Gulf ataupun Davikah sudah di perbolehkan pulang setelah beberapa hari di rawat, dengan kondisi Gulf yang seperti ini Davikah tidak membolehkan Gulf terlalu lelah dan harus banyak istirahat, Davikah menjadi sangat posesif pada Gulf tidak boleh ada yang mendekatinya termasuk Mew.
"Sayang, kau harus makan ya, Mami sudah membuatkan sup untukmu,"
"Mami! Dimana daddy Mew?"
"Sudah kau tidak perlu memikirkannya, yang terpenting sekarang kau makan,"
"Apa tidak boleh daddy datang menemuiku? Aku merindukannya,"
"Dia sedang sibuk,"
"Sibuk?"
"Iya, sudah ayo makanlah,"
Bagaimana Gulf tidak merindukan Mew karna sejak dua hari yang lalu setelah Gulf di perbolehkan pulang Davikah melarang Mew untuk menemui Gulf, Davikah mengatakan jika Mew harus menyelesaikan perceraiannya dengan Amanda terlebih dulu, karna saat Davikah menanyakan surat cerainya dengan Amanda Mew belum mendapatkannya dan itu artinya Mew belum menandatangani surat cerai itu karna Amanda belum mengirimkan kepada Mew, jelas saja Davikah tidak akan menyerahkan putranya begitu saja pada Mew.
"Makan yang banyak sayang, supaya kau dan baby sehat,"
"Mami!"
"Ada apa?"
"Boleh tidak, jika Win datang kesini?"
"Boleh, nanti Mami yang akan menghubunginya,"
"Terimakasih Mami,"
"Ayo habiskan makan mu,"
"Gulf sudah kenyang Mam,"
"Sedikit lagi sayang, setelah itu minum vitamin dan istirahat,"
Gulf hanya menurut pada Mami nya, ia merasa sangat senang jika Mami nya memanjakannya seperti ini.
"Sekarang istirahatlah,"
"Mau di temani Mami,"
"Manja banget, seperti ini ko mau punya bayi, ini namanya bayi punya bayi,"
"Maafkan Gulf Mam, karna sudah membuat Mami kecewa,"
"Mami kecewa karna kau tidak mau mendengar apa yang Mami katakan, sekarang tidurlah,"
"Mau peluk,"
Gulf mencoba baik-baik saja walaupun ia amat merindukan Mew, Gulf hanya ingin Mew ada di samping nya dan mengusap perutnya, namun ia tidak ingin membantah apa yang Mami nya katakan cukup sekali baginya membuat Mami nya kecewa dan ia tidak ingin membuat Mami nya kecewa untuk yang kedua kali.
Setelah memastikan Gulf tidur Davikah pun keluar dari kamarnya, sejak kemarin Gulf memang tidur dikamar miliknya ia tidak akan mengizinkan Gulf tidur di kamarnya sendiri.
"Papi Sudah makan?"
"Sudah, bagaimana keadaan Gulf?"
"Dia sedang istirahat,"
Davikah pun mendudukkan dirinya di samping Mark, ia menyandarkan tubuhnya di sofa dengan memijat keningnya, ia sedikit mendesah karna merasa kepalanya sedikit pusing memikirkan semua ini.
"Ada apa?"
"Tidak ada Pap,"
"Apa kepala mu pusing?"
"Sedikit, mungkin karna aku banyak berfikir akhir-akhir ini,"
"Kemarilah, biar aku pijat kepala mu,"
Davikah pun merebahkan tubuhnya lalu meletakkan kepalanya di paha suaminya, Davikah sangat beruntung karna memiliki suami seperti Mark yang benar-benar tulus menyanyanginya, dulu ia memang menyukai Mew namun Mew tidak pernah melihatnya dan kini ia merasa jika ia tidak salah pilih suami.