"Aku sudah memesankan choco lava kesukaanmu. Kau ingin tambah yang lain, Sayang?" Michael menunggu jawaban Rosebelle, tetapi gadis itu tidak menyahuti. "Rosie?" Dahinya terlipat, menatap Rosebelle heran. "Rosie, kau baik-baik saja?"
Tepukan Michael mendistraksi lamunan Rosebelle. "Hah?" Menoleh ke samping, tersenyum kikuk. "Kau mengatakan sesuatu?"
Michael menatap Rosebelle tajam. Satu alisnya tertarik ke atas saat ia bertanya, "Are you okay?"
"Ya, aku baik-baik saja," jawab Rosebelle meyakinkan.
"Aku bertanya apa kau ingin menambah sesuatu di pesanan kita, tapi kau hanya diam." Michael meletakkan ponsel di meja setelah membayar pesanan makanan.
"Maaf, Mickey. Aku sedang memikirkan cara untuk menyingkirkan ahjussi cabul itu."
Michael berdiri, membawa kakinya menuju dapur untuk mengambil air. "Kau tidak perlu memikirkannya. Tinggal saja denganku di sini. Aku masih punya dua kamar kosong."
Kekasih Rosebelle itu memang terlalu baik. Dia selalu meluangkan waktu dan tidak berpikir dua kali dalam menghamburkan uang untuk Rosebelle. Selain rela terbang dari Amerika ke Korea untuk menyusul Rosebelle, dia juga mempelajari Bahasa Korea untuk persiapan bertemu dengan keluarga Rosebelle dari pihak ibu. Semua ia lakukan demi untuk menyenangkan Rosebelle dan hidup bersama dengannya.
"Aku sudah melakukannya sejak lama kalau ayah sialanku tidak terus mengirimkan orang-orangnya untuk memata-mataiku." Rosebelle membuang napas kasar. "Kali ini aku beruntung karena Jennifer mau bekerja sama denganku. Aku bilang bersedia tinggal dengan sepupunya asal ayah sialanku menarik semua pengawalnya, tapi aku tidak menyangka kalau dia lebih merepotkan dari Jackson."
"Apa menurutmu dia mantan mata-mata?" Michael menyuarakan konklusi bodohnya. "Orang itu selalu tahu dimanapun kau berada. Aku curiga kalau dia pernah bekerja sebagai agen rahasia."
Netra Rosebelle menatap Michael datar. "Kau terlalu banyak menonton film, Mickey. Dibanding seorang agen dia lebih pantas disebut sebagai dosen cabul. Kemarin saja dia—"
Michael menaikkan satu alis melihat Rosebelle tidak merampungkan ucapannya. "Apa yang dia lakukan?" Menunggu jawaban Rosebelle.
"Dia bilang suka perempuan berdada besar." Rosebelle merengut kesal.
Michael tertawa kencang mendengarnya. "Jadi kau memikirkan itu? Tenang saja, Rosie, aku menyukaimu apa adanya. Tidak peduli dadamu besar atau kecil, aku tetap su—"
Kaki Rosebelle menahan dada Michael saat tangan lelaki itu sudah bersiap untuk meremas dadanya. "Jangan melewati batas, Bodoh!" Menatap Michael datar. "Kita hanya sepakat untuk berciuman, tidak lebih dari itu."
"Ck! Hanya denganmu saja aku membuat kesepakatan konyol seperti ini."
"Yak! Aku membebaskanmu bermain dengan perempuan lain."
"Ya-ya-ya, terserah kau saja." Kesal ditolak Rosebelle, Michael berdiri lalu masuk ke dalam kamar. "Aku ada kencan malam ini," serunya sebelum menutup pintu.
Hubungan mereka memang tidak lazim, tapi terbilang sehat bagi Rosebelle. Dia tidak pernah mendapatkan kekerasan fisik atau cacian yang menyesakkan batin selama menjalin kasih dengan Michael, dan hal itu cukup membuat Rosebelle senang hingga mempertahankan Michael sebagai kekasihnya sampai sekarang.
Jika ditanya apakah dia menyukai Michael, kata tentu saja akan selalu menjadi jawabannya. Namun, yang sebenarnya ia sukai adalah ciuman, bukan siapa orang yang menciumnya. Karena itulah dia tidak melarang Michael berkencan dengan gadis lain, dan dia sendiri juga tidak merasa risih saat Justin mendekatinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
MY LOVELY RASCAL
Narrativa generaleKehidupan Victor yang tenang dan nyaman mendadak lenyap setelah ia diberi mandat untuk menjaga putri semata wayang sepupunya, Rosebelle. Bagaimana tidak, Rosebelle itu ibarat jelmaan Dennis the Menace versi perempuan. Dimana pun ada Rosebelle di si...