35. Pelantikan [END]

1.6K 143 32
                                    

Renungan kabar duka masih menyelimuti mereka semua. Bahkan Kevin juga tak kembali dari area hutan sana. Butuh waktu 3 jam lebih untuk mereka susul, namun tak akan pernah bisa tepat waktu apalagi kini hari kian siang.

Reeve tengah berdandan cantik walau hatinya begitu terluka dia tetap mencoba berpikir positif jika Jaylen hanya sekedar tertinggal saja. Bukannya kian mendapat perasaan yang gundah Reeve justru kian merasa ada yang aneh.

Kepalanya panas penuh dengan ribuan bisikan pertanyaan yang bahkan harus segera terjawab. Batu biru tetap akan menjadi batu, dengan secuil kekuatan yang menyertainya. Reeve akan melakukan pelantikan siang nanti namun Jaylen belum saja kembali.

Apa karena Xurios makanya mereka tak bisa melepas sumpah? Lalu jika kontrak ini berlanjut siapa yang akan berdiri di samping Reeve kala pelantikan?

Meriahnya beberapa jamuan dan pesta warga Verdentia tak menyulut semangat si manis. Bahkan pakaian khas Verdentia yang begitu indah juga tak di lirik oleh Reeve. Kepalanya mengadah, mengintip ke luar jendela siapa tahu Jaylen datang dengan seonggok bunga untuknya.

Musnah. Reeve mengharapkan sesuatu yang mustahil bahkan dengan entengnya raja Edward sebelum nya bilang, usai pelantikan maka anggota kerajaan akan ke tempat persemayaman Jaylen berada.

"Tidak, pangeran tak mungkin kalah, tidak..." Gumam Reeve dengan kacaunya pikiran.

"Yang mulia, anda di panggil ratu Arion untuk tetap melakukan pelantikan..." Pelayan itu berlutut di hadapan Reeve lalu sang empu tak menjawab apapun. Belum ingin pergi dari tempatnya, namun kakinya mengiyakan perintah itu dan melangkah ke singgah sana dua raja dan ratu Verdentia.

"Reeve.." Panggil ratu Arion.

"Ya yang mulia." Jawabnya lesu dengan menunduk hormat perlahan.

"Sebagai perwakilan Verdentia, kau mau kan melakukan pelantikan, dan memutus sumpah kalian?"

"Yang mulia... H-hamba... Hamba tidak bisa.." Iris Reeve kembali membentang air mata yang bahkan turun menetes membasahi lantai kerajaan.

"Reeve, demi Jaylen ya..."

Ratu Arion lantas turun perlahan, mendekap tubuh kecil yang kini ambruk di lantai. Tubuh Reeve sejenak memanas dengan lirih suara isakan tangis yang terus sosok manis itu keluarkan.

Reeve bahkan hanya bisa tidur satu jam usai pingsan petang tadi. Karena terlalu syok mendengar berita yang di lontarkan Harry.

"Yang m-mulia, p-pangeran y-yang m-mulia..." Isak Reeve yang kini di dekap erat oleh ratu Arion.

"Iya Reeve iya... Jaylen pasti akan kembali, kau percaya pada nya kan..."

Reeve diam, bahkan mau bagaimana pun caranya entah ibundanya atau bahkan Niel tak bisa menenangkan si manis yang masih terisak begitu lara nya.

Kehilangan kekasihnya di saat sehari sebelum masa pelantikan nya bukanlah hal yang harus dia sabari. Dia tak bisa tak bisa melepas Jaylen begitu saja, apalagi ikatan batu biru yang masih menempel padanya. Dia tak bisa bahkan jika seumur hidup pasangannya adalah Jaylen, maka dia tak akan pernah bisa ingkar apapun bentuk halangannya.

"Aku tak bisa...."

"Siapa calon ku dia tiada yang mulia.... Putra anda.. Putra anda yang m-mulia.." Isakan Reeve sangat menyakitkan bagi anggota kerajaan lain yang mendengar itu.

Jexy menghampiri Reeve yang tengah di rengkuh oleh ibundanya. Memeluk Reeve sepersekian detik dengan erat dengan tangisan yang sama kuatnya. Menyalurkan semangat satu sama lain namun tetap saja ambruk nan runtuh perasaa mereka.

"Pangeran Reeve... Kakak... Kakak jay..." Isak Jexy di pelukan Reeve.

"Kau mau melanjutkan pelantikan sayang?" tanya ratu Eileen yang kini mendekat ke arah anaknya dengan mata sedikit basah.

PRINCE OF VERDENTIA [NOREN] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang