Sejak kejadian kemarin Gulf tidak ingin bertemu dengan Mew ia mengurung diri didalam kamar bahkan ia sampai melupakan makan malam nya, meskipun perutnya sangat perih namun ia tetap engan untuk makan, Davikah pun merasa sangat hawatir apa lagi putranya itu tengah mengandung.
"Kau mau pergi kemana Gulf?" Tanya Davikah saat melihat Gulf sudah rapih.
"Gulf mau ke kampus Mam,"
"Mami tidak akan mengizinkanmu pergi,"
"Tapi Gulf tidak ingin tertinggal pelajaran Mam,"
"Apa kau tidak melihat keadaanmu? Kau sedang tidak baik-baik saja,"
"Mami tidak perlu hawatir, Gulf baik-baik saja,"
"Sarapan lah dulu, Mami sudah membuatkan nasi goreng untukmu,"
Mendengar ada nasi goreng Gulf langsung duduk, jujur saja sejak semalam Gulf sangat lapar rasanya ia ingin pingsan.
"Papi dimana Mam?"
"Papi sudah berangkat, karna akan ada meeting pagi ini,"
"Padahal Gulf rindu Papi, tapi Papi malah sudah berangkat,"
"Nanti sore Papi ingin bicara denganmu dan Mew,"
"Untuk apa?"
"Mami juga tidak tau,"
"Mam! Gulf pinjam mobilnya,"
"Biar Mami yang mengantarmu,"
"Tidak mau, Gulf ingin berangkat sendiri,"
"Tapi Gulf!"
"Mami tenang saja, Gulf tidak akan ceroboh,"
Jika Davikah keras kepala Gulf jauh lebih keras kepala lagi, pepatah mengatakan, buah jatuh tidak jauh dari pohonnya itu memang benar adanya.
"Apa kau menghubungi Mama mertuamu, tentang kejadian ini?"
"Tentu saja, Gulf sudah memberitahu Papa dan Mama,"
"Lalu mereka mengatakan apa?"
"Mereka mengatakan, jika mereka tidak akan memberi warisan pada daddy,"
"Kenapa kau memberitahu mereka?"
"Biarkan saja, Papa dan Mama harus tau jika daddy selingkuh, apa Mami mengenal wanita itu?"
"Ya, Mami mengenalnya karna kami dulu berteman baik,"
"Apa dia wanita yang dulu daddy sukai?"
"Itu dulu, dua puluh tahun yang lalu,"
"Pantas saja daddy begitu perhatian padanya, jadi ini alasannya?"
"Kau tidak perlu memikirkan semua ini, biar Mami yang mengurusnya, kau hanya perlu memikirkan anak mu saja,"
Tentu saja hati Gulf sedikit terbakar meskipun ia sudah menjadi istri Mew tetap saja ia tidak suka, apa lagi dulu Mew sangat mencintai wanita itu dan tidak mungkin bukan Mew bisa kembali lagi padanya.
"Gulf berangkat ya Mam,"
"Ya sudah, hati-hati di jalan jangan terlalu kencang membawa mobilnya,"
"Iya Mami,"
Selesai sarapan Gulf pun langsung berangkat ke kampus, namun saat ingin menaiki mobil tiba-tiba Mew datang dan menariknya membuat Gulf semakin kesal di buatnya.
"Lepaskan dad, kau menyakitiku,"
"Sayang, aku mohon jangan seperti ini, dengar dulu penjelasanku," Ucap Mew dengan wajah sedih.