ー Journey 14.

33 18 14
                                    

︶⊹︶︶୨ 🏠 ୧︶︶⊹︶

Perubahan bukan hal yang buruk. Kadang, kita cuma butuh waktu buat menyesuaikan diri.

──────────────────

14. 𝐏erjalanan ke 𝐯illa

Setelah makan siang, suasana di Kosan Sayendra mulai tenang. Namun, suasana santai itu tak bertahan lama, ketika Samudra, yang sedang menggulir layar ponselnya, tiba-tiba melontarkan ide yang membuat semua orang bersemangat.

“Gimana kalau kita liburan dulu sebelum masuk kampus? Nginep di villa di luar kota Jogja aja, refreshing sebelum kita jadi MABA,” katanya dengan mata berbinar.

Harvian, yang sedang duduk di sofa dengan laptop di pangkuannya, langsung menoleh dan tertawa kecil. “Wah, gue setuju banget! Udah lama nggak ada waktu buat liburan bareng sebelum kita semua sibuk sama kuliah.”

Ilendra, yang sedang rebahan sambil mengetik sesuatu di ponselnya, ikut mengangguk. “Asal villanya nyaman dan ada sinyal. Soalnya kalau enggak, gue nggak bisa bantuin kalian cari tempat yang bagus buat BBQ.”

"Tenang, gue udah cek beberapa pilihan di aplikasi. Ada villa di daerah Kaliurang yang masih available akhir minggu ini," ujar Samudra, tampak puas sambil menunjukkan layar ponselnya ke mereka.

Arion yang sejak tadi mendengarkan dari sudut ruangan, tersenyum kecil. Ia memang suka rencana spontan seperti ini. “Sounds good. Mumpung sebelum ospek dan tugas-tugas mulai datang. Kita harus nikmatin waktu bareng.”

Arza, yang sedang duduk di lantai sambil meluruskan kakinya, langsung mendongak, menatap teman-temannya dengan mata berbinar. “Eh, gue ikut dong! Udah lama nggak ke luar kota.”

Chandrana yang baru keluar dari kamarnya sambil membawa handuk menimpali dengan nada bercanda, “Lo ikut? Siap-siap jangan lupa bawa jaket, soalnya Kaliurang dingin. Jangan sampe lo jadi es krim yang beku di sana!”

Semua orang tertawa mendengar candaan Chandrana. Meski sering melemparkan komentar santai, ia sebenarnya sangat menyukai rencana liburan semacam ini. Lenoel, yang sedari tadi duduk di sudut ruangan sambil menyeruput kopi, hanya diam memperhatikan. Tatapan tenangnya berkeliling, menikmati semangat teman-temannya.

Arion menyadari keberadaan Lenoel dan tersenyum padanya. "Lo ikut juga kan, Bang?"

Lenoel menatap Arion dengan senyuman tipis dan anggukan kecil. "Ikut dong. Kapan lagi bisa jalan-jalan kayak gini kalau udah sibuk kuliah nanti?"

Dengan Lenoel menyetujui rencana itu, sepertinya semua orang sudah siap. Samudra lalu berdiri dari kursinya, merentangkan tangan seperti seorang pemimpin rapat. “Oke, sekarang kita tentuin siapa bawa apa. Gue bisa bawa alat BBQ, villanya ada halaman luas buat itu.”

Harvian yang selalu antusias soal makanan, langsung berseru, “Gue siap belanja bahan BBQ, daging sama sosis. Tapi siapa yang mau bantu masak?”

Ilendra tertawa. “Lo bisa masak? Jangan-jangan cuma bumbuin mie instan?”

Harvian memukul pelan lengan Ilendra. “Eh, jangan salah, gue bisa kok masak BBQ yang bener!”

Percakapan terus bergulir dengan rencana-rencana. Mereka membahas aktivitas yang bisa dilakukan di villa, mulai dari BBQ, main kartu, sampai rencana jalan-jalan kecil di sekitar villa. Bimayu, yang biasanya lebih santai dan tidak terlalu antusias, juga kali ini terlihat bersemangat.

“Gue mau bantu bawa speaker bluetooth. Kalau ada musik, kan suasananya lebih asyik.”

Azra mengangguk. “Sip, gue bisa bawa camilan dan minuman. Nggak lengkap kalau liburan tanpa makanan ringan.”

Semua ide tertuang, dan rencana mulai tersusun rapi. Harvian dan Samudra bertugas mencari bahan makanan untuk BBQ, sementara yang lain menyiapkan barang-barang kecil yang bisa membuat liburan itu semakin meriah. Ketika obrolan mulai mengendur, mereka semua sepakat untuk berangkat dua hari lagi, tepat di akhir pekan sebelum masa orientasi kampus dimulai.

Malam harinya, setelah suasana di kosan mulai sunyi, Arion duduk di balkon kamarnya, meresapi rencana yang baru mereka buat. Meski senang dengan ide liburan itu, pikirannya masih tak bisa sepenuhnya lepas dari rumah dan keluarganya. Ia merasa ada jarak yang semakin tumbuh di antara dirinya dan keluarganya. Rumah yang dulu hangat kini terasa dingin, tak lagi menjadi tempat yang nyaman untuk pulang.

Namun, liburan di villa mungkin bisa memberikan jeda sejenak dari perasaan itu. Ia berharap, dengan teman-temannya, ia bisa melupakan sejenak kekosongan yang belakangan semakin sering ia rasakan.

Keesokan harinya, suasana di Kosan Sayendra kembali ramai dengan persiapan. Samudra dan Harvian berangkat pagi-pagi untuk belanja bahan BBQ di pasar, sementara Ilendra, Azra, dan Bimayu sibuk mengemas barang-barang yang akan dibawa. Lenoel, seperti biasa, tenang dalam kesibukannya, memeriksa satu atau dua hal penting seperti memastikan rute dan waktu perjalanan.

Setelah semua persiapan selesai, sore harinya mereka berkumpul di depan kosan. Samudra yang bertugas mengemudi, siap dengan mobilnya yang sudah diisi barang-barang mereka.

Di dalam mobil yang dikemudikan oleh Bimayu, di sebelahnya Arion duduk di kursi depan, sedangkan Harvian dan Ilendra duduk di belakang. Sementara di mobil satunya yang dikemudikan oleh Lenoel, Arza, dan Samudra berdesakan di kursi belakang, dan Chandrana yang sebagai navigator duduk di bangku sebelah Lenoel.

“Penuh nih, tapi ya udah lah. Demi liburan!” seru Arza sambil tertawa ketika menyadari jika mobil milik Lenoel telah penuh oleh banyaknya jajanan.

Mobil mereka melaju keluar dari kota Jogja, meninggalkan jalanan yang sibuk menuju udara segar pegunungan. Perjalanan dipenuhi canda dan obrolan ringan, sambil mendengarkan musik dari playlist Bimayu. Sesekali mereka berhenti di pom bensin atau minimarket untuk membeli minuman, dan juga beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan.

Setelah hampir dua jam perjalanan, mereka akhirnya tiba di villa yang telah mereka pesan. Lokasinya terpencil, dikelilingi oleh pemandangan hijau dan udara pegunungan yang sejuk. Villa itu tampak sederhana namun nyaman, dengan halaman belakang yang cukup luas untuk BBQ seperti yang direncanakan.

“Sampai juga!” seru Harvian dengan antusias begitu keluar dari mobil. “Akhirnya bisa ngambil napas panjang tanpa mikir apa-apa.”

Mereka semua turun dan segera mengecek villa. Interiornya bersih, dengan kamar yang cukup untuk menampung mereka semua. Dapur terbuka menghadap halaman belakang, sempurna untuk malam BBQ yang mereka impikan.

Samudra dan Ilendra langsung menyiapkan alat BBQ, sementara yang lain mulai beres-beres barang bawaan di kamar. Setelah semua siap, malam itu mereka menghabiskan waktu di halaman belakang, memasak bersama di bawah langit berbintang. Tawa dan canda terdengar sepanjang malam, membuat suasana hangat di antara dinginnya udara pegunungan.

Lenoel, yang sejak tadi lebih banyak mengamati, akhirnya bicara sambil memandangi api unggun kecil yang mereka buat. “Momen kayak gini, yang bikin kita sadar betapa berharganya waktu bareng teman sebelum semua sibuk dengan kehidupan kampus.”

Arion mengangguk, merasakan hal yang sama. Meskipun pikirannya masih sesekali kembali ke keluarganya, malam itu ia merasa sedikit lebih ringan. Di tengah kebersamaan ini, ia mulai menemukan sedikit kedamaian, sesuatu yang ia butuhkan sebelum memulai babak baru sebagai mahasiswa.

Malam itu berakhir dengan penuh tawa, cerita, dan kebahagiaan. Mereka semua tahu bahwa saat-saat seperti ini akan sulit ditemui lagi ketika rutinitas kampus sudah berjalan. Tapi setidaknya, mereka telah menciptakan kenangan manis bersama, sebelum melangkah ke kehidupan baru yang menanti.

─────────☆─────────

Simpul dibalik Sayendra's || StrayKids [ END ✅ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang