13

250 48 16
                                    

Tangan Rosebelle meraba-raba ruang kosong di sisinya. Kedua alisnya bertaut, menduga lelaki bersurai eboni yang menemani tidurnya semalam sudah tidak berada di sana. Matanya terbuka seketika, lalu bibirnya mendesah pelan.

Seperti dugaannya, Victor sudah bangun, dan mungkin sedang berada di dapur untuk membuat sarapan.

Rosebelle pun bangun. Meregangkan otot-otot tubuhnya sebelum berjalan ke kamar mandi membasuh wajahnya. Sebuah senyum tercipta saat ia menyadari pakaian yang dikenakan masih sama. Jelas Victor tidak menggantinya dan hanya melepas sepatunya saja.

"What a gentleman," pujinya lirih, berjalan ke luar kamar.

Rumah terlihat sepi. Tidak ada sosok Victor yang Rosebelle duga berada di dapur. Di kebun atau pun di ruang penatu. Mungkin Victor sudah pergi, tanpa pamit atau meninggalkan sepucuk pesan pada Rosebelle.

Merasa sedikit kecewa lantaran ditinggal Victor, Rosebelle kembali membawa tungkainya menaiki tangga, mengabaikan perutnya yang kelaparan. Kali ini dia masuk ke dalam kamarnya, lalu menjatuhkan tubuhnya di ranjang. Ia ingin bermalas-malasan seharian ini. Berpura-pura melalaikan tugas yang diberikan para dosen tanpa peduli pada konsekuensinya nanti. Akan tetapi, pikirannya nampak tidak tenang, dipenuhi oleh banyak pertanyaan seputar kepergian Victor.

"Seharusnya dia membangunkanku." Bibir Rosebelle mengerucut tak senang. "Lalu membuatkan sarapan untukku." Menangisi perutnya yang keroncongan. "Dasar tidak bertanggung jawab."

Semakin ia mengingat Victor, semakin kesal pula dibuatnya. Padahal semalam dia sudah menyampaikan rasa terima kasih pada ibunya yang ada di surga, tapi sekarang, orang yang dimaksud justru lenyap saat ia membuka mata.

Dering ponsel mendistraksi kekesalan Rosebelle. Ia baru ingat kalau ponselnya masih tertinggal di kamar Victor.

Enggan membuang waktu, Rosebelle kembali ke kamar Victor guna mengangkat panggilan telepon, yang rupanya berasal dari Victor.

Lelaki itu meminta Rosebelle untuk membawakan ponselnya yang tertinggal di rumah. Kontan, Rosebelle menjadi semakin kesal. Tapi setidaknya, ia jadi punya alasan untuk memarahi Victor saat bertemu dengannya nanti di kampus. Sesekon kemudian, bibir Rosebelle membentuk seringai setan, membayangkan sebuah ide untuk mengerjai Victor lantaran sudah pergi sebelum ia bangun, dan tidak membuatkan sarapan enak untuk perutnya yang kelaparan.

🐾 ꂵꌩ ꒒ꂦꃴꍟ꒒ꌩ ꋪꍏꌗꉓꍏ꒒ 🐾

"Sistem hukum anglo saxon mulai berkembang di Inggris pada abad ke-XI. Sistem hukum ini—" Ketukan pintu menghentikan presentasi sekelompok mahasiswa di kelas.

Atensi dosen bernama Victor dan para mahasiswa pun tertuju pada gadis blonde yang berdiri di ambang pintu.

"Permisi." Gadis blonde itu meminta izin masuk.

Firasat Victor buruk akan hal ini, namun dia tetap mengizinkan gadis itu untuk masuk.

"Maaf mengganggu, Profesor. Saya ingin mengembalikan ponsel anda yang tertinggal di kamar," kata si gadis jujur, menyerahkan ponsel Victor dengan kedua tangannya. Lalu membungkuk hormat pada Victor, dan para mahasiswa di kelas.

Obsidian Victor dan anak didiknya memenuh. Telinga mereka dengan jelas mendengar apa yang diucapkan gadis itu saat menyerahkan ponsel kepada Victor. Seketika kelas menjadi gaduh.

MY LOVELY RASCALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang