ー Journey 17.

33 17 15
                                    

︶⊹︶︶୨ 🏠 ୧︶︶⊹︶

"Kadang, gue capek, bukan karena fisik, tapi karena pikiran. Capek pura-pura semuanya baik-baik aja."

ー Samudra Biru.

──────────────────

17. 𝐒amudra dan isi pikirannya.

Pagi kembali datang menjemput, sinar sang surya yang kembali bersinar juga turut andil dalam pergantian waktu kala itu. Walaupun sinar matahari perlahan naik, para remaja laki-laki tersebut masih sibuk dengan tempat tidur yang agaknya enggan untuk ditinggali oleh sang pemilik.

Arion yang memang terbiasa bangun pagi, lantas perlahan mulai membuka matanya. Dirinya menggeliat pelan, seolah enggan untuk bangun dari kasur empuk milik villa tersebut. Arion mulai berusaha bangkit dari tempat tidurnya, untuk pergi ke kamar mandi dengan tujuan membersihkan dirinya karena mereka akan kembali ke kosan di hari ini.

Saat akan melewati bagian dapur, Arion sekilas melihat sosok Samudra yang terduduk seorang diri di meja makan dengan segelas air putih yang terletak di hadapannya. Samudra tampak meletakkan kepalanya di atas lipatan kedua tangan miliknya, dan sepertinya Samudra juga tidak menyadari akan kehadiran Arion di sana.

Arion yang merasa heran melihat tingkah Samudra pun lantas mendekati lelaki itu. Ia menyentuh bahu milik Samudra yang seketika saja mampu membuat Samudra kaget dan membalikkan tubuhnya menghadap Arion.

"Eh, Yon. Bikin kaget aja pagi-pagi." ujar Samudra ketika menyadari keberadaan Arion di sebelahnya. Sementara Arion yang dibicarakan hanya terkekeh kecil saat melihat keterkejutan Samudra tadi.

"Tumben banget udah bangun?" tanya Arion membuka pembicaraan setelah memilih duduk di sebelah Samudra.

Samudra hanya menghela nafas, kemudian menggeleng pelan, "Nggak apa-apa. Tadi gue kebangun tiba-tiba dan nggak bisa tidur lagi, makanya gue milih ke sini buat minum." jawabnya.

Namun awalnya, Arion tak mempercayai jawaban Samudra, karena menurutnya pagi ini tingkah Samudra sudah sedikit aneh. "Lo beneran nggak apa-apa? I mean, kalau lo butuh tempat buat cerita, lo bisa cerita ke gue. Mumpung yang lain juga belum pada bangun." tawar pemuda itu kepada Samudra yang kini masih menatap gelas berisikan air putih di hadapannya.

Hening beberapa saat, Arion masih menunggu jawaban dari bibir milik Samudra, sementara yang ditunggu seakan tenggelam dalam pikirannya sendiri dengan pandangan yang tak lepas dari gelas berisikan air putih di hadapannya.

Samudra menghela nafasnya perlahan, "Lo tau nggak, Yon. Pikiran itu terkadang mirip dengan gelas yang berisikan air?"

Arion menggeleng kecil, "Kenapa begitu?"

"Air putih yang berada di dalam gelas mungkin terlihat sederhana─jernih tak berwarna. Permukaannya juga kadang selalu tampak tenang, iya kan?"

"Tapi sebenarnya, dibalik gelas yang berisikan air putih itu, ia menyimpan beban volume air yang berat untuk dipikul. Semakin lama dibiarkan, beban itu semakin berat. Kalau terus-terusan digenggam dan di biarkan tanpa diminum atau ditumpahkan sedikit saja, gelas itu bisa saja terus seperti itu, tampak tenang meski dengan berbagai air yang ditampungnya. Dan sayang, ia tidak bisa berkata apapun."

Arion masih diam tanpa berkata apapun, pikirannya sibuk untuk berusaha mencerna analogi yang dimaksud dari Samudra saat itu.

"Terkadang pikiran gue layaknya gelas yang berisikan air itu, Yon. Mungkin dari luar gue kelihatan tenang dan nggak pernah ribut tentang apapun. Namun dibalik ketenangan itu, isi pikiran gue selalu ribut. Dan terkadang gue sampai lelah sendiri buat simpannya. Bukan lelah secara fisik aja, batin gue juga kadang terusik, Yon..."

Simpul dibalik Sayendra's || StrayKids [ END ✅ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang