Sudah tiba hari dimana Jaylen akan kembali ke Aurorise. Dia beserta 3 pengawal pun berjalan membelah hutan belantara menuju negri itu. Jexy duduk di belakangnya dengan memegang erat baju Jaylen takut jika dirinya akan terjatuh.
Memang laju kuda milik Jaylen begitu kencang membuat Jexy seperti kurang nyaman.
"Kenapa?" tanya Jaylen.
"Pelankan sedikit, kuda mu sangat tak nyaman.." dia benar benar bersuara dengan suara terputus putus karena tempo kuda yang sangat cepat.
"Jika aku memelankan laju, kita akan sampai sangat lama!"
Jexy di belakan sana hanya bisa menghela nafasnya. Bahkan dua pengawal Jaylen di belakang hanya menertawakan aksi keduanya yang begitu lucu. Mereka tak membawa kereta kuda karena hanya perjalanan beberapa orang dan tidak bersama raja.
Berjam-jam mereka tempuh, dengan dua kali pemberhentian. Sore dengan senja yang muncul, membuat Aurorise memantulkan apik binarnya dari setiap penjuru bangunan. Jexy terpana melihat kerajaan Aurorise yang selama ini dia idam idamkan, membuatnya tak berkedip saat memasuki gerbang kerajaan.
Begitu senang hatinya kala ia melihat indahnya tata bangunan serba putih dengan warna jingga dari pantulan binar senja.
"Indah nya..." Gumam Jexy membuat Jaylen tersenyum kecil di belakangnya.
Jaylen nampak heran dengan kerajaan yang begitu sepi dan hanya beberapa orang yang berlaku lalang. Dia lantas menaruh kudanya dan masuk ke kerajaan utama untuk bertemu dengan raja Dareth serta menyerahkan beberapa batu permata yang di berikan oleh ayahnya.
"Pangeran anda mencari yang mulia Dareth?" tanya salah satu sosok pria paruh baya itu.
"Ya?!" Bingung Jaylen kala sosok itu berlutut dibawah nya.
"Hamba, adalah kepala mentri kesejahteraan, Barou Anixson."
"Hamba di utus raja membawa pangeran ke ruangan bawah tanahnya, tuan Dareth berada disana."
"Baiklah," dia mengangguk. Tapi sebelum itu dia menyerahkan Jexy kepada keduanya pengawalnya dan dia akan pergi sendiri menemui sang raja.
"Jaga dia, aku akan segera kembali, bawa saja ke asrama!" Titah Jaylen.
"Baik yang mulia." Tunduk ketiganya bersamaan.
Jaylen lantas pergi dengan salah satu mentri kerajaan Aurorise menuju ruang bawah tanah. Ruangan itu berbeda arah dengan ruangan bawah tanah yang pernah menjadi saksi dimana dirinya di hukum oleh sang raja. Membuat Jaylen hanya patuh dan ikut dengan sosok itu.
Disana ternyata ada Reeve dan ayahnya yakni raja Dareth. Membuat Jaylen mengernyit keheranan dengan sosok Reeve yang malah ada disana.
"Reeve..." Lirih Jaylen memanggil.
Reeve hanya meliriknya sekilas tanpa mengucapkan sepatah kata apapun.
"Yang mulia, ini adalah pemberian ayahanda.." Jaylen menyerahkan kantong kecil berisikan batu berlian dari kerajaan Verdenitia."
"Baiklah terima kasih Jaylen, kau nampak lebih segar setelah kembali..." Sang raja tersenyum manis ke arah Jaylen. Sedangkan Jaylen sedari tadi hanya memandangi Reeve yang menatap dengan raut datar tanpa minat untuk menyapa nya.
"Ada apa dengan Reeve?" ucap Jaylen dalam batinnya yang begitu keheranan.
Usai itu Jaylen dan Reeve keluar dari area bawah tanah. Begitu canggung bagi Jaylen setelah hampir satu minggu dia tak bertemu Reeve. Apalagi setelah dia tahu balasan surat dari nya yang membuahkan tanda tanya.
"Tengah apa kau disana?" Jaylen membuka suara untuk bertanya pada sosok manis yang begitu dia rindukan.
"Tak ada."
"Mengapa?" Jaylen bingung dengan sikap Reeve yang membuatnya harus mengalah kali ini.
"Apanya? Kau bertanya mengapa, memang ada yang salah dengan ku?" Jaylen menggelengkan kepalanya kala Reeve berbalik menatapnya.
"Keluar dan ikut aku!" Jaylen berjalan mendahului nya lalu menarik tangan Reeve ke arah yang entah kemana sosok itu akan membawanya.
Jaylen mendudukkan dirinya pada kursi dan Reeve yang setia berdiri tanpa mau ikut duduk dengannya.
"Aku ingin bertanya, kau sungguh memberikan ku surat demikian?" tanya Jaylen tanpa basa basi.
"Memang benar, 7 bulan lagi aku akan melakukan pelantikan tepat saat bulan terakhir." Balas Reeve membuat Jaylen terpekik bingung akan siapa calonnya.
"Kau memiliki calon mu? Ck, aku tak yakin dengan pria itu." Jaylen terkekeh membuat Reeve kini malah bingung dengan sikap nya.
"Apa kau pikir aku tak bisa mempunyai calon huh?"
"Iya!"
"Apa apan jawaban mu!" Kesal Reeve pada Jaylen.
"Karena..." Jaylen lantas bangkit dan mendekatkan diri nya pada Reeve lalu membalik posisi Reeve hingga dia terdorong ke kursi belakang lalu mengukungnya.
"Hanya aku yang pantas dengan mu... Siapa dia, apa dia lebih hebat dari ku?" Bisik Jaylen di telinga Reeve dengan tersenyum tipis.
"Kau tak akan bisa menjadi putra mahkota... Selain denganku.." Jaylen lantas bangun kembali karena di dorong oleh Reeve.
"Mimpi mu!"
"Kau tak ingat, kau sudah membuat ku mengklaim bahwa bibir ini milikku!" Jaylen lantas membelai bibir Reeve begitu sensual.
"Baiklah, buktikan jika kau mampu." Tantang Reeve pada Jaylen membuat seringai di wajah tegas itu tercetak jelas.
Jaylen lalu berbalik arah dan pergi melalui pintu belakang untuk kembali ke asrama menjemput adiknya. Dengan perasaan yang tak bisa di gambarkan Jaylen berjalan begitu bahagia sambil mengingat moment dimana dia mengukung Reeve sebelumnya.
Dia pastikan jika kali ini dia mampu, karena Jaylen tak mau jika Reeve yang sudah membuatnya gila sejak pertama bertemu harus bersanding dalam pelantikan putra mahkota lainnya.
"Tunggu saja."
𓂃 ࣪˖ ִֶָཐིཋྀ ִֶָ ࣪˖ ִֶָ𓂃 𓂃 ࣪˖ ִֶָཐིཋྀ ִֶָ ࣪˖ ִֶָ𓂃
Halooo prennnn astaga maaf lupa update ueueueeee, aku ke asikan baca au smpe lupa waktu. Mumpung belum lewat hari ini aku up yaaa enjoy. Btw aku ada spoiler nichhh....
Spoiler :
Jaylen berteriak memanggil beberapa pelayan atau siapapun yang berada di dekat istana. Mereka membopong Jexy untuk segera di bawa ke kamar Jaylen. Sedangkan Jaylen kini menggendong Reeve yang basah kuyup dengan posisi bridal style.
"Pangeran..." Lirih Reeve entah terdengar atau tidak.
"Diam." Balas Jaylen begitu singkat membuat Reeve hanya bisa mempererat tangannya pada leher Jaylen.
See u in the next chapter pren babayyy 💚💚

KAMU SEDANG MEMBACA
PRINCE OF VERDENTIA [NOREN]
RomanceJaylen Verden Smith sang pangeran berdarah dingin yang selalu berpegang teguh pada sumpahnya yakni tak akan berlutut kepada siapapun dan apapun tahta nya kecuali pada sang Ayahanda dan Ibundanya. Namun Pangeran Reeve Aurolarick lah satu satunya pan...