11. Hukuman

1.8K 222 43
                                    

Pagi ini Dareth sudah meminta Edward dan pasukan berjumlah 70 orang itu untuk segera kembali. Dareth nampaknya juga kesal dengan Edward, namun tak bisa begitu marah pada raja yang telah memberikannya banyak keuntungan. Meninggalkan Jaylen sendirian yang masih di bawah jeruji besi.

Edward membiarkan Jaylen di tahan disana sementara, nampaknya sifat liar sosok itu tak bisa di ubah dan mutlak insting alaminya.

Siang ini Jaylen mendapati hukuman dari raja Dareth. Dareth tahu betul kondisi Reeve yang sama persis seperti kejadian beberapa tahun lalu. Walau dirinya belum bisa memastikan apa yang di derita oleh Reeve Aurolarick.

Sebanyak 10x cambukan lebih Dareth berikan di tubuh lebar itu. Tak menghiraukan siapa yang kini tengah dirinya hukum. Jaylen pun hanya bisa diam tanpa memberontak dan berekspresi sedikitpun. Wajahnya datar nampak tidak merasakan sakit apapun. Dia malah lebih khawatir dengan Reeve yang belum kunjung menemuinya dan memberikan nya kabar usai tak sadarkan diri.

Disisi lain Reeve tengah terduduk dengan kepala yang berdengung keras. Seolah kejadian semalam hanyalah mimpi. Eileen dan Niel yang berada di tepi ranjang sontak langsung menanyakan kondisi sang empu.

Namun pikiran Reeve kini malah tertuju pada Jaylen yang malah membuatnya khawatir. Reeve merasakan perasaan aneh saat mengingat sosok itu.

"Dimana pangeran Jaylen?" tanya nya namun tak mendapat jawaban dari Eileen.

Niel yang melihat ibundanya terdiam sambil menunduk lantas naik dan duduk di tepi kasur.

"Niel dengar pangeran Jaylen tengah di hukum oleh ayah di ruang bawa tanah."

"Di hukum, mengapa?" Kembali Reeve kaget dan panik secara bersamaan.

"Karena membawa kakak keluar gerbang..."

"Niel!" sentak Eileen melihat jika Niel malah jujur akan hal itu kepada Reeve. Sebenarnya Eileen ingin menyembunyikan ini sampai hukuman Jaylen selesai, namun Niel sendiri yang membocorkan nya.

Anak itu benar benar terlampau polos. Reeve tak menghiraukan perkataan ibundanya ia keluar berlari tunggang langgang meneriaki satu persatu prajurit yang menghalangi agar menepi, atau mereka yang akan menerima hukuman dari sosok manis itu.

Bahkan dia berlari tanpa menggunakan alas kaki, membuatnya tampak berantakan. Reeve segera turun ke tangga dengan cahaya yang minim. Disana terdapat banyak prajurit namun segera dia mengancamnya dan membiarkan Reeve berjalan bebas sambil menunduk takut.

"AYAH HENTIKAN!" teriaknya membuyarkan atensi dua orang yang kini berada di atas dan dibawah kukungan rantai.

"Reeve..." Gumam Jaylen melihat jika Reeve datang dengan begitu berantakan.

"Sebenarnya kau ini kenapa?"

"Cukup, mungkin aku tak terlalu ingat kejadian itu, namun yang ku ingat akulah yang salah karena memerintahkan penjaga membuka gerbang!" Jelas Reeve membela.

"Diam Reeve!" Tegas Dareth tak menerima alasan apapun dari anak sulungnya.

"Hentikan! Pangeran tak bersalah!"

"REEVE PERGILAH!" Teriak Jaylen membuat Reeve kini terbungkam. Entah apa maksud Jaylen namun Reeve nampak sedikit kecewa dengan sosok yang masih berlutut dengan seluruh tubuh penuh rantai dan bekas luka cambukan.

"Mengapa....?" tanya Reeve lirih.

"Ini hukuman ku, aku adalah seorang dominan dan kau harus paham itu!" Kembali suara bariton itu membuat Reeve terdiam. Sekalipun Jaylen adalah dominan, apa salah dirinya memberi pembelaan walau harus menentang ayahnya?

PRINCE OF VERDENTIA [NOREN] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang