak menyangka akan berjumpa dan melayani langsung.
Ketiga prajurit itu adalah pasukan khusus pengaman ibu kota.
Mereka dibawah komando langsung atasan mereka yang selalu bertindak lebih dulu baru kemudian melaporkan.
Karena sudah malam hari, kepala pasukan khusus hanya bisa menunggu fajar untuk menyampaikan berita.
Keheningan keraton yang tampak sama seperti hari-hari lainnya memungkinkan Raja dan Permaisuri belum mengetahui keberadaan Tuan Putri.
Kepala pasukan khusus jadi bersemangat!
Giyantri tidur siang terlalu banyak dan akhirnya tidak bisa tertidur di malam hari.
Giyantri kembali mengusir tiga dayang dan banyak berdiskusi dengan Kresna, pengawal rahasianya.
Saat sinar kemerahan muncul di langit, Giyantri baru bisa terlelap.
Tiga dayang yang menunggu, sangat cemas.
Jalan sudah dibersihkan dan mereka bisa mencapai gapura keraton tanpa membuat keributan.
Tapi jika sudah siang datang, akan ada orang berlalu lalang.
Ibu kota dan keraton berada dalam satu daerah, tetapi dari ibu kota menuju keraton, harus melewati jalan setapak dengan hutan beringin yang lumayan panjang.
Sebenarnya tidak ada masalah.
Namun hari ini adalah hari pelaporan. Pejabat dari seluruh penjuru datang berbaris melaporkan segalanya.
Siang hari adalah waktu istirahat dan waktu pulang bagi mereka yang diperintah pulang.
Barisan orang keluar dari keraton sesak dan memenuhi jalan, jika Tuan Putri datang itu akan menjadi arah berlawanan dan membuat barisan rusak dan lambat.
Semua akan jadi merepotkan.
Akan tetapi, ketiganya hanyalah seorang dayang. Mereka tidak berani mengganggu istirahat Tuan Putri.
Mereka menunggu dengan sabar.
Di Kediaman Pangeran Karta, Adipati Sukma pulang dengan wajah yang rumit.
Permaisuri Pasupati mengadakan jamuan makan dengan dia sebagai orang luar dan keluarga Bekel Bhayangkara yang lengkap beranggotakan tiga orang.
Jika dia tidak tahu tujuan perjamuan makan siang ini, dia akan menjadi orang yang bodoh.
Namun dia sudah menjelaskan pada Pangeran Mahkota secara gamblang, dia juga menolak langsung permintaan tersirat Permaisuri.
"Yang Mulia, Tuan Putri sudah menerima hamba."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu Poligami Aku Poliandri, adil kan?
General FictionSatu tahun tidak bertemu, kehadirannya membawa sesak. Kebahagiaan Giyantri dalam menyambut kepulangan suaminya, berakhir ketika sesosok wanita berjalan sangat dekat dengan sang suami. Adi Barja tidak berdaya untuk memperkenalkan madu istrinya di saa...