ー Journey 19.

37 19 24
                                    

︶⊹︶︶୨ 🏠 ୧︶︶⊹︶

Pada kenyataannya, kebersamaan yang dirasa adalah sesuatu yang paling istimewa yang bisa kita ciptakan saat bersama.

──────────────────

19. 𝐎brolan dibawah 𝐬enja.

Setelah dua hari berlalu semenjak berlibur ke villa, Sayendra's berbincang santai di kamar Bimayu dan yang lain untuk membahas banyak hal. Percapakan itu terus mengalir hingga akhirnya Bimayu mengajak ketujuh lelaki lainnya untuk menonton film bersama nanti malam.

"Btw, gimana kalau malam ini kita nonton film? Kebetulan gue nemu film yang bagus kemarin," ajakan dari Bimayu kala itu, mampu menyita atensi dari ketujuhnya karena dirasa ajakan dari Bimayu cukup menarik, yang lain sontak mengangguk setuju akan ajakan Bimayu.

Harvian lantas berseru, "Boleh banget! Dan tentunya kita butuh relawan untuk beli cemilannya. Karena kebetulan cemilan kita udah habis."

Mendengar usulan Harvian, sisanya mengangguk setuju, setelahnya mereka memutuskan melakukan permainan hompimpa untuk menentukan siapa yang akan membeli cemilan di supermarket dekat kosan Sayendra.

Permainan dimulai, setelah perdebatan yang panjang dan penuh keributan. Arion dan Arza kalah, akhirnya mereka ditugaskan untuk membeli cemilan-cemilan tersebut di supermarket. Arion mengangguk setuju, sementara Arza seolah masih meratapi kekalahannya kali ini.

'Ini serius... gue kalah?'  batin lelaki tersebut.

10 menit berlalu, setelah bersiap-siap, Arion dan Arza lantas mulai meninggalkan kosan untuk menuju supermarket dengan tujuan membeli cemilan. Keduanya memilih berjalan kaki, selain untuk menghemat bensin, jarak antara kosan dan supermarket juga tidak terlalu jauh. Oleh sebab itu, tak jarang beberapa penghuni kosan Sayendra lainnya juga terkadang memilih untuk berjalan kaki.

Di perjalanan, sinar matahari yang semakin meredup, juga dengan latar belakang langit yang mulai berubah jingga, keduanya terdiam dalam hening dengan pemikiran masing-masing.

Namun selanjutnya, suara Arza memecah hening tersebut dan mampu menyadarkan Arion yang kian tenggelam bersama isi pikirannya.

"Yon, lo pernah terpikir, nggak? Kalau semisalnya lo nggak pernah milih kosan Sayendra, lo bakal gimana?" tanya Arza kala itu. Arion terpaku mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Arza tersebut. Lelaki itu terdiam, bingung harus bagaimana ia akan menjawab pertanyaan itu.

"Belum pernah, sih. Tapi misalnya kemarin gue nggak milih Sayendra.... mungkin gue nggak akan jumpa dengan kalian semua,"

"Kalau lo sendiri gimana, Za? Pernah kepikir ke situ, nggak?" Arion kembali bertanya dengan pertanyaan yang sama seperti yang sebelumnya Arza tanyakan.

Arza mengangguk, "Gue berpikir, kalau semisalnya gue nggak pilih kosan ini, gue nggak bakal jumpa dengan kalian semua, kayak yang lo bilang tadi. Gue mungkin nggak bakal jumpa 'rumah kedua'  itu." jawab Arza, pandangannya tetap menatap ke depan, ke langit sore yang bersiap untuk mengistirahatkan sinarnya.

'Rumah kedua.'

Dua kata yang tadi disampaikan oleh Arza, kini terkurung di dalam benak Arion. Tanpa sadar Arion mengangguk, seolah membenarkan jawaban milik Arza.

Simpul dibalik Sayendra's || StrayKids [ END ✅ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang