part 22

446 111 26
                                    

Tiga bulan sudah berlalu dan semuanya masih sama, hubungan Gulf dan Zee masih terjalin baik walaupun terkadang ada sedikit berdebatan, sedangkan hubungan Gulf dan Mew masih belum mendapatkan restu dari Davikah, dan tak jarang Mew selalu berkunjung ke rumah Mark namun Davikah tetap cuek pada Mew dan melarang Gulf menemuinya.

Saat ini keluarga kecil itu sedang sarapan bersama, namun ada yang membuat Davikah sedikit heran melihat Gulf akhir-akhir ini makan dengan porsi banyak dan Davikah melihat jika Gulf sedikit cuby.

"Gulf!"

"Iya Mam!"

"Mami perhatikan kau sedikit gemuk, dan makan mu juga banyak tidak seperti biasanya,"

"Gulf juga tidak tau Mam, karna akhir-akhir ini Gulf bawaannya sering lapar terus, belum lagi kalau malam perut Gulf sangat perih dan akhirnya Gulf makan tengah malam,"

"Apa terjadi sesuatu padamu?"

"Maksud Mami apa?"

"Kau tidak pernah tidur dengan seseorang kan?"

Gulf hanya terdiam saat mendengar pertanyaan dari Mami nya, tidak mungkin kan Gulf menjawab jika ia sudah sering tidur dengan Mew.

"Apa yang Mami katakan, mana berani Gulf melakukan itu,"

"Awas saja, jika sampai terjadi sesuatu padamu,"

"Sudahlah Mam, ini masih terlalu pagi untukmu menuduh Gulf melakukan yang tidak-tidak," Ucap Mark membela putranya.

"Apa Papi tidak melihat, jika dia banyak perubahan? Dari bentuk tubuh dan makan itu sudah menandakan jika dia menyembunyikan sesuatu,"

"Kenapa kau sampai securiga itu pada putramu sendiri? Bahkan kau melarang nya keluar dari rumah jika tidak pergi bersama dengan Zee kau mengurung nya seperti burung,"

"Papi harus ingat apa yang Mami katakan ini, jika terjadi sesuatu padanya Papi lah orang yang harus bertanggung jawab, karna Papi tidak pernah mendengar kata-kata Mami,"

"Ya, Papi yang akan bertanggung jawab jika terjadi sesuatu pada putraku, apa kau sudah puas? Ayo Gulf kita berangkat nanti kau akan kesiangan,"

"Papi! Mami belum selesai bicara,"

Mark tetap tidak perduli meskipun Davikah berteriak memanggilnya, ia tetap melangkah pergi karna ia tidak mau mendengar apa yang istrinya katakan.

Davikah sedikit kesal saat suaminya tidak mau mendengar apa yang ingin ia katakan, apa salahnya jika Davikah curiga pada perubahan putranya, saat tengah kalut memikirkan apa yang sedang terjadi pada putranya tiba-tiba terdengar suara bel rumah, dengan berjalan sedikit malas Davikah pun berjalan kearah pintu dan melihat siapa yang datang.

"Mew!"

"Selamat pagi Dav, boleh aku masuk?"

"Untuk apa kau datang kesini? Bukankah kau tau jika di jam segini suamiku sudah berangkat ke kantor?"

"Aku tau, dan kedatangan ku kesini ingin bicara denganmu,"

"Bicara denganku?"

"Iya!"

"Baiklah! Silahkan masuk,"

Davikah pun mengizinkan Mew masuk ke dalam rumahnya, ia ingin tau apa yang ingin Mew bicarakan padanya dan sudah pasti ini tentang Gulf.

"Apa yang ingin kau bicarakan denganku? Jika tentang hubunganmu dengan Gulf aku tetap tidak akan pernah merestui, dan aku minta kau jauhi Gulf,"

"Tapi kenapa? Kami saling mencintai,"

"Karna kau tidak pantas untuk bersanding dengan Gulf,"

"Apa karna masalah usia kau tidak merestui hubungan kami? Tapi menurutku usia bukan menjadi persoalan, kami berdua merasa nyaman satu sama lain,"

Uncle MewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang