Jaylen Verden Smith sang pangeran berdarah dingin yang selalu berpegang teguh pada sumpahnya yakni tak akan berlutut kepada siapapun dan apapun tahta nya kecuali pada sang Ayahanda dan Ibundanya.
Namun Pangeran Reeve Aurolarick lah satu satunya pan...
Pakaian cantik, berwarna biru muda bertengger di tubuh si manis. Membuat suasana dan tampilan baru akan Reeve yng biasanya selalu memakai pakaian berwarna putih. Jaylen juga dengan pakaian hitamnya, begitu menawan dengan wajah tegas dan tatapan mata yang indah.
Berlari dari ujung padang rumput hingga pohon tua itu membuat suasana hati mereka begitu bahagia. Bagaimana tidak, bebasnya Reeve dri kutukan batu biru membuat nya nampak seperti terlahir kembali. Dengan bebas berlari di hamparan rumput yang hijau dan membentang luas.
Tawa dan senyuman itu tercetak jelas di wajah si manis bagaimana kebahagiaan tengah mendominasi hidupnya saat ini. Dia tak lagi merasa harus bersikap malu malu di depan Jaylen, sosok itu juga bahkan dengan sengaja menjalihi nya. Membuat Reeve jatuh dn tertawa di atas rumput.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(Anggap aja itu mereka)
"Kau senang?" Reeve mengangguk antusias. Nafasnya terengah engah bermain layaknya anak kecil disana.
Tiba-tiba sepasang pasangan suami istri datang menghampiri mereka. Duduk di pohon itu sambil menunggu keduanya menyadari akan kehadiran sosoknya.
"Oh, Maron." Wajahnya berubah tegas dari yang semula tersenyum lebar hingga membuat matanya menghilang.
"Lanjutkan saja, aku hanya ingin ikut bersantai." Haylen memangku Maron di bawahnya sambil dia elus kepalanya.
Jaylen yang melihat itu, lantas menoleh pada Reeve untuk meminta perlakuan yang sama. "Apa?" Reeve kebingungan dengan tatapan itu.
Mereka mendekat dan tak lama Jaylen langsung berbaring di paha Reeve sambil mengacak surai si manis dari bawah.
"Kau melebihi aku Jay."
"Dia calon ku, bulan depan sebelum kau ke Ghalerixt aku dengannya akan melakukan pelantikan," ucap Jaylen sambil menggenggam tangan si manis.
"Reeve sangat cantik, aku masih tak percaya kau itu batu," Haylen terkekeh karena paras Reeve yang cantik namun dia hanya seorang reinkarnasi sebuah batu.
"Selera adik mu aneh sayang, namun baguslah kalian cocok bahkan dewa sudah menjodohkan kalian." lanjut Haylen berucap.
"Begitulah Jaylen, bukan begitu pria cengeng?" Maron suka sekali mengerjai adiknya. Walau Jaylen kecil dan sekarang sudah berbeda, tetap saja di mata Maron adiknya masih kecil.
Membandingkannya dengan Jexy saja, bisa terlihat Jexy lebih dewasa di umur nya yang sekarang. Jaylen sendiri tak menanggapi, dia sibuk bermain dengan hiasan baju milik sang kekasih.
"Ku lihat kau kadang begitu akrab dengan para pelayanan, kau baik-baik saja?" tanya Maron pada sang adik.
"Itu ujian yang harus kujalani, sejujurnya lebih sulit ini di bandingkan harus membunuh ratusan bandit di pasar gelap."