Saat pagi hari Mew sudah bersiap untuk pindah ke apartemen miliknya, dan kini ia tengah berbincang dengan Mark di ruang tamu, Mew menunggu Gulf karna ia akan sekalian mengantarkannya ke kampus.
"Mew! Aku minta maaf jika selama kau tinggal disini kau tidak nyaman,"
"Apa yang kau katakan? Aku nyaman tinggal disini, hanya saja aku tidak enak terlalu lama menumpang denganmu,"
"Kau seperti dengan siapa saja, kita teman jadi kau tidak perlu sungkan,"
"Tetap saja aku merasa tidak enak, apa lagi kau tau sendiri jika Davika tidak menyukaiku,"
"Bukan tidak menyukai, tapi dia terlalu gengsi karna akan memiliki menantu seumuran dengannya," Ucap Mark.
"Kau bisa saja,"
Mew hanya tertawa mendengar apa yang di ucapkan Mark, namun jika dipikir-pikir memang sangat lucu jika Mew menjadi menantu sahabatnya sendiri, jika Mark menyetujui hubungan Gulf dan Mew lain lagi dengan Davika yang menolak keras hubungan itu, entah karna apa Davika tidak menyetujuinya.
"Selamat pagi Papi,"
"Selamat pagi sayang, kau sudah mau berangkat?"
"Iya, karna hari ini Gulf banyak sekali tugasnya, jadi Gulf harus berangkat sepagi ini,"
"Yang semangat, sebentar lagi kau lulus bukan? Kau berangkat dengan siapa?"
"Dengan Zee, memang dengan siapa lagi?" Celetus Davika.
"Tidak bisa, Mew sudah menunggu sejak tadi,"
"Zee pun sudah menunggu didepan,"
Saat Mark dan Davika berdebat, tiba-tiba ponsel milik Gulf berdering dan ternyata Win yang menghubunginya, karna semalam Gulf mengirim pesan padanya untuk menjemputnya.
"Iya Win!"
"Ayo kita berangkat, aku sudah didepan rumahmu,"
"Tunggu sebentar,"
"Oke!"
"Siapa yang menghubungimu? Pasti Zee kan?" Tanya Davika.
"Apa sih Mam, sudahlah Gulf mau berangkat dulu,"
"Kau berangkat dengan siapa?"
"Dengan Win Mam, jadi tolong jangan membuat Gulf sakit kepala pagi ini, dengan pertengkaran Papi dan Mami yang tidak penting itu,"
"Kenapa kau bicara seperti itu sayang?"
"Sudah, biarkan Gulf berangkat kuliah," Ucap Mark.
"Semua gara-gara Papi,"
"Atas dasar apa kau menyalahkanku?"
"Sudah-sudah, masih terlalu pagi untuk kalian berdebat, Dav, aku pamit ya dan sebelumnya terimakasih karna kau sudah mengizinkanku tinggal disini,"
"Sama-sama!" Singkat padat jawaban yang Davika berikan pada Mew.
"Hanya itu jawabanmu? Sedangkan Mew sudah bicara panjang lebar,"
"Lalu aku harus menjawab apa?"
"Sikapmu semakin hari semakin menyebalkan," Ucap Mark.
"Apa maksud Papi?"
Karna tidak ingin mendengar pertengkaran itu lagi Gulf memilih untuk pergi, namun sebelum ia pergi Gulf melihat kearah Mew yang sudah terlihat sangat rapih, Gulf ingin menegurnya namun ia masih sedikit kesal dengan kejadian semalam.
"Maaf menunggu sedikit lama,"
"Tidak apa-apa, kau kenapa sepertinya kau sedang kesal,"
"Biasa, Mami dan Papi selalu bertengkar tidak jelas,"