part 4

580 120 16
                                    

Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh pagi namun gemericik suara hujan masih terdengar di telinga, posisi Gulf masih sama di bawah selimut tebal dengan keadaan menangis karna semalaman ia tidak tidur, Gulf terus memanggil Mami nya ia berharap jika Mami nya datang dan memeluknya.

"Mami, hiksss... Gulf takut, tolong peluk Gulf," Suara itu terdengar lirih namun terasa sangat sedih, Gulf mengalami demam tinggi dan membuat tubuhnya mengigil.

Mew yang sejak tadi sudah menunggu Gulf di meja makan pun merasa heran, karna tidak biasanya Gulf keluar kamar lebih dari jam tujuh, merasa penasaran akhirnya Mew pun menghampiri Gulf guna memastikan keadaan laki-laki manis itu.

"Gulf!"

Panggil Mew, namun ia tidak mendapati siapapun yang Mew lihat hanya selimut tebal yang sedikit berantakan, sayup-sayup Mew mendengar suara tangisan, karna merasa penasaran akhirnya Mew pun membuka selimut itu dan mendapati Gulf yang tengah meringkuk kedinginan.

"Gulf, heiii.. Buka matamu sayang, kau kenapa?"

"Mami, hiksss..."

"Gulf, buka matamu, jangan seperti ini,"

"Tolong jangan buang selimutnya, aku takut dia terdengar begitu keras,"

"Apa kau takut sesuatu? Katakan padaku,"

"A-aku takut petir dan suara hujan, aku tidak suka, hiksss..."

"Tenanglah ada uncle disini,"

"Tolong temani Gulf uncle, Gulf takut,"

Kini Mew menyesal karna semalam sudah memarahi Gulf belum lagi ia meninggalkan Gulf seorang diri, jika Mew tau Gulf takut dengan petir dan hujan sudah pasti ia akan menemaninya.

"Maafkan uncle sayang maaf, harusnya uncle tidak meninggalkanmu sendiri,"

"Bolehkah Gulf minta pelukan?"

"Kenapa tidak, kapanpun kau mau, uncle akan selalu memelukmu,"

"Terimakasih daddy,"

Kata-kata daddy yang Gulf sebut membuat Mew merasa senang, bahkan kini jantung nya berdetak begitu kencang.

"Daddy!"

"Iya sayang,"

"Kenapa jantung daddy terdengar berdetak begitu kencang? Apa daddy sedang sakit?"

"Tidak, daddy sedang tidak sakit, jantung daddy berdetak seperti karna dekat denganmu,"

"Karna Gulf?"

"Hmmm...!"

"Setiap dekat denganmu, entah mengapa jantung daddy selalu seperti ini, apa kau tau artinya apa?"

"Gulf tidak tau dad,"

"Tidak tau?"

"Iya, Gulf tidak tau,"

Mew pun membelai wajah Gulf yang terlihat begitu cantik dengan mata sembab, lalu Mew mengusap bibir plum kesukaannya membuat Gulf merasa sedikit malu saat Mew terus menatapnya intens.

Cuppp..

"Karna daddy menyukaimu, daddy ingin kau menjadi milik daddy,"

"Maksud daddy?"

"Dengan seiringnya waktu nanti kau akan tau, jadi biarkan untuk sekarang seperti ini,"

Kini mereka saling berpelukan dan saat seperti ini tentu saja membuat Gulf merasa sangat nyaman, namun Gulf masih memikirkan kata-kata Mew yang mengatakan jika Mew ingin menjadikan ia miliknya.

Lagi-lagi dering ponsel membuyarkan kemesraan pagi itu, lekas-lekas Gulf menjawab panggilan itu karna Mami nya yang menghubunginya.

"Iya Mam!"

Uncle MewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang