part 8

472 104 22
                                    

Hari ini Gulf memutuskan untuk tidak masuk sekolah karna ia merasa kurang enak badan, di tambah lagi matanya yang sembab karna sejak semalam ia menangis, Gulf tidak ingin Win memarahinya karna tidak mendengar apa yang ia katakan.

"Sayang bangun, ini sudah siang loh,"

"Hari ini Gulf izin Mam,"

"Kenapa sayang? Apa kau sedang tidak enak badan?"

"Kepala Gulf sedikit pusing Mam,"

"Ya ampun, ya sudah kau istirahat saja, Mami buatkan bubur mau?"

"Boleh!"

"Tunggu sebentar ya, Mami buatkan dulu,"

Davika pun keluar dari dalam kamar Gulf, ia akan membuatkan bubur dan telur dadar untuk putranya.

"Apa daddy belum sampai, kenapa dia belum menghubungiku, aku merindukannya,"

Gulf pun berinisiatif pergi kekamar yang Mew tempati ia ingin melihat keadaan kamar itu, Gulf membuka lemari baju dan ternyata Mew masih meninggalkan beberapa pakaiannya, lalu Gulf berjalan kearah meja rias dan disana ia menemukan sebuah kotak persegi empat dan sebuah kertas, merasa penasaran Gulf pun membuka kotak berwarna merah itu dan ia pun terkejut karna isinya ternyata sebuah perhiasa kalung dan cicin.

"Apa ini? Apa daddy sengaja meninggalkanya atau dia lupa membawanya," Gulf pun tidak lupa membaca surat itu ia ingin tau apa isinya tulisannya.

"Gulf sayang, selamat ulang tahun, maaf jika aku terlambat memberimu hadiah, aku sengaja meninggalkan hadiah ini untukmu, aku tidak tau kau suka atau tidak dengan hadiah yang aku berikan ini, tapi aku berharap kau memakainya dan saat kita bertemu lagi nanti akupun ingin kau menggenakannya, karna dengan begini kau pun berarti mencintaiku,"

"A-aku mencintaimu, aku mencintaimu, dan aku akan memakainya," Ucap Gulf senang.

Antara senang dan sedih saat Gulf mendapatkan hadiah ini, ia sangat menyukai bentuk liontin kalung itu yang berbentuk bunga matahari, namun dalam hati Gulf masih merasa ragu apa benar jika Mew akan kembali lagi menemuinya.

Gulf kembali lagi ke kamarnya ia akan menunggu Mew menghubunginya, dan tidak lama Davika masuk membawa semangkuk bubur.

"Sayang, sarapan dulu yuk, buburnya sudah jadi,"

"Suapi Mam,"

"Manja sekali anak Mami,"

"Papi mana Mam?"

"Papi mu sudah berangkat ke kantor,"

"Memang Papi tidak lelah? Baru pulang dari Jepang dan sekarang sudah pergi ke kantor lagi, kapan Papi perhatian pada ku,"

"Sayang, maafkan Papi nya karna pekerjaan Papi memang seperti ini,"

"Tapi Gulf juga butuh perhatian Mam, Gulf butuh kasih sayang dari sosok seorang Ayah,"

"Mami mengerti, dan nanti Mami akan bicara dengan Papi,"

Itulah sebabnya saat mendapatkan perhatian lebih dari Mew sudah pasti Gulf merasa senang, tapi meskipun begitu Mark tidak lupa tanggung jawabannya pada putra satu-satunya itu.

"Apa kau sudah memiliki kekasih?" Tanya Davika.

"Maksud Mami apa?"

"Kekasih, cinta monyet sayang, dulu saat Mami seumuran denganmu Mami punya cinta monyet, tapi sayang kami tidak berjodoh dan Mami malah menikah dengan Papi mu,"

"Cinta monyet itu seperti apa Mam?"

"Cinta monyet itu hanya untuk bersenang-senang saja sayang, tapi banyak dari mereka yang sampai menikah,"

Uncle MewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang