ー Journey 18.

40 21 22
                                    

︶⊹︶︶୨ 🏠 ୧︶︶⊹︶

Semua orang tentu mempunyai masalahnya tersendiri. Dan menjadi hak mereka jika memendam itu semua.

──────────────────

18. 𝐏erjalanan pulang

Setelah perbincangan panjang bersama ketujuh anggota yang lain saat sarapan, Arion kini berada di kamarnya dan tengah sibuk membereskan pakaian serta beberapa barang-barang pribadi miliknya. Hari ini mereka akan kembali ke kosan, dan tiga hari kedepan, Arion juga sudah memulai kehidupan kampusnya.

Di tengah kesibukannya, ingatannya kembali melayang kepada pembicaraannya dengan Samudra, tentang bagaimana muak dan lelahnya Samudra akan semua hal yang selama ini telah dirinya simpan seorang diri.

Setelah permbicaraannya dengan Samudra tadi itu juga, Arion mulai menyadari bahwasanya semua manusia yang berada di bumi pastinya memiliki masalah milik mereka sendiri yang selama ini telah lama di simpan rapat.

"Ternyata bener, semua orang juga punya masalahnya masing-masing." gumam Arion seorang diri di tengah urusannya yang sedang membereskan barang-barang miliknya.

"Tentu bener, semua orang juga punya masalah pribadi milik mereka masing-masing," ujar seorang laki-laki yang berpostur tinggi dengan rambut selehernya. Arion tersentak kala mendengar suara itu, dengan gerakan cepat ia membalikkan badannya dan menemukan sosok Arza di ambang pintu.

Arza tersenyum kecil, "Dan semua orang juga mempunyai batas lelahnya tersendiri." lanjut lelaki itu.

"Sorry, tadi gue mau panggil lo, eh taunya lagi bergumam sendiri," gelak Arza saat itu juga.

"Tapi yang lo bilang tadi itu bener, Yon. Semua orang mempunyai masalah milik mereka masing-masing, dan tentunya mereka juga punya batas kesabarannya untuk itu." lanjut Arza kembali, sementara Arion mengangguk mengiyakan. Karena nyatanya, perkataan Arza memang benar.

"Lo nggak salah, Za. Gue juga pernah denger hal yang sama," ujar Arion, memecah keheningan yang sempat mengisi ruangan. Ia melanjutkan, "Kadang orang yang terlihat paling kuat justru yang paling banyak menyimpan rasa sakitnya sendiri."

Arza menghela nafasnya perlahan, "Iya... dan faktanya, nyimpan berbagai hal seorang diri juga kadang seolah membunuh diri secara perlahan."

Arza berjalan mendekat ke arah Arion, ia menyandarkan dirinya di tembok sebelah tempat tidur. "Kita semua punya sisi itu, Yon. Kita semua punya rahasia dari berbagai masalah milik kita masing-masing, dan kita nggak bisa buat memaksa orang lain untuk cerita." Arion mengangguk mendengar perkataan Arza.

Tak semua orang sering terbuka, mudah bercerita akan resah yang selama ini di pendam. Masing-masing dari kita memiliki haknya tersendiri untuk merasa rapuh, dan hak kita juga untuk menyimpannya seorang diri.

Arion menghela nafasnya, bersamaan dengan resleting tasnya yang ikut dikunci. "Entahlah, rumit rasanya untuk ngebahas hal-hal semacam itu." final Arion.

"Iya," jawab Arza singkat.

Arion bangkit dari posisi duduknya sembari menenteng tas miliknya di tangan sebelah kiri. "Udah pada siap, kan?" Arza mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan Arion.

Simpul dibalik Sayendra's || StrayKids [ END ✅ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang