22. Penjelasan

1.5K 196 56
                                    

Sampai sore Jaylen dan Reeve masih asik duduk disana. Walau kini tanpa Kevin dan Harry yang menemaninya kembali. Sedikit canggung atmosfer disekitar mereka, membuat Reeve hanya diam sambil memainkan batu atau bunga di dekatnya.

"Pangeran.. "

"Hmm"

"Apa kau bertengkar dengan Gaines?" tanya Reeve membuat Jaylen kini menoleh kearahnya.

"Tidak, kenapa? Apa kau takut aku melukai calon mu?" Lirikan itu membuat Reeve sedikit kecewa, apalagi jawaban Jaylen yang seolah plin-plan akan perasannya.

"Bukan... Apa kau..—"

"Jangan membahasnya!" Ketus Jaylen menyela ucapan Reeve. "Iya."

"Kau sudah membaik?" tanya Jaylen agar membuat Reeve kembali nyaman.

"Iya, aku sudah membaik." Jawaban itu membuat Jaylen merasa bersalah karena telah menyela dan sedikit membentaknya.

Jaylen mengusap surai Reeve membuat sang empu kembali mendongak menatap Jaylen dengan kebingungan. Raut wajah manis dan lucu itu Jaylen saksikan begitu dekat, rasanya ingin sekali mencium sosok manis yang ada di depannya.

"Ku harap kau ba—" Belum menyelesaikan ucapannya, suara sosok yang Jaylen tak suka melengking membuat Jaylen terpaksa melepaskan tangannya di surai si manis.

"Suami mu datang, aku pergi dulu." Jaylen bangkit dengan raut kesal penuh emosi. Bisa Reeve lihat wajah marah itu namun juga sedih dalam satu waktu. Rasa bersalah menyelimuti hati Reeve, apalagi kala Gaines datang sambil bergumam asal.

"Apa sikapnya memang tak sopan?!"

"Tidak! Dia tak seperti itu... Dan tolong berhenti menjadikan ku calon mu, aku bukan calon mu, dan aku juga bukan calon yang akan dilantik bersama mu.."

"Apa-apaan kau Reeve? Kau calon ku, dan raja Dareth sudah menyetujui nya!"

"BUKAN DAN BERHENTI MENGIKUTI KU!" Reeve bangkit dan meninggalkan Gaines sendirian dengan perasaan bingung.

Gaines yakin jika semua ini karena hasutan Jaylen yang membuat Reeve bersikap demikian kepadanya. "Sialan kau Jay!"

Reeve melenggang pergi dari sana, meninggalkan Gaines sendirian dengan perasaan dongkolnya. Reeve hendak mencari Jaylen yang entah kemana sosok itu baru saja pergi. Jejaknya benar-benar menghilang bagai di sapu oleh hembusan angin. Reeve awalnya yakin jika Jaylen berada di area belakang pelatihan, namun saat bertanya pada Kevin dan Harry mereka tak melihat Jaylen sama sekali.

"Ku mohon... Biarkan aku menjelaskan ini..!"

Apakah Reeve sudah memiliki perasaan terhadap Jaylen?

Jaylen sendiri ternyata pergi ke luar gerbang, lebih tepatnya berjalan menuju tebing Shina sore itu. Langkah nya terus membawanya ke area bentangan bunga lavender sampai ke tebing Shina. Tebing yang pernah membuat si manis dalam keadaan cukup buruk dan tebing yang membuat dirinya di hukum oleh Raja Dareth.

"Apa kau benar adanya... Shina..?" Gumam Jaylen lirih.

"Siapa batu biru dan takdirnya?"

"Reeve dan aku tak mempunyai keterkaitan apapun... Lalu untuk apa aku disini?" Jaylen terus berbicara sendirian di tebing itu. Jika ada orang lain yang melihatnya pasti dia sudah di sangka gila.

Namun memang perasaan Jaylen begitu gundah setiap kali berhadapan dengan Reeve. Ada rasa yang tiba-tiba muncul namun sepersekian detik bisa langsung hilang.

Antara dia menyukai dan hanya mengagumi saja. Sebut saja dirinya egois karena hendak mengambil Reeve dari calon nya. Sampai malam dia masih berada disana, duduk sendirian tanpa siapapun yang menemani.

PRINCE OF VERDENTIA [NOREN] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang