"Bibinda! Pamanda!"
Suasana beku di balai kerja perlahan mencair oleh kedatangan cerah pria berpakaian hijau muda.
Pakaiannya sesekali bersinar keemasan oleh cahaya mentari yang melewati kisi jendela.
Wajah rupawannya makin indah oleh senyum lebar sedikit kekanakan.
Panggilan tanpa keformalan tidak membuat orang-orang jengkel. Dua orang tertinggi bahkan tersenyum kecil dan menatap kedatangannya dengan pandangan lembut.
Para pelayan dan dayang yang telah merasakan tekanan tinggi, perlahan merasa lega dan senang dengan kedatangannya.
Raden Bimo! Keponakan Raja! Keponakan Permaisuri!
Satu-satunya anak manis yang mampu menyenangkan hati Raja dan Permaisuri.
Bersama Pangeran Mahkota dan Pangeran Karta, Raja dan Permaisuri selalu berbicara dengan tegas.
Bersama Tuan Putri satu-satunya negeri ini, Raja dan Permaisuri hanya bisa sedikit berdamai, banyak pusingnya, oleh tingkah lakunya.
Mulut pria itu semanis madu, membuat keduanya gembira.
Dan mereka, para bawahan, juga akan ikut merasakan kebahagiaan.
Raja dan Permaisuri menyampingkan segala permasalahan yang membuat pusing.
Diam mendengar semangatnya yang membara.
"Ananda bertemu Antri. Kasihannya tinggal seorang diri."
Sepasang suami istri yang duduk bersama itu sontak saling memandang.
Satu pandangan, beribu kata.
Mereka juga mengkhawatirkan kondisi pernikahan putrinya.
Putranya berkata tiga tahun cukup untuk menstabilkan alur perdagangan dan suami putrinya akan fokus pada tahun-tahun berikutnya.
Tapi apa benar demikian?
Bagaimana kalau Adi Barja terus bepergian dan tidak tinggal menetap di sisi putrinya?
Putrinya mungkin malu untuk mengatakan penyesalan.
Gadis itu sendiri yang mengatakan ingin seorang pendamping hidup yang mengerti dirinya, bukan pria dengan status tinggi yang kaku dan dingin, tanpa komunikasi selalu menerka keinginan tanpa bertanya.
Hidup pernikahan sederhana, dua orang saling mencinta tanpa tambahan kedua dan ketiga.
"Tuan Adi sangat sibuk. Ananda bertemu Tuan Adi sedang menjual permata berharga. Pengerjaannya sangat indah. Hampir mencapai tingkat Mpu Ndalem. Tuan Adi sangat pandai menilai bakat."
Raden Bimo mengeluarkan permata hijau dan merah berupa cincin dan kalung.
Pengerjaannya sangat halus, seolah-olah dioles dengan kapas bukannya besi yang keras.
Masing-masing permata berbentuk oktagram. Setiap sisinya selaras dan sama besar.
Lambang Kerajaan Pasupati berbentuk oktagram.
Memiliki permata yang licin, sama sisi dan sama besarnya adalah keahlian tingkat tinggi.
Jika biasanya, Raja dan Permaisuri pasti menghargai.
Tapi saat ini...
Adi Barja berkeliling menjual pakaian dan mainan anak-anak.
Meski tidak memiliki toko tetap, kedatangan rombongan dagang Keluarga Adi belakangan telah menjadi sesuatu yang ditunggu banyak orang yang menyukai pakaian indah dan mainan unik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu Poligami Aku Poliandri, adil kan?
General FictionSatu tahun tidak bertemu, kehadirannya membawa sesak. Kebahagiaan Giyantri dalam menyambut kepulangan suaminya, berakhir ketika sesosok wanita berjalan sangat dekat dengan sang suami. Adi Barja tidak berdaya untuk memperkenalkan madu istrinya di saa...