2. Pelatihan

3.2K 313 39
                                    

Jaylen kembali saat sore hari. Entah acara pesta itu sudah sudah usai atau masih berlangsung. Dirinya melalui pintu belakang istana dan langsung pergi menuju tempat pelatihan.

Dia melihat banyak prajurit yang tengah berlatih dengan beberapa senior mereka dengan fokus. Namun gerakan gerakan yang di ajarkan para seniornya membuat Jaylen sedikit jengah.

"Hei hei, gerakan apa itu, kapan aku mengajari gerakan itu!" Ketusnya sambil berteriak lantang.

Para prajurit itu pun takut dengan bentakan sang pangeran apalagi para senior yang mengajari mereka. Jaylen turun dari atas kuda nya dan menghampiri mereka.

Jaylen mengajarkan langsung dengan gerakan telaten dan profesional khas seorang pelatih. Semua senior dan junior pasukan itu mengikutinya. Walau Jaylen sangat tegas dan angkuh tak di pungkiri Jaylen tak pernah melatih mereka hingga mencapai batas kemampuan sang prajurit itu sendiri.

Mereka akan di latih mental agar kemauan untuk maju ada pada hati mereka sendiri.

Tak di sangka dari arah gerbang utama area itu, terdapat Edward dan Bruix yang sama-sama berjalan menuju tempat pelatihan usai mengecek anggota militer bersenjata.

Jaylen yang melihat itu hanya menyingkirkan badan tanpa mau berlutut pada sosok kedua raja itu. Bahkan didepan ayahnya sendiri dia tidak berlutut hanya membungkukkan badannya sedikit.

Berbeda dengan para pasukan prajurit itu, mereka semuanya berlutut pada sosok dua raja itu. Senantiasa berlutut dengan kepala yang menunduk.

"Pangeran Jaylen, pelatihan yang hebat!" Puji raja Bruix.

"Terima kasih yang mulia," balasnya dengan anggukan kepala.

"Tak sia sia aku mempercayaimu atas segala pasukan kepemimpinan," lagi-lagi raja Bruix memujinya.

"Tidak masalah, ini demi penguatan pasukan agar perang 20 tahun lalu tak terjadi lagi..." ucapnya lirih namun masih terdengar.

"Jaylen." Panggil Edward.

"Ya ayah?"

"Ikutlah ke kerajaan Aurorise, kau adalah pemimpin pasukan militer bersenjata, kita akan kembali melangsungkan kerjasama kepada kerajaan utara itu."

"Baiklah," jawab nya dengan nada datar.

Disisi lain Carver yang tengah bersama dua pangeran Kakak beradik itu, tengah menikmati acara pertunjukan di tengah kota dengan beberapa pengawal agar para warga tidak terlalu dekat dengan anggota kerajaan.

"Bagaimana kau suka?" tanya Jexy.

"Tentu kak, aku menyukainya, selain kerajaan mu yang indah, warga disini juga makmur dan humoris aku menyukai nya." Senyum Carver begitu manis.

"Saat pencalonan bawa saja Carver, hahaha" ejek Maron pada adiknya.

"Itu masih lama, butuh waktu satu dekade lebih setelah pelantikan kak Jaylen." Balas Jexy.

"Yayayaya.."

Maron dan Jaylen benar benar bak langit dan bumi. Perbandingan sifat keduanya sejak kecil sangatlah ketara. Walaupun Maron sama-sama memiliki masa kelam di masa lalu, Maron memilih mengampu pada bidang kesejahteraan rakyat yang mengatur jalannya kepemimpinan sumber daya di kerajaan.

Membuat Maron sangat jarang berlatih atau memegang benda tajam seperti halnya adiknya. Namun pangeran itu masih mempunyai keahlian yang cukup hebat dalam bidang persenjataan.

Sedangkan Jexy sendiri belum di perbolehkan oleh raja dan ratu untuk mengambil satu tumpu bagian kepemimpinan. Karena keduanya pikir Jexy masih sangat anak-anak dan belum pas waktunya untuk ikut dalam hal kepemimpinan untuk kedepannya.

PRINCE OF VERDENTIA [NOREN] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang