︶⊹︶︶୨ 🏠 ୧︶︶⊹︶
"Hidup bukan tentang memenuhi ekspektasi orang lain, tapi tentang menemukan apa yang benar-benar buat lo bahagia."
ー Bimayu Rakasana.
──────────────────
09. 𝐁imayu dan 𝐦alam yang 𝐭enang
Dalam perjalanan pulang menuju kosan Sayendra, malam sudah semakin larut. Langit gelap terbentang luas di atas mereka, hanya diterangi oleh lampu jalan dan sesekali sinar bulan yang mengintip dari balik awan. Bimayu mengemudikan mobil dengan tenang, sementara Harvian dan Samudra yang duduk di kursi belakang sudah tertidur lelap, kelelahan setelah seharian bermain dan bercanda.
Arion duduk di kursi depan, matanya menatap keluar jendela. Suasana di dalam mobil terasa hening, hanya diiringi oleh suara mesin yang berputar stabil dan deru lembut dari AC. Bimayu, yang fokus pada jalan, melirik sekilas ke arah Arion yang larut dalam lamunannya.
"Capek?" tanya Bimayu pelan, suaranya hampir tenggelam dalam keheningan.
Arion menoleh dan tersenyum tipis. "Nggak terlalu. Cuma lagi mikir banyak hal."
Bimayu mengangguk, menurunkan volume musik yang terdengar pelan dari speaker mobil, seolah memberikan ruang lebih besar untuk percakapan. "Kadang suasana kayak gini emang bikin orang jadi banyak mikir," katanya santai.
Arion merasa obrolan ini bisa membawa mereka ke percakapan yang lebih dalam. Meskipun ia belum terlalu dekat dengan Bimayu dibandingkan teman-teman lainnya, malam itu ia merasa nyaman. "Lo sering nyetir malam-malam, ya?" tanya Arion, mencoba membuka topik.
Bimayu tersenyum tipis sambil mengangguk. "Lumayan sering. Gue suka suasananya. Jalanan sepi, dan lo bisa mikir lebih jernih. Rasanya lebih tenang."
Arion mengangguk, setuju dengan perasaan itu. "Gue tadi ngobrol sama Arza di danau dekat taman, tentang keluarga. Rasanya aneh, sih. Gue ngerasa makin jauh dari mereka."
Bimayu mendengarkan dengan tenang, meski matanya tetap fokus ke jalan. "Kadang emang gitu, Yon. Keluarga itu nggak selalu mudah. Gue juga punya cerita sendiri soal itu."
Arion menoleh, sedikit terkejut. "Serius? Apa alasan lo tinggal di kosan? Gue nggak pernah nanya, tapi gue penasaran."
Bimayu menarik napas dalam, seolah mengumpulkan pikiran. "Gue tinggal di kosan bukan karena gue pengen kabur dari keluarga atau apa. Tapi lebih karena gue ngerasa udah waktunya punya ruang sendiri. Di rumah, semuanya terlalu terstruktur. Bokap gue punya ekspektasi tinggi, sementara gue pengen hal yang lebih simpel. Gue pengen belajar mandiri dan punya kebebasan buat mikir apa yang gue mau tanpa terus-terusan ditekan."
Arion mendengarkan dengan seksama, merasa bahwa Bimayu memahami situasinya lebih baik daripada yang ia kira. "Jadi lo merasa mereka terlalu mengatur hidup lo?"
"Iya," jawab Bimayu sambil tersenyum getir. "Bokap gue selalu punya rencana buat gue, tapi gue mulai sadar kalau hidup gue bukan tentang memenuhi harapan orang lain. Gue harus menemukan apa yang bikin gue bahagia, meski itu berarti gue harus pisah sementara dari mereka."
Arion merenungkan kata-kata itu. "Gue ngerti sekarang. Jadi lo pindah ke kosan biar lo bisa nentuin jalan lo sendiri?"
Bimayu mengangguk. "Kurang lebih begitu. Gue butuh waktu buat diri gue sendiri, dan kosan Sayendra ini, walaupun sederhana, jadi tempat di mana gue bisa mulai cari tahu siapa diri gue sebenarnya tanpa tekanan. Dan lo? Kenapa lo tinggal di kosan?"
Arion terdiam sejenak, berpikir. "Alasan gue hampir sama. Gue tinggal di sini karena rumah udah nggak terasa nyaman lagi. Semuanya berubah, mereka makin sibuk, dan gue ngerasa ditinggal."
Bimayu mengangguk pelan. "Itu berat, pasti. Tapi gue yakin, sama kayak yang lo bilang tadi di taman, lo nggak harus nunggu mereka buat ngerasain kebahagiaan. Lo bisa mulai nemuin kenyamanan di tempat lo sekarang, di kosan ini."
Arion tersenyum kecil, merasa lebih ringan setelah mendengar pendapat Bimayu. Percakapan ini membuatnya sadar bahwa meskipun hubungannya dengan keluarga masih belum jelas, ia punya kekuatan untuk menciptakan kebahagiaannya sendiri. "Gue paham sekarang. Thanks, Bang Bima. Gue butuh denger hal kayak gini biar gue nggak terjebak terus-terusan dalam pikiran gue."
Bimayu mengangguk. "Kapan aja, Yon. Kita di sini buat satu sama lain."
Malam semakin larut, dan mobil terus melaju melalui jalan yang semakin sepi. Dalam keheningan malam, Arion merasa bahwa percakapan ini membuka pintu bagi dirinya untuk menerima keadaannya. Meskipun keluarganya jauh, ia bisa menemukan keluarga baru di antara teman-temannya di kosan Sayendra.
Saat mereka semakin dekat dengan kosan, Arion menatap keluar jendela, menikmati pemandangan langit malam yang tenang. Ia kini tahu bahwa meskipun masalah keluarganya belum selesai, di kosan ini, ada orang-orang yang peduli padanya dan membuatnya merasa diterima.
"Siap balik ke kosan?" tanya Bimayu, memecah keheningan.
Arion tersenyum. "Siap. Dan kali ini, gue siap buat nerima apa pun yang datang."
──────────────────
KAMU SEDANG MEMBACA
Simpul dibalik Sayendra's || StrayKids [ END ✅ ]
Teen Fiction"𝘎𝘶𝘦 𝘦𝘯𝘨𝘨𝘢𝘬 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘢𝘩 𝘯𝘺𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢, 𝘱𝘦𝘳𝘵𝘦𝘮𝘶𝘢𝘯 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘭𝘪𝘢𝘯 𝘮𝘢𝘮𝘱𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘶𝘣𝘢𝘩 𝘤𝘢𝘳𝘢 𝘱𝘢𝘯𝘥𝘢𝘯𝘨 𝘨𝘶𝘦 𝘵𝘦𝘳𝘩𝘢𝘥𝘢𝘱 𝘴𝘦𝘵𝘪𝘢𝘱 𝘫𝘢𝘭𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘵𝘦𝘯𝘵𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘢𝘬𝘥𝘪𝘳." Arion tid...