13. Surat dari Reeve Aurolarick

1.4K 196 35
                                    

Jaylen di kerajaannya hanya berdiam diri tanpa melakukan kegiatan apapun. Maron masih saja sibuk dengan tunangannya Haylen. Jaylen benar-benar harus berubah, pasalnya 7 bulan lagi pelantikan dirinya akan berlangsung dan dengan segera dia harus memilih siapa calonnya, sebelum sang raja Edward yang langsung membawanya sendiri.

Tak lama pelayan datang membawakan surat dengan pita putih dan corak khas bulu angsa. Ia mengambilnya dan membuka isi surat itu. Terdapat tulisan tangan yang cukup rapih nan cantik. Dia membacanya dan ternyata itu adalah balasan surat yang sebelumnya Jaylen taruh di sela pintu si manis.

Aku Reeve Aurolarick, pangeran apa yang sebenarnya terjadi, mengapa kau menulis surat seperti itu? Kau mengatakan jika aku harus waspada? Untuk apa?

Kau terus saja bertingkah aneh saat ingin kembali, rasanya begitu familiar setiap kali aku menyentuh hiasan bulu angsa di kepala ku..

Apa sebelumnya kita pernah ke suatu tempat? Pangeran pelantikan ku akan terjadi 7 bulan lagi, datanglah ke pesta ku nanti. Ibunda menyuruh ku berbicara ini melalui surat.

Terima kasih telah memberitahu ku, datanglah kembali, Jaylen Verden Smith.

Begitulah isi surat yang Reeve berikan. Jaylen tak paham apa maksud balasan surat yang Reeve kirimkan ini. Pasalnya dia menulis surat untuk waspada dan menyuruhnya untuk selalu bahagia, namun jawabannya sangat aneh.

"Pelantikan?" pikir Jaylen.

Waktu yang sama sebelum dirinya juga akan melakukan pelantikan. Apa maksudnya Reeve sudah mempunyai pasangan dan calon untuk menjadi pendamping di acara pelantikan putra mahkota?

"Ck. Sial!" Geram Jaylen.

Entah mengapa kini rasanya sosok itu ingin menemui si manis disana, walau harus melalui perjalanan yang sangat panjang. Ingin sekali menyeret Reeve langsung untuk melakukan kontak fisik sebelum akhirnya menjadi pasangan di pelantikan nya.

Ia tak mau Reeve menjadi pinangan pangeran lain, yang belum dirinya ketahui siapa sosok itu. Rasa geram dan amarahnya bisa terlihat jelas di sorot mata sosok itu. Jaylen baru bisa kembali ke Aurorise satu minggu lagi karena harus mengurus persenjataan Verdentia yang kini tengah di perbarui.

Maron yang kini keluar dari istana pun melihat Jaylen di taman dengan aura kemarahan yang bisa di rasakan dari jarak dua meter. Dia menghampiri adiknya dan duduk disana.

"Mengapa, kau tampak marah?" tanya Maron.

Jaylen melirik sejenak lalu menjawab, "Baca lah!"

Jaylen menyerahkan surat itu dan Maron dengan seksama membacanya. Dia tak tahu apa maksud surat yang dirinya tahu dari pangeran Aurorise.

"Apa Reeve akan melakukan pelantikan diwaktu yang sama dengan mu?"

"Entahlah."

"Jadi maksud mu kau cemburu, kau tidak ingin Reeve menjadi pinangan pangeran lain?" Maron terkekeh geli, jelas jika raut wajah adiknya mengekpresikan begitu.

"DIAMLAH." Jaylen geram, dan kini malah mendiami kakaknya.

Maron tahu betul jika Jaylen menyukai pangeran manis itu. Pasalnya dari cara menatap dan cara bicaranya sungguh berbeda dari apa yang biasa Jaylen gunakan.

"Ku denger dari ayah, kau membawa Reeve keluar gerbang.."

"Kenapa begitu gegabah? Sejak aku berada disana, aku menyadari jika Aurorise bukan sembarang kerajaan yang tertutup." Jelasnya pada Jaylen.

"Aku hanya mengajaknya sebentar."

"Sama saja itu kesalahan, coba lah tidak menuruti keinginan sesaat mu, jika kau memang mencintai Reeve." Maron memberi nasihat pada adiknya. Yang dia tahu Jaylen mungkin tak akan mendengarkannya.

Walau begitu, Maron hanya ingin Jaylen kembali menjadi pangeran manis layaknya Jaylen berumur 5 tahun. Pasti ada suatu alasan kan mengapa Jaylen begitu berubah.

Malamnya Jaylen bersama dua pengawalnya datang kembali ke menara lonceng tua yang sering dia datangi. Dia naik ke atas dan melihat pemandangan malam yang begitu gelap. Berbeda dengan pemandangan Aurorise yang ia lihat sebelumnya.

"Pangeran apa kau baik-baik saja?" Kevin bertanya karena sedari tadi ekspresi Jaylen nampak gundah dan bimbang.

Harry pun sama menyadari jika Jaylen seperti tengah bersedih akan sesuatu di balik wajah datarnya. Gerak gerik Jaylen juga nampak seperti orang yang tengah menunggu sesuatu.

"Jika ku kasih tugas rahasia apa kalian mau? Sebelum aku datang kembali ke Aurorise?"

Keduanya saling memandang bingung akan pertanyaan pengeran mereka. Pasalnya tak biasanya Jaylen meminta tugas rahasia seperti ini.

"Akan hamba lakukan sebisa hamba pangeran."

"Tugas apa pangeran?"

"Jadilah mata mata selama 5 hari, dan selidiki siapa yang Reeve maksud akan surat ini.." Jaylen menyerahkan surat sebelumnya yang kini tengah di baca oleh kedua pengawalnya.

Mereka terkejut seperti nya mereka sadar jika mereka akan di tugaskan untuk mencari tahu siapa pangeran yang akan meminang Reeve nanti nya.

"Kalian sanggup?" Mereka menelan ludahnya kasar. Melihat luka Jaylen usai di hukum raja Dareth saja sudah membuat mereka ketakutan, kini malah harus mendapatkan tugas yang membahayakan dirinya.

"S-sebisa hamba pangeran..."

"Baiklah datanglah ke Aurorise di atas jam 12 malam, kalian akan ku fasilitasi penginapan di dekat kota Aurorise."

"Gunakan nama lain dan berpura-pura lah menjadi warga nya kalian mengerti?"

"Ya pangeran."

𓂃 ࣪˖ ִֶָཐིཋྀ ִֶָ ࣪˖ ִֶָ𓂃 𓂃 ࣪˖ ִֶָཐིཋྀ ִֶָ ࣪˖ ִֶָ𓂃

Hallo prenn iam back, ada yang masih nungguin cerita ini? Btw ini cerita lumayan singkat ga sampai 40+ paling 30 udah selesai. Jadi ayo kembali cintai cerita "Prince of Verdentia" dengan banyak.

Lama gak si nunggu aku? Ge'er bangt aku. Oh ya prennn happy new year buat kalian semua, semoga hal baik terus menyertai kita, amin. Semoga di tahun ini banyak hal hal positif yang bisa di jadikan pelajaran.

Karena kondisi ku udah lumayan baikan, mulai hari ini aku bakal aktif nulis lagi, dan kali ini siapa yang mau double up, angkat tangan?

Karena aku masih nyimpen draf bulan lalu jadi aku up kali ini. So terus ikuti cerita ini ya, aku bakal update tiap hari setiap malam jam 8-10

So see u in the next chapter pren babayy 💚

PRINCE OF VERDENTIA [NOREN] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang