Lima tahun kemudian...
Kini Gulf sudah menjadi laki-laki dewasa bukan remaja seperti lima tahun lalu, meskipun begitu sifat kekanak-kanakannya masih ada saat ia bicara dengan Mami nya namun jika diluar Gulf akan bersikap sangat dewasa.
Saat ini Gulf sudah mengenyam bangku kuliah begitu juga dengan Win, mereka seperti tidak terpisahkan Win selalu bisa menjaga Gulf dalam keadaan apapun dan itu membuat Gulf senang.
"Sayang, hari ini kau kuliah jam berapa?" Tanya Davika pada putranya.
"Jam sembilan Mam,"
"Kau mau berangkat dengan siapa?"
"Nanti Phi Zee yang menjemput Gulf,"
"Emmm... Sepertinya kalian semakin dekat saja,"
"Apa sih Mam," Jawab Gulf dengan malu-malu.
"Jika iya pun tidak masalah, kau sudah waktunya memiliki seseorang yang perhatian dan menjagamu,"
"Kami masih dalam masa pendekatan, tidak lebih,"
"Jangan bohong, Mami tau kalian pasti sudah jadian,"
"Mami, jangan membuat Gulf malu,"
"Sudah berapa lama kalian jadian?"
"Dua tahun Mam,"
"Dua tahun, dan Mami baru tau?"
"Tapi kan sekarang Mami sudah tau,"
Davika senang mendengar jika putranya ini memiliki hubungan dengan Zee, laki-laki muda berusia dua puluh tujuh tahun yang sudah sangat mapan dan memiliki perusahaan properti terbesar di Thailand, dan siapapun sudah pasti ingin memiliki menantu seperti Zee.
"Sekarang pergilah mandi, dan setelah itu sarapan, Mami pergi dulu ya ada arisan bersama teman-teman Mami,"
"Iya Mam, hati-hati di jalan,"
Setelah Mami nya keluar dari kamarnya, Gulf pun pergi kekamar mandi ia akan bersiap sebelum Zee datang menjemputnya.
"Selamat pagi Tuan muda," Sapa Bi Sam.
"Pagi juga Bi,"
"Sepertinya Tuan muda sedang bahagia?"
"Biasa saja Bi,"
"Pasti karna Tuan Zee ya?"
"Bibi sama Mami sama saja, suka menggoda Gulf,"
"Emhhh... Ada yang malu ternyata," Goda Bi Sam.
Tinggg... Tonggg...
"Pasti itu pangeran tampan yang datang, sebentar ya Bibi mau buka pintunya,"
Bi Sam pun membuka pintu itu dan ternyata benar yang datang adalah Zee, lalu Bi Sam mempersilahkan Zee masuk.
"Masuklah Tuan muda,"
"Terimakasih Bi,"
"Bibi, siapa yang datang?" Teriak Gulf.
"Aku!" Jawab Zee.
"Phi, ayo kita sarapan dulu,"
"Kau saja, aku masih kenyang," Ucap Zee dengan mencium dahi Gulf.
"Ada Bibi Phi,"
"Biarkan saja, lagi pula Bibi sedang sibuk, dimana Papi Mami mu?"
"Papi sudah berangkat sejak tadi, kalau Mami biasa sedang bersama teman-temannya,"
"Sayang sekali, padahal aku membawakan oleh-oleh untuk mereka,"
"Letakan saja disini, biar nanti sama Bibi di simpan didalam kulkas,"
