Rosebelle menahan napas saat Victor menatap tajam matanya. Tubuhnya kian menegang begitu menyadari gesekan pada dada sintal, dan pahanya. Posisinya sekarang ini membuat ia tidak berani bergerak, takut kalau Victor akan lepas kendali.
Mereka masih ada dalam bilik toilet, menunggu para jantan keluar. Tetapi sial, hampir 10 menit berada di sana, toilet tidak kunjung sepi. Jadi Victor terpaksa duduk di atas kloset dengan Rosebelle berada di pangkuannya.
"Berhenti menatapku seperti itu," lirih Rosebelle, memalingkan wajahnya. "Wajahmu terlihat sangat mesum." Sedikit menggeser posisi duduknya di atas paha Victor.
Victor mendekatkan wajahnya, lalu berbisik di telinga Rosebelle, "Kau yang membuatku ingin melakukan hal-hal mesum itu, Bella." Mendengar Rosebelle memekik lirih. "Kalau kau terus bergerak, resleting celanaku mungkin akan terbuka sendiri."
Bayangan ukuran belalai Victor langsung tergambar dalam otak mesum Rosebelle. Wajah gadis itu merona, dan jantungnya berdebar kencang. "Dasar mesum."
"Tidak semesum dirimu, Nn. Bell." Victor menyeringai puas mendapati wajah memerah gadis itu.
Awalnya saja gadis blonde itu terlihat berani menantang Victor untuk memperkosanya, namun kini saat situasi bisa menggiring Victor pada tindakan pelecehan, dia justru memperlihatkan wajah takutnya yang menggemaskan, membuat Victor jadi ingin terus menggodanya, bukan memperkosanya.
"M-memangnya kau tahu apa yang kupikirkan?" Rosebelle tidak berani beradu pandang dengan Victor saat menanyakan itu.
"Tentu." Bibir Victor sengaja ditempelkan di telinga Rosebelle. "Kau berpikir kalau aku mungkin akan melecehkanmu di sini, ahh ... salah." Kembali menyeringai melihat Rosebelle menutup rapat matanya. "Kau berharap kalau aku pasti akan melecehkanmu."
Rosebelle tidak tahu kalau sekarang Victor sedang memandangi wajah cantiknya yang diselimuti rona krimson. Seandainya ia berani membuka mata, mungkin ia akan melihat senyum di wajah tampan Victor.
"Ich kann davon nicht genug bekommen."
Penasaran dengan artinya, manik safir Rosebelle pun terbuka. Kedua tangannya mencengkeram pundak Victor. "Apa artinya?" tanyanya polos.
"Bagaimana kalau aku memperkosamu sekarang?" Seringai nakal Victor tergurat di wajah.
Netra Rosebelle memenuh. "A-apa? J-jangan gila!" Wajahnya merah padam. "Di luar masih ada orang."
"Maksudmu, aku boleh memperkosamu setelah sepi?"
Lagi-lagi Rosebelle terkesiap. "I-itu—" Menghindari tatapan mata Victor. "A-aku bisa melaporkanmu atas tindakan pelecehan."
"Kau sungguh akan melaporkanku?" Bariton Victor hampir tidak terdengar jelas di rungu Rosebelle.
"Hmm ..." Dada Rosebelle naik turun, mendapati obsidian Victor mengunci manik safirnya.
"Lalu, bagaimana jika ternyata kau menyukainya?"
Napas Rosebelle tertahan sebelum menjawab, "T-tidak mungkin."
"Kau yakin?" Victor menarik pinggang Rosebelle hingga dada sintal gadis itu menekan dada bidangnya.
"Hmm ...." Wajah Rosebelle dipalingkan saat merasakan sesuatu bergerak di tengah selangkangannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
MY LOVELY RASCAL
General FictionKehidupan Victor yang tenang dan nyaman mendadak lenyap setelah ia diberi mandat untuk menjaga putri semata wayang sepupunya, Rosebelle. Bagaimana tidak, Rosebelle itu ibarat jelmaan Dennis the Menace versi perempuan. Dimana pun ada Rosebelle di si...