Esok paginya dengan perasaan yang masih bimbang, Jaylen menemui ibundanya sebelum acara penyambutanya kerajaan Ghalerixt. Namun entah dimana sosok cantik itu berada yang membuat Jaylen kebingungan mencarinya di seluruh penjuru kerajaan.
"Tenanglah, sebentar lagi akan ada penyambutan." Lerai Maron melihat adiknya begitu gundah.
"Aku harus menjelaskan pada mereka," ucap Jaylen begitu buru-buru.
"Ibunda dan ayahanda ada di kota, kau tak akan bisa menemukannya di penjuru kerajaan."
"Nanti saja, kau masih memiliki banyak waktu, Jaylen."
Suara terompet yang keras dan dentuman alunan musik mengiringi seluruh anterin kerajaan. Maron dan Jaylen sontak berjalan menuju jendela untuk melihat apakah penyambutan sudah di mulai. Riuh ricuh suara para rakyat dibawah sana membuat keduanya bergegas turun untuk menuju pintu gerbang.
Disana sudah terdapat raja dan ratu Verdentia yang tengah berdiri dengan apik membawa karangan bunga. Sedangkan seluruh tepi jalan terlihat semua prajurit mengangkat pedang mereka ke angkasa bak terowongan yang menyambut mereka. Bahkan para pelayanan kerajaan juga setia menabur bunga dalam tanah yang di bentangkan karpet merah.
Maron berjalan maju kala kereta kuda itu mulai mendekat ke arahnya. Dengan sopan dia berlutut menyambut sang calon yang dia yakin akan turun dari sana.
"Pangeran..." Lirih Haylen yang keluar dengan anggun dan pakaian yang begitu indah. Jaylen di belakang sana membayangkan jika itu dirinya dan Reeve, akan sangat bahagia jika itu terwujud.
"Silahkan putra mahkota ku..." Balas Maron membuat wajah Haylen bersemu merah.
Kedua raja dan ratu Ghalerixt juga di sambut oleh raja Edward dan ratu Arion. Begitu meriah acara yang ada di bawah sana. Namun sosok yang tak dia lihat kini adalah adiknya, Jaylen tak melihat Jexy dimanapun. Sampai sosok itu muncul sambil menggandeng tangan seseorang pangeran yang lebih pendek darinya.
Itu adalah pangeran Carver yang selalu menerima semua ajakan Jexy. Bahkan dengan romantis Jexy menggandeng tangan kecil itu hingga menuju tempat Jaylen berada.
"Dimana pangeran muda wahai pangeran Jaylen...?" ejek Jexy sambil menyodorkan gandengan tangannya bersama Cerver.
Ternyata di belakang sana juga terdapat raja dan ratu kerajaan Nyxshire.
"Kau tak melihat milikku?" tanya Jaylen mengarah pada pedangnya. "Aku bercanda!"
Reaksi itu malah mendapat tawa kecil dari Cerver yang melihat interaksi antara kakak beradik itu. Setelah musik dan alunan penyambutan selesai mereka semua masuk ke atas area kerajaan Bersama pasangannya masing-masing. Hanya Jaylen saja yang berjalan sendirian sambil terus membawa beberapa barang milik kerajaan Ghalerixt.
"Apakah sungguh aku di perlakukan seperti ini?" Batin Jaylen merasa jengkel.
Andai saja ayahnya tak tepat berjalan di depannya, pasti dia sudah mengamuk dan menjatuhkan semua barang di tangannya. Jaylen memang kuat namun apakah tidak ada pelayan istana?
Sesampainya di kerajaan mereka langsung duduk dengan apik disana. Dengan para pelayan yang membawakan semua makanan yang tengah tersaji sedari tadi. Jaylen juga menyuruh pelayan untuk bergantian membawa barang barang itu. Karena memang itu semua tugas mereka. Dia lantas pergi ke samping memantau para prajurit tadi yang tengah berbondong-bondong kembali menaruh senjata itu.
Pedang yang di gunakan untuk penyambutan sungguh cantik dengan ornamen bunga mawar dan secuil warna merah yang membuatnya tegas namun juga elegan. Bunga mawar yang merupakan simbol cinta, dirinya pilih karena dia juga harus memperhatikan siapa yang akan melakukan pernikahan dan siapa yang akan di sambut nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
PRINCE OF VERDENTIA [NOREN]
RomanceJaylen Verden Smith sang pangeran berdarah dingin yang selalu berpegang teguh pada sumpahnya yakni tak akan berlutut kepada siapapun dan apapun tahta nya kecuali pada sang Ayahanda dan Ibundanya. Namun Pangeran Reeve Aurolarick lah satu satunya pan...