part 11

484 120 24
                                    

Pagi-pagi sekali Gulf sudah bangun dan rapih, Gulf sudah siap untuk berangkat ke kampus, mendadak dosennya memberi kabar jika semua murid harus masuk pagi karna para dosen akan ada rapat mendadak.

"Mami!"

"Iya sayang,"

"Gulf berangkat ke kampus dulu ya,"

"Tumben berangkat sepagi ini?"

"Iya Mam, nanti siang dosen akan mengadakan rapat,"

"Sarapan dulu, Mami sudah membuat makanan kesukaanmu,"

"Nanti sajalah Mam, di kampus,"

"Mami buatkan susu, mau?"

"Iya mau, Mam Gulf pinjam mobilnya boleh?"

"Mobil Mami sedang rusak sayang, baru mau di bawa ke bengkel,"

"Yah terus Gulf ke kampus naik apa dong?"

"Nanti Mami pesankan taksi,"

Gulf paling tidak suka menaiki taksi karna terkadang supirnya genit.

"Mew! Kau mau kemana?" Tanya Davika saat melihat Mew mau keluar rumah.

"Selamat pagi Dav, aku ingin pergi sebentar,"

"Bisa tidak, jika aku meminta mu mengantarkan Gulf ke kampus sekalian?"

"Boleh!"

Ya, Mew dan istrinya bermalam di rumah Davika, Mew sudah berusaha menolak namun Davika tetap kekeh agar Mew menginap di rumahnya.

"Mami apaan sih Mam, Gulf mau berangkat bersama Papi saja," Jawab Gulf kesal.

"Katanya kau harus berangkat pagi-pagi, jika menunggu Papi nanti akan kesiangan, apa lagi Papi belum pulang dari olahraga,"

"Mami pesankan taksi saja untukku,"

"Tidak-tidak, sudah cepat habiskan susumu lalu berangkat di antar uncle,"

Davika merasa aneh sejak Mew datang Gulf tidak ingin menegurnya, dan sekarang ia pun tidak ingin di antar oleh Mew.

"Gulf berangkat dulu Mam,"

"Hati-hati di jalan sayang,"

"Hmmm!" Jawab Gulf singkat, lalu ia pun berlalu begitu saja melewati Mew yang sejak tadi berdiri menunggunya.

"Masuklah!" Ucap Mew dengan membuka pintu depan, namun sayang Gulf lebih memilih duduk di belakang.

"Kau berniat mengantarku tidak? Jika tidak aku akan naik taksi saja,"

Lekas-lekas Mew masuk kedalam mobil dan menyalakan mesinnya lalu berangkat menuju kampus Gulf, di sepanjang perjalanan mereka tidak ada yang bersuara Gulf sibuk dengan ponselnya sedangkan Mew sibuk dengan pikirannya, ia sedang menata kata-untuk bicara dengan Gulf, namun dering ponsel milik Gulf membuyarkan lamunannya begitu saja.

"Iya Phi, ada apa?"

"Tumben kau sudah bangun?"

"Aku sedang di jalan, menuju kampus,"

"Sepagi ini?"

"Emmm... Padahal aku masih ingin tidur masih ngantuk,"

"Sudah ku katakan jangan tidur terlalu malam,"

"Yang membuatku tidur malam kan Phi sendiri,"

"Iya sayang, maaf ya, kau ke kampus di antar siapa?"

"Di antar teman Papi,"

"Baiklah, nanti jika sudah pulang jangan lupa hubungi aku,"

"Oke Phi,"

Uncle MewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang