29. Pelantikan Jaylen?

1.3K 193 55
                                    

Suara gemericik air membangunkan atensi si manis yang masih terlelap dalam tidurnya. Ranjang besar dengan hanya satu pangeran terlihat menelan seluruh tubuh kecil si manis. Ia melenguh mendapati area kosong disekitar ranjang nya.

Yang aneh, entah bagaimana si manis kini tidur di ranjang besar milik sang dominan. Walau mereka masih berpakaian, yang jelas pakaian itu sudah tidak serapi malam tadi. Selimut mengacak tak tentu arah, rambut berantakan dan sedikit goresan luka di bibir si manis.

Reeve bangun dan duduk menyender pada headboard ranjang sambil mengerjapkan matanya berulang kali mencari fokus cahaya. Tangan kecilnya mengusap pelan mata nya yang masih belum sepenuhnya terbuka. Dengan ia yang sesekali menguap dan terpejam karena rasa kantuk yang masih sedikit menyertai nya.

"Kau sudah bangun?" tanya satu sosok yang baru saja keluar dari arena pintu di depan ranjang, dengan hanya melilitkan kain di pinggang nya.

"Akhhh, dimana pakaian mu?" Sang dominan lantas mengecek tubuhnya sendiri dan kembali melihat Reeve kebingungan.

"Kotor, aku baru saja mandi jadi wajar saja," balas Jaylen sambil melangkah mendekat ke arah lemari.

"A-ah ya.."

"Mandilah, dan aku akan menyuruh pelayan untuk membawanya pakaian mu nanti." Titah nya lembut sambil memandang Reeve yang masih berwajah semu merah.

"Setelah itu turun, dan aku akan mengajak mu ke suatu tempat."

"Sungguh?" tanya Reeve antusias.

"Iya, cepat mandi." Angguk Jaylen dengan mata terpejam dan senyuman tipis.

Reeve lantas bangkit dan berjalan ke arah pintu yang di yakini itu adalah kamar mandi, di kamar sang dominan. Jaylen sendiri masih tak menyangka atas kejadian semalam. Reeve benar benar membuatnya gila kali ini. Dan dia mungkin akan membuat satu sumpah lagi kalau dirinya tak akan melepaskan Reeve selamanya.

Jaylen turun guna memanggil pelayan untuk  membawakan pakaian untuk Reeve. Dengan ukuran tubuh yang ramping dan kecil cukup sulit menemukan pakaian untuk Reeve kenakan. Ya mungkin nanti akan sedikit kebesaran. Jaylen langsung turun ke meja makan di sambut beberapa raja dan ratu yang sudah hadir terlebih dulu. Ia menunduk walau tanpa berlutut. Ia duduk dengan menyelaraskan pakaiannya dan postur tegap di meja sana.

"Dimana Reeve?" tahun raja Dareth padanya.

"Dia masih membersihkan diri yang mulia."

"Bagaimana bisa takdir kalian begitu kebetulan..?" Tanya Bruix yang keheranan.

"Hamba juga tidak tahu yang mulia, namun hamba juga cukup senang mengetahui jika semua ini berkaitan..."

"Reeve adalah batu biru.. Kau harus tetap menjaganya yaa, dia spesial dan banyak yang mengincar nya, jadi tolong lindungi dia sampai pelantikan tiba.."

"Itu pasti yang mulia."

Kini lengkap sudah meja makan dengan seluruh anggota kerajaan. Reeve duduk di samping ayahnya, tepat di depan Jaylen. Mereka menikmati jamuan sarapan seperti biasanya tanpa ada obrolan hingga makan selesai.

Setelah itu Jaylen membuka suaranya bertanya tentang sesuatu yang akhir-akhir ini membuatnya gundah.

"Yang mulia, hamba izin bertanya, Siapa Gaines?"

Edward dan Dareth saling beradu pandang sebelum akhirnya pemimpin Aurorise itu membuka suaranya. "Mengapa kau masih memikirkan siapa Gaines..?"

Bukannya jawaban yang Jaylen dapat malah pertanyaan balik yang membuat dia bingung. "Karena seperti nya Yang mulia telah menjodohkan Reeve dengan nya..."

PRINCE OF VERDENTIA [NOREN] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang