Sudah habis masa tugas mereka. Penuh rintangan, penuh godaan dan penuh ujian, itulah yang mereka rasakan sebulan ini dengan penuh tekad dan perjalanan yang terbilang tak mudah.
Sebulan penuh selesai dengan damai. Esok kedua pangeran itu akan melaksanakan pelantikan, sampai malam ini mereka akan berangkat bersama dengan seluruh anggota keluarga kerajaan dan para prajurit Verdentia.
Sang ratu juga sudah banyak kempersiapkan persembahan untuk di bawa ke tanah Verdentia. Seharusnya perjalanan mereka tempuh saat siang, karena beberapa kendala mereka harus mengulur waktu sampai malam. Tak terlalu beresiko karena yang mereka bawa lebih dari 800 anggota pasukan Verdentia.
Pelatihan ini juga merupakan pelatihan terakhir mereka di Aurorise, karena selanjutnya para anggota pasukan resmi, akan mengambil alih mereka dalam penyerahan tahta sebagai pasukan resmi saat pelantikan.
Tak terasa sejak Maron melakukan pelantikan hampir satu dekade yang lalu kini giliran pangeran kedua yang akan melakukan pelantikan sebagai calon raja Verdentia.
"Reeve kau siap?" tanya sang ratu pada putra mereka.
"Iya ibunda, aku siap tentu saja." Balasnya tanpa beban apapun.
Dan ini juga merupakan pertama kalinya, Niel akan berkunjung ke kerajaan Verdentia setelah sekian lama dirinya begitu menanti. Mereka mulai meninggalkan istana dengan menyerahkan tugas sementara kepada para mentri kerajaan. Serta pasukan prajurit yang tak boleh membukakan gerbang selagi raja dan ratu tidak ada di Kerajaan.
Mereka berjalan perlahan yang mereka tahu pasti mereka akan sampai di sana tengah malam atau bahkan lebih lama. Jaylen menunggangi kudanya sendiri sementara Reeve duduk manis di dalam kereta kuda bersana keluarganya.
Jaylen memimpin perjalanan dengan Harry yang berjaga di depan kuda para prajurit dan Kevin di belakang, alias jauh di ujung belakang barisan.
Senyum manis tak bisa di tutupi di wajah tampan milik Jaylen, bahkan sesekali dia menoleh ke arah bulan yang hampir usai fenomena bulan ganda. Batin nya tak henti mengucap doa pada kedua dewa itu yang bahkan selalu memberkatinya suatu kebahagiaan.
Jaylen pikir perjalanannya akan baik-baik saja, ternyata lagi-lagi dia di cegat oleh kawanan bandit yang bahkan jumlahnya lebih banyak. Hampir lebih dari seratus atau dua ratus pasukan musuh mengintai mereka sejak keluar gerbang kerajaan.
"Ck sial, mereka tak ada habisnya!"
"Harry, tolong panggil Kevin segera dan bawa pasukan unggul untuk membantu garda depan, sisanya lindungi kereta kuda kerajaan, jangan sampai mereka menyentuh nggota ketajaan terutama Reeve!" Perintah Jaylen pada pengawalnya.
Harry langsung memacu kudanya kebelakang sambil memilih beberapa orang yang pantas untuk dia bawa ke garda depan.
Seperti nya pelatihan Jaylen membuahkan hasil, bahkan Jaylen hanya meminta pasukan unggul, tanpa di minta hampir seluruh pasukan hendak maju, namun Jaylen perintahkan beberapa pasukan menjaga kereta kuda kerajaan di belakang sana.
"Jangan bergerak sebelum aku memerintah kalian!" Teriakan itu bahkan menembus para telinga anggota kerajaan yang nampak begitu tegang dan takut.
Kembali Jaylen mengalihkan perhatian sampai Harry menggiring mereka jauh kedalam hutan.
Jaylen saat ini berhadapan dengan sosok yang dia yakini adalah ketua komplotan bandit yang begitu dia benci. Menjengkelkan.
"Apa kau marah karena anggota mu kami hukum hah?" Seringai licik Jaylen lontarkan membuat wajah di balik masker itu kian emosi.
"Kau bedebah gila, akui saja jika kerajaan mu kalah, dan serahkan batu itu, kita semua sudah tahu jika kau akan melakukan pelantikan besok, namun tak semudah itu bocah cilik!"

KAMU SEDANG MEMBACA
PRINCE OF VERDENTIA [NOREN]
RomanceJaylen Verden Smith sang pangeran berdarah dingin yang selalu berpegang teguh pada sumpahnya yakni tak akan berlutut kepada siapapun dan apapun tahta nya kecuali pada sang Ayahanda dan Ibundanya. Namun Pangeran Reeve Aurolarick lah satu satunya pan...