ー Journey 25.

20 14 12
                                    

︶⊹︶︶୨ 🏠 ୧︶︶⊹︶

Apapun keputusannya, suka tidak suka, siap atau tidak, cepat atau lambat.... Roda kehidupan akan terus berputar, dan semuanya akan mulai berubah seiring berjalannya waktu.

──────────────────

25. 𝐊ecewa yang membalut.

Pagi kembali datang menjemput. Sebagian penghuni kosan Sayendra juga telah kembali pada aktifitas milik masing-masing setelah kemarin berlibur dan mengistirahatkan diri di hari minggu. Namun, berbeda dengan yang lainnya, Arion tetap berada di kosan. Kelas kuliahnya dimulai di siang hari, jadinya di pagi ini, Arion memilih untuk menyelesaikan tugasnya terlebih dahulu untuk mengurangi beban deadline.

Di tengah keheningan yang melanda, Arion telah memikirkan untuk kembali ke rumah di hari esok, hanya untuk menemui kedua orang tuanya dan juga untuk melihat kembali isi rumah tersebut sebentar. Setelah merasakan tekadnya sudah bulat, Arion beralih kepada ponselnya, meninggalkan laptopnya yang masih menampilkan layar tugas itu.

Niat hatinya adalah untuk mengabari mamanya jika esok ia akan pulang untuk sebentar. Arion berharap keduanya sudah pulang dan bisa menemuinya esok.

Panggilan di benda pipih itu menunjukkan 'berdering', dan sesaat kemudian, panggilan tersebut akhirnya diangkat oleh sang Mama di seberang telepon sana.

"Halo, ma," Arion membuka percapakan di antara mereka.

"Iya, Yon? Ada apa?" Mamanya menjawab, sedangkan kini Arion diam, merasa ragu akan pertanyaan yang akan dilontarkannya.

Arion menarik nafasnya perlahan, "Mama sama Papa udah di rumah? Arion berencana mau pulang sebentar be─" kata-kata Arion terputus kala Mama kembali bersuara yang ternyata mampu memupuskan keinginan Arion untuk pulang.

"Arion, kami masih di Canada. Mama dan Papa masih sibuk sekarang, nanti hubungi lagi, ya?" sesaat setelah itu, panggilannya diputuskan sepihak oleh sang Mama. Menyisakan rasa kecewa yang mendalam di dalam diri Arion.

Arion menatap kosong layar ponselnya yang kini berubah gelap, sama seperti isi hatinya. Padahal, ia berharap keduanya sudah di pulang dan kini berada kota yang sama sepertinya, berada di Jogja, dan sudah pulang ke rumah itu. Namun, harapannya pupus bersaamaan dengan kekecewaan yang membalut dirinya sendiri kala itu.

"Kapan mereka pulang?"

"Kalau pun mereka pulang, memangnya mereka bakal peduli lagi ke gue?" semua pertanyaan-pertanyaan seperti itu, berkecamuk di kepala Arion. Ia selalu berharap, hari esok dan seterusnya akan lebih baik daripada hari yang lalu. Tapi yang ia dapatkan adalah hari yang berbeda, namun tetap dengan alur ceritanya yang tak pernah berbeda.

"Nyatanya, yang mahal di hidup gue bukan rumah, tas, dan sebagainya. Tapi kebersamaan gue dengan keduanya yang kian menjauh dan sulit untuk kembali dijalin kembali."

──────────────────

Suasana kampus kini mulai terasa sedikit sepi. Jam telah menunjukkan pukul 4 sore, di mana sebagian mahasiswa juga mahasiswi kini telah kembali ke rumah milik masing-masing setelah hari yang panjang. Namun, Lenoel masih tetap berada di taman kampus, di bawah pohon besar yang rindang.

Simpul dibalik Sayendra's || StrayKids [ END ✅ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang