20. Batu dari Niel

1.3K 189 17
                                    

Beberapa hari berlalu, kedekatan Reeve dengan sosok yang bernama Gaines itu kian membuat Jaylen geram. Pasalnya Jaylen selalu saja di abaikan oleh Reeve membuat dirinya seolah hanyalah seorang guru yang mengampu pada kerajaan ini.

Jaylen melihat dari area taman belakang hendak ke gerbang area pelatihan, jika Reeve dan gaines tengah duduk bersama di atas menara lonceng. Entah bagaimana mereka bisa sampai disana yang jelas pemandangan itu membuat Jaylen kian murka.

"Ayunkan pedang kalian yang benar, ck memperlambat latihan!" Ketusnya memarahi seluruh prajurit itu.

Harry dan Kevin saling menatap akan kedatangan Jaylen yang tiba tiba begitu emosional. Tangannya mengepal hebat dengan urat yang begitu menonjol dan wajah yang memerah.

"Yang mulia, hari ini Jexy akan pulang, izin untuk mengantarkannya siang nanti yang mulia..." Harry bersama Kevin berlutut dan meminta izin untuk membawa Jexy kembali ke Verdentia.

"Hmm."

"Jaga dia jangan sampai terluka!" Jaylen tak menoleh kebelakang, melainkan hanya menoleh kesamping dengan lirikan mata yang begitu tajam.

"Baik yang mulia."

Mereka melanjutkan sesi latihannya sebelum akhirnya siang nanti akan mengantarkan sosok pangeran kecil itu pulang. Baguslah, tugas Jaylen untuk menjaga Jexy sudah selesai. Walau tak mempengaruhi apapun Jaylen merasa di bebani dengan itu.

Latihan benar-benar menakutkan, Jaylen menekankan pada seluruh prajurit teknik sulit yang seharusnya belum bisa diajarkan. Dua jam berlalu begitu melelahkan dan penuh ketakutan. Akibat dari latihan yang terlarang itu, beberapa prajurit ada yang terkena sayatan pedang di bagian lengan dan kakinya. Jumlahnya tak sedikit, bahkan bisa di bilang sangat banyak.

Namun Jaylen tetap acuh, tak menghiraukan yang ada di tubuh mereka. Harry yang melihat sang pangeran begitu lepas kendali langsung dengan berani menghampirinya dan berlutut dihadapannya.

"Maaf yang mulia, apakah latihan ini tidak terlalu kejam bagi mereka? Luka-luka itu bisa berbahaya yang mulia." Adu nya.

Langkahnya terhenti karena Harry di bawahnya. Sorot matanya tajam menatap nya begitu dalam. Tak ada raut belas kasihan pada wajah tegas milik Jaylen. "Apa itu akan sebanding dengan perang yang sesungguhnya?" tanya Jaylen yang dimana mengacu pada perang 20 tahun lalu yang melibatkan ribuan luka dan kematian para pasukan Verdentia.

"Ti-tidak yang mulia..."

"Lebih baik terluka dari pada kehilangan nyawa karena tak bisa melindungi!" Harry terdiam dengan ucapan itu. Kilas balik akan perang 20 tahun lalu membuatnya sedikit bergetar.

Benar apa ucapan Jaylen, perang itu begitu menakutkan kala kita tak bisa melindungi orang yang kita sayangi. Selepas orang bodoh yang menyaksikan kematian tepat di depan matanya. Sayatan, goresan, hingga penembakan terekam begitu jelas bagai memori yang abadi.

Jaylen kembali karena hendak menyiapkan adiknya agar pulang keadaan baik baik saja. Jika tahu Jexy pernah terluka, dia benar benar akan di amuk oleh sang ibunda.

"Pulang cepat!"

"Ck iya iya, aku tengah beres-beres."

"Oh ya aku di beri hadiah oleh Niel sebuah berlian berwarna biru, bukan kan itu lucu.." tangannya mengulur membawa kantong hitam dan menunjukannya pada Jaylen.

Jaylen mengamati berlian itu yang nampak seperti batu. Jika itu berlian kilauannya akan lebih terang dan transparan, namun yang di pegang oleh Jexy seperti pekat namun bercahaya.

"Apa kata Niel?" tanya Jaylen.

"Aku harus menjaganya, hingga pelantikan kakak dimulai." Sudah Jaylen duga. Itu bukanlah berlian, melainkan pecahan batu biru yang entah dari mana pangeran kedua itu dapatkan.

PRINCE OF VERDENTIA [NOREN] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang