11

263 51 9
                                    

Rosebelle menikmati bagaimana reaksi Victor saat ia mengajaknya bercinta. Baginya, saat lelaki itu menjadi panik dan gugup, wajahnya terlihat lucu.

"T-tidur saja. Ini sudah malam." Victor hendak membalikkan badan namun Rosebelle memanggilnya.

"Leon." Vokal Rosebelle mengalun lembut, menahan Victor untuk memalingkan wajahnya. "Apa aku tidak cukup cantik untuk membuatmu tertarik padaku?"

Victor tidak menanggapi pertanyaan gadis blonde itu. Lisannya tetap terkunci, seperti obsidiannya yang mengunci manik safir gadis itu.

"Kau bilang kita bisa sering bercumbu kalau aku bisa bersikap lebih dewasa, jadi aku ingin membuatmu tertarik padaku agar kita bisa sering bercumbu dan bercinta." Kata-kata itu diucapkan Rosebelle tanpa malu. "Dengan begitu kau tidak akan dituduh melakukan pelecehan padaku. Bagaimana menurutmu? Ideku bagus, kan?" Tersenyum lebar, beradu pandang dengan obsidian Victor.

Lelaki yang diajak bicara masih diam membisu. Hanya ekspresi wajahnya saja yang sekarang berubah. Jika sebelumnya dia mungkin kaget dan merasa malu mendengar gurauan Rosebelle, kini wajahnya tampak datar dengan tatapan ambigu mengunci manik Rosebelle.

"Hey, jangan diam saja." Kedua alis Rosebelle bertaut, bibirnya mengerucut kesal. "Aku ini sedang bicara denganmu, Leon." Mendengus kesal. "Yak! Aku bilang aku sedang bicara denganmu, jadi kau harus—"

Apa yang terjadi sekarang sama persis dengan apa yang terjadi di ruangan Victor. Tapi kali ini, Victor tidak menggenggam tangan Rosebelle. Alih-alih, tangannya menarik tengkuk Rosebelle lalu dia mengecup bibir Rosebelle untuk membungkam ocehannya.

"Sekarang tidur!" titah Victor usai mengecup singkat bibir Rosebelle.

"Hmm." Rosebelle mengangguk patuh, lalu menenggelamkan wajahnya yang merona di ceruk leher Victor.

Lelaki bersurai eboni itu kembali menjadikan tubuh Rosebelle sebagai guling. Tangan dan kakinya mengapit tubuh gadis itu, sebelum ia memejamkan mata.

Sementara Rosebelle tidak bisa berkutik. Jantungnya berdebar terlalu kencang. Dia hanya bisa menggerakkan jarinya pelan menjamah bibir. "Apa yang terjadi padaku? Kenapa aku tidak bisa membalas setiap kali dia menciumku?"

Aroma tubuh Victor menyusup ke dalam penciuman Rosebelle. Gadis itu memejamkan mata, mengendus wangi yang ternyata ia suka. Kedua sudut bibirnya tertarik ke atas, menerima hukuman yang diberikan Victor dengan sukacita. Untuk yang satu ini, dia tidak akan mendebat atau melawan, jika di kemudian hari Victor akan membungkam ocehannya dengan kecupan lembut seperti tadi.

🐾 ꂵꌩ ꒒ꂦꃴꍟ꒒ꌩ ꋪꍏꌗꉓꍏ꒒ 🐾

Tubuh Victor terasa berat. Ia kesulitan bernapas saat sinar mentari mengganggu tidurnya. Ingin membalikkan badan untuk menghalau si pengganggu, namun beban yang menindih tubuhnya ikut menggeliat.

"Selamat pagi, Leon." Deretan putih gigi Rosebelle terpampang, menyapa hari Victor.

"Apa yang kau lakukan?" Victor berusaha bangun, tapi gadis yang menindihnya justru mengukungnya. "Yak!"

Rosebelle kembali menindih Victor. "Kenapa kau selalu galak padaku?"

Victor membuang napas kasar. "Kalau kau tidak ingin aku galak padamu, bersikaplah yang sopan."

MY LOVELY RASCALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang