34

117 9 1
                                    

Bagaimana Raden Bimo sebagai satu-satunya keponakan terdekat Raja Pasupati mampu menyelamatkan kehidupannya dalam ekspedisinya meraungi Kerajaan Pasupati dan Kerajaan-Kerajaan sekitar?

Karena identitasnya?

Itu bisa berlaku di tanah yang damai, di wilayah yang relatif dekat, di daerah yang benar-benar memiliki ketakutan besar pada Keluarga Kerajaan.

Ada banyak manusia di luar dunia.

Raden Bimo bukan hanya seorang petualang, ia memiliki dasar yang diperlukan: kekuatan.

Kekuatan dalam kekuasaan dan kekuatan pribadi.

Jalanan terbentang. Bandit berada di mana-mana.

Raden Bimo yang tidak memiliki kualifikasi dalam sastra dan bisnis, hanya memiliki satu hal dalam masa pembelajarannya.

Bela diri.

Kemampuannya yang diasah secara rutin dan nyata dalam perjalanan membuat daya tempurnya hampir sama besarnya dengan Rakryan Tumenggung.

Jenderal tertinggi di Kerajaan Pasupati.

Mungkin bisa jadi lebih kuat.

Tidak ada yang tahu, karena keduanya tidak pernah melakukan pertarungan.

Rakryan Tumenggung pernah menerobos masuk di tengah pasukan musuh. Memenggal kepala jenderal ketika perang sedang berlangsung.

Raden Bimo pernah menghancurkan sarang bandit hanya dengan dua tangannya.

Lalu siapakah Adipati Sukma?

Pria berbakat yang memiliki banyak penyanjung.

Juga berarti musuh yang lahir dari kecemerlangan dan keberaniannya, ataupun mereka yang hanya mampu iri dan cemburu.

Tidak seperti tampilannya yang terlihat tanpa otot besar, Adipati Sukma mampu lolos dari setiap penculikan.

Lolos dari penculikan bukan hanya tentang melarikan diri dengan selamat.

Banyak di antaranya terjadi badai berdarah.

Sudah cukup bagi keduanya untuk mengeluarkan aura pembunuh yang mengesankan.

Di sini, Giyantri tidak sadar.

Dia berjalan dalam diam sambil menanti di dalam hati.

Ketika mencapai bibir gua, Giyantri tidak mampu menahan kedutan di sudut mulutnya.

Kemudian bibirnya tersenyum cerah. Gigi putihnya bersinar terang.

Gua batu permata hijau benar-benar sesuai dengan bayangannya!

Saat masuk ke kedalaman gua, mata langsung disinari oleh cahaya hijau yang menyilaukan.

Dinding, lantai, atap, dan segala penjuru dipenuhi warna hijau yang berkelap kelip.

Di atas atap gua terdapat titik-titik lubang yang membawa sinar mentari.

Cahaya matahari menari mengikuti awan yang berjalan tertiup angin.

Ada pecahan permata berserakan di bagian lantai.

Giyantri mengitari ruang gua dengan mata berbinar.

Perhiasan besar dan langka menumpuk di ruang perhiasannya.

Kebanyakan terbuat dari emas, perak, dan kayu.

Batu permata ditempatkan dalam bentuk kecil dalam perhiasan emas dan perak.

Ini kali pertama Giyantri melihat ruangan diselimuti permata.

Matanya berbinar. Kakinya berkeliling. Tangannya menyentuh tiap bagian yang mulus dan licin.

Kamu Poligami Aku Poliandri, adil kan?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang