︶⊹︶︶୨ 🏠 ୧︶︶⊹︶
“Kemanapun lo pergi nanti, gue yakin lo bisa. Dan ingat, kapan pun lo rindu tempat ini, lo bisa kembali. Kosan ini akan selalu jadi rumah kita.”
ー Bimayu Rakasana.──────────────────
28. 𝐁ersyukur dengan pertemuan.
Malam di Kosan Sayendra masih terasa hangat meski satu per satu penghuni mulai mengantuk dan kembali ke kamar masing-masing. Hanya Arion yang masih terjaga, menatap ruang tengah yang kini sunyi setelah hari penuh kenangan itu. Di tempat itu, tawa mereka masih terasa bergema; seolah setiap sudut menyimpan cerita yang tak akan pernah ia lupakan.
Arion bangkit dari sofa, menuju dapur untuk mengambil segelas air, mencoba menenangkan pikirannya yang bergejolak dengan kenangan dan harapan untuk masa depan. Di dalam hatinya, ia tahu malam ini adalah saat-saat yang berharga, saat-saat sebelum semuanya berubah. Ia memandangi ruang tengah sekali lagi sebelum kembali ke kamarnya, merasa berat hati membayangkan kepergian teman-temannya suatu hari nanti.
Ketika ia melangkah ke kamarnya, ia melihat Harvian yang masih duduk di tempat tidur dengan mata sedikit terbuka. Harvian tersenyum kecil, menatap Arion dengan tatapan penuh arti. “Arion,” katanya dengan suara lirih. “Gue rasa kita nggak perlu takut buat berpisah, karena kenangan ini udah cukup buat nemenin kita ke mana pun kita pergi.”
Arion mengangguk pelan, menatap temannya itu dengan rasa syukur. “Gue juga merasa gitu, Vi. Meskipun nanti kita harus terpisah, gue harap persahabatan kita ini nggak akan hilang. Gue akan terus ingat hari ini, momen-momen sederhana yang mungkin nggak akan pernah kita dapetin lagi di mana pun kita berpijak nantinya.”
Keduanya terdiam sejenak, larut dalam keheningan malam yang seakan ikut merasakan kebersamaan mereka. Mereka tahu, hari-hari di Kosan Sayendra tidak akan bertahan selamanya, namun kenangan yang mereka buat hari ini akan menjadi bagian dari hidup mereka yang tak terpisahkan.
Sementara itu, di kamar sebelah, Chandrana dan Bimayu juga masih terjaga, membicarakan impian-impian mereka di masa depan. Chandrana, yang merasa berat hati meninggalkan kosan suatu hari nanti, mencoba menguatkan dirinya dengan berbicara tentang rencana-rencananya setelah lulus. Ia menceritakan keinginannya untuk bekerja di kota besar, meraih mimpi yang selama ini ia simpan.
Bimayu menepuk pundak Chandrana, memberikan dukungan yang tulus. “Kemanapun lo pergi nanti, gue yakin lo bisa. Dan ingat, kapan pun lo rindu tempat ini, lo bisa kembali. Kosan ini akan selalu jadi rumah kita.”
Percakapan mereka terhenti ketika Lenoel, yang biasanya pendiam, masuk ke kamar mereka dengan membawa laptopnya. Ia duduk di samping mereka dan berkata, “Gue cuma mau ngucapin makasih untuk semua ini, Bang. Hari ini adalah hari yang nggak akan pernah gue lupain. Gue selalu menganggap kalian sebagai saudara gue, dan gue harap persahabatan ini nggak akan berubah.”
Keduanya tersenyum, mengangguk dengan penuh rasa terima kasih. Mereka tahu, dalam perjalanan hidup nanti, akan ada banyak hal yang berubah, namun persahabatan ini akan selalu menjadi bagian dari mereka.
──────────────────
Keesokan harinya, ketika pagi menjelang, kedelapan penghuni Kosan Sayendra bangun dengan hati yang lebih lega. Meskipun mereka tahu hari itu hanyalah satu dari banyak hari yang akan datang, hari itu memiliki makna yang lebih dalam—hari di mana mereka memilih untuk menciptakan kenangan yang akan abadi.
Saat mereka berkumpul untuk sarapan pagi, Bimayu membuka percakapan dengan ucapan singkat, namun penuh makna. “Gue bersyukur punya kalian semua sebagai teman yang gue temui. Meskipun nanti kita bakal sibuk dengan hidup masing-masing, gue harap kita tetap bisa untuk saling terhubung dan bakal jaga ikatan persahabatan ini.”
Semua mengangguk setuju, menyadari bahwa perpisahan mungkin tak bisa dielakkan. Namun, mereka bertekad untuk menjaga kenangan yang mereka ciptakan bersama, dan berharap suatu hari nanti mereka bisa berkumpul kembali di tempat yang sama, di Kosan Sayendra, dengan tawa dan cerita baru.
Dengan hati yang penuh rasa syukur, mereka menjalani hari itu sebagai hari kesekian dalam serangkaian kenangan yang mereka ciptakan di kosan itu. Meskipun waktu akan membawa mereka ke jalan yang berbeda, mereka percaya bahwa persahabatan ini akan tetap hidup dalam kenangan, menjadi bagian dari diri mereka yang tak terhapuskan.
─────────☆─────────
KAMU SEDANG MEMBACA
Simpul dibalik Sayendra's || StrayKids [ END ✅ ]
Teen Fiction"𝘎𝘶𝘦 𝘦𝘯𝘨𝘨𝘢𝘬 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘢𝘩 𝘯𝘺𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢, 𝘱𝘦𝘳𝘵𝘦𝘮𝘶𝘢𝘯 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘭𝘪𝘢𝘯 𝘮𝘢𝘮𝘱𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘶𝘣𝘢𝘩 𝘤𝘢𝘳𝘢 𝘱𝘢𝘯𝘥𝘢𝘯𝘨 𝘨𝘶𝘦 𝘵𝘦𝘳𝘩𝘢𝘥𝘢𝘱 𝘴𝘦𝘵𝘪𝘢𝘱 𝘫𝘢𝘭𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘵𝘦𝘯𝘵𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘢𝘬𝘥𝘪𝘳." Arion tid...