22

155 35 15
                                    

Sebuah senyum tercipta saat mata biru si gadis blonde terbuka. Kausa dari senyum yang mempercantik parasnya saat bangun tidur tentunya kelebatan ingatan dari ciumannya dengan Victor. Walau tidak tidur bersama rasanya ciuman itu bisa menjadi pengganti dongeng ala kisah romantis yang bisa membuat gadis itu bermimpi indah.

"Aku malas bangun." Tangan Rosebelle menarik guling, memeluknya lalu kembali memejamkan mata. "Hanya sebentar saja. Tidur setengah jam lagi untuk melanjutkan mimpi indahku," gumamnya tersenyum sendiri.

Agaknya, bibir Victor sudah menjadi candu bagi tubuh gadis blonde itu. Ciuman dari lelaki itu seperti mood booster yang mampu menghalau segala alamat buruk yang akan membuat harinya menjadi suram.

Rosebelle pun melanjutkan tidurnya, akan tetapi, baru 1 menit matanya terpejam, aroma masakan Victor menyusup ke dalam penciumannya. Sontak gadis itu bangun.

"Aroma ini ..." Hidungnya berkedut mengendus-endus udara. "Masakan Perancis." Matanya terbuka lebar.

Membawa turun kakinya ke lantai, gadis itu bergegas keluar kamar menuju dapur. Koki yang membuat liurnya keluar masih berdiri di sana, celemek masih menggantung di pinggangnya, pisau masih digunakan untuk mengiris buah.

"Oeufs cocotte, chouquette dan beef bourguignon?"

Suara kencang Rosebelle mendistraksi kegiatan memasak Victor. Lelaki itu menoleh sekilas lalu tersenyum kecil.

"Ahjussi, kau membuat semua ini seorang diri?" Mata biru Rosebelle menyisir hidangan yang tersaji di meja makan.

"Tidak, ada peri kecil yang membantuku membuatnya," jawab Victor.

Rosebelle mendengus lalu duduk. "Pembohong. Peri itu tidak ada."

"Kalau aku bilang ada ya ada." Victor bergabung dengan Rosebelle. Dia sudah melepas celemek dan membawakan potongan buah dalam mangkuk.

"Ish! Kau masih percaya dengan dongeng-dongeng konyol seperti itu?" Rosebelle menatap Victor geli. Baginya aneh lelaki jantan seperti Victor percaya pada hal-hal seperti itu.

"Apa kau akan percaya kalau aku bilang punya teman peri bernama Annabell?"

Rosebelle menarik satu sudut bibirnya ke atas, mencemooh Victor dengan berkata, "Teman perimu pasti boneka setan."

Alih-alih kesal, Victor justru tertawa, sebuah reaksi yang sangat jarang ditunjukkan Victor saat mendengar komentar Rosebelle.

"Wah, kalau tertawa seperti itu dia terlihat sangat manis," batin Rosebelle menggumam.

Tanpa sadar sebuah senyum terbit di wajah Rosebelle. Kedua tangannya menopang pipi dengan pandangan terpatri pada wajah Victor.

Victor yang sadar sedang dipandangi gadis blonde itu berdehem untuk menegurnya. "Ehem! Emm ... sarapan sekarang?"

"Tentu." Rosebelle mengangguk. Dia sudah tidak sabar melahap hidangan yang sudah lama tidak ia makan. "Kalau semuanya enak, aku berjanji akan menuruti semua perintahmu selama 1 minggu."

"Cih! Hanya satu minggu," protes Victor.

"Perintah apapun, Ahjussi sayang." Rosebelle mengedipkan sebelah matanya.

MY LOVELY RASCALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang