︶⊹︶︶୨ 🏠 ୧︶︶⊹︶
Setiap perpisahan adalah awal dari kenangan baru yang akan kita ciptakan
──────────────────
26. 𝐒aling terbuka.
Malam itu, suasana di Kosan Sayendra terasa lebih tenang dari biasanya. Setelah makan malam, Bimayu mengajak ketujuhnya untuk mengobrol di ruang tengah kosan. Berbeda dengan penghuni kosan yang lain, delapan kepala itu akhirnya mengikuti ajakan Bimayu untuk duduk bersama di ruang tengah, masing-masing dari mereka lantas tenggelam dalam pikirannya. Canda dan tawa yang biasa mereka nikmati kini tergantikan oleh keheningan. Arion mampu merasakan ketegangan yang mengambang di antara mereka berdelapan. Ia menyadari bahwa malam ini akan menjadi malam yang berbeda-malam di mana setiap dari mereka akan berbicara dari hati kepada satu sama lain.
Lenoel, yang biasanya pendiam, menjadi orang pertama yang membuka percakapan. Dengan suara lembut dan nada yang terdengar berat, ia berkata, "Gue... mungkin nggak akan lama lagi di sini. Nyokap gue selama ini punya penyakit yang serius, dan tadi sore, Papa ngabarin kalau penyakitnya kambuh dan dia harus dibawa ke Singapura untuk pengobatan. Dan, mau nggak mau gue harus nyusul untuk ke sana. Mungkin juga bakal lanjut studi di sana entah sampai kapan itu," Semua mata tertuju padanya, penuh rasa empati. Lenoel memang tidak pernah banyak bicara soal keluarganya, tapi kali ini mereka bisa merasakan kesedihan yang tersirat dalam kata-katanya.
"Gue nggak mau, bahkan nggak pernah mau.. Tapi kali ini gue nggak ada pilihan lain selain harus ikut." yang lain hanya diam, memaklumi keputusan Lenoel yang tidak tau kapan ia akan meninggalkan kosan, juga kota ini.
Sebelum suasana semakin tenggelam dalam kesunyian, Bimayu, yang biasanya ceria, menambahkan dengan raut wajah yang jarang terlihat di dirinya, "Papa nyuruh gue untuk pulang ke kota asal. Katanya ada peluang studi yang lebih baik di sana. Gue udah selalu nyoba buat nolak permintaan dia, berbagai alasan udah gue coba. Awalnya, gue udah ngerasa lega karena berhasil, dan bisa milih studi di sini,"
"Tapi ternyata, Papa gue nggak nyerah untuk terus maksa gue ngelakuin apa keinginan dia... Kali ini gue juga udah nggak bisa nolak lagi." jujur Bimayu dengan kepala yang kian menunduk, menunjukkan kegelisahan di hatinya selama ini. Yang lain hanya diam, masih larut dalam pikiran masing-masing.
Keheningan itu terasa semakin berat. Arion merasakan detak jantungnya bertambah cepat. Seolah-olah, satu demi satu temannya perlahan akan meninggalkannya.
Chandrana, yang selama ini dikenal dengan humornya, juga candaannya juga diam, sebelum akhirnya ia ikut angkat bicara. "Gue juga kemungkinan besar bakal pergi. Bokap udah lama maksa gue juga buat lanjut studi di luar negeri. Gue udah selalu dengan keras nolak dan bilang kalau gue nggak mau, tapi beberapa bulan yang lalu, dia udah daftarin gue untuk kuliah di luar negeri, dan itu tanpa keputusan dari gue..."
"Gue disuruh milih, kalau nggak ikutin kemauannya untuk sambung studi di luar, dia maksa gue ngelanjutin salah satu perusahaannya di Bali. Gue makin nggak mau karena memang dunia bisnis bukan passion gue dari dulu. Dan, akhirnya gue nggak ada pilihan lain...."
Tangan Arion mengepal pelan saat mendengarkannya. Semakin lama, semakin terasa bahwa malam ini akan menjadi malam yang berat bagi mereka. Dia ingin berusaha berkata sesuatu, tapi suaranya terasa tertahan. Arion tidak tau bagaimana selanjutnya, selain yang ia ketahui, mereka pastinya akan meninggalkan kosan, cepat atau lambat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Simpul dibalik Sayendra's || StrayKids [ END ✅ ]
Teen Fiction"𝘎𝘶𝘦 𝘦𝘯𝘨𝘨𝘢𝘬 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘢𝘩 𝘯𝘺𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢, 𝘱𝘦𝘳𝘵𝘦𝘮𝘶𝘢𝘯 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘭𝘪𝘢𝘯 𝘮𝘢𝘮𝘱𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘶𝘣𝘢𝘩 𝘤𝘢𝘳𝘢 𝘱𝘢𝘯𝘥𝘢𝘯𝘨 𝘨𝘶𝘦 𝘵𝘦𝘳𝘩𝘢𝘥𝘢𝘱 𝘴𝘦𝘵𝘪𝘢𝘱 𝘫𝘢𝘭𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘵𝘦𝘯𝘵𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘢𝘬𝘥𝘪𝘳." Arion tid...