After Transmigrating as a Tycoon's Wife

Bab 83

Firm & Elastic, Feels Great

Setelah Ji Fei dan teman-temannya tiba di tempat gosip, mereka meminta kamar pribadi di seberang kelompok cinta segitiga.

Mereka terlambat menyadari bahwa itu tidak sepenuhnya seperti apa yang mereka bayangkan, karena mereka tidak bisa begitu saja menerobos masuk ke kamar orang lain untuk menguping.

Tetapi karena mereka sudah di sana, mereka memutuskan untuk bersenang-senang saja.

Jadi ketika Manajer mengeluarkan tablet untuk menanyakan apakah mereka ingin memesan beberapa teman pria, Ji Fei menjadi bersemangat.

[Bukankah ini persis apa yang selalu ingin aku lakukan?]

Tiga wanita Qin: Benda apa?

Baru setelah mereka mencondongkan tubuh dan melihat sang Manajer dengan bersemangat menelusuri foto-foto pria tampan yang berbeda-beda, ketiga wanita Qin itu tersipu merah.

Meskipun keluarga Qin dianggap sebagai keluarga kelas atas, mereka selalu menjunjung tinggi nilai-nilai kekeluargaan dan menghindari kemewahan. Jadi, ini adalah pertama kalinya wanita Qin datang ke tempat seperti ini dan mengalami hal semacam ini.

Namun setengah jam kemudian, empat wanita mabuk di ruang pribadi itu telah lupa tujuan awal mereka jalan-jalan.

Ibu Qin sedang menyanyikan lagu-lagu lama yang penuh nostalgia bersama seorang pria muda yang tampan sambil mengambil foto untuk dikirim ke grup obrolan kakak perempuannya.

"Saya akhirnya mengerti mengapa pria suka pergi keluar untuk hiburan bisnis dan mengatakan itu hanya sandiwara untuk acara tertentu. Saya juga suka ini!"

Qin Yan dikelilingi oleh dua pria tampan jangkung yang sedang bermain dadu. Ketika Qin Yan kalah, dia akan meneguk alkohol. Ketika pria tampan itu kalah, mereka akan dicubit di berbagai tempat - pipi, lengan, hidung. Qin Yan yang biasanya pendiam ingin tertawa ketika dia mencubit bisep mereka tetapi tidak berani bersikap tidak sopan.

Dia hanya bisa mengambil foto untuk dikirim ke grup obrolan wanita yang bercerai di kalangan kelas atas. Dia mengungkapkan perasaannya yang sebenarnya: "Saya mengerti pria, iri pada pria, ingin menjadi pria."

Qin Rong duduk di sofa, wajah mungilnya memerah, menutupi matanya dengan satu tangan sambil mengintip di antara jari-jarinya, sesekali menjerit.

Di hadapannya, tiga lelaki yang hanya mengenakan celana panjang tengah berdansa sensual, memamerkan berbagai bentuk otot sang mahasiswi seni, sesekali melemparkan tatapan menggoda.

Qin Rong dengan bersemangat mengambil sepuluh foto untuk dikirim ke grup obrolan teman-temannya.

"Semua anak laki-laki sangat berbakat dan pandai bicara. Sangat menyenangkan di sini."

Keempat pria tampan yang tersisa masing-masing mengenakan ikat kepala dan ekor binatang, berputar-putar di sekitar Ji Fei di ruang terbuka.

Ji Fei bagaikan kaisar kuno yang bejat, ditutup matanya dan mencoba menangkap para lelaki tampan.

"Kakak, aku di sini."

"Kakak, kemari tangkap aku!"

Pada saat itu, seseorang yang lelah berjalan ke pintu dan melihat Xiao Tao berdiri berjaga, terus memantau situasi di luar. Dia dengan antusias mengundangnya: "Adik perempuan, tidakkah kau ingin ikut bersenang-senang?"

Xiao Tao menolak dengan wajah serius: "Aku sudah bersumpah untuk tidak berhubungan dengan laki-laki."

Orang itu terkejut dan hanya bisa pergi, meninggalkan Xiao Tao yang dengan sepenuh hati menjalankan perintah Ji Fei.