"Jadi, kita mau selidiki siapa?" tanya Sherin, suaranya pelan namun jelas, dan penuh rasa ingin tahu,mata nya tak lepas menatap Liona yang masih terbaring di tempat tidur rumah sakit.
Kini,teman-teman Liona berada di kamar rumah sakit,mereka duduk mengelilingi ranjang dimana Liona terbaring.
Meskipun tubuhnya tampak lemah, tetapi ia tetap akan menyelidiki suatu hal,dikamar itu suasana di dalam terasa hening.Mereka menunggu penjelasan lebih lanjut dari Liona.
"Ada seseorang yang gue curigai," kata Liona sambil menghela napas, mencoba menjelaskan,"karena gue yakin dia punya peran besar di balik semua ini."
"Maksud lo?," Fera mengerutkan kening, mencoba mencerna maksud Liona,"dia kunci segala sesuatu gitu?"
"Yap, gue yakin," Liona mengangguk pelan."Dia tahu lebih banyak dari pada yang kita bayangin."tambahnya.
"Jadi,orang yang lo curigain tau segalanya?" Fera bangkit dari duduknya dan mulai berjalan mondar-mandir di kamar,sembari memainkan telunjuk nya di dagunya.
"Berarti dia berbahaya dong?"celetuk Caca,memakai hoddie dan masker hitam,perkataan nya berhasil menarik perhatian teman-temannya.
"Pasti berbahaya," sambung Sherin, suaranya merendah, "dia bisa jadi ancaman atau bahkan bisa nyelakain kita,karena rahasia yang dia pegang bisa jadi buat kita dalam bahaya."jelas Sherin.
"Gue tau risikonya," Liona menatap teman-temannya satu per satu "tapi gue harus ngikutin alur yang dia buat, Dia satu-satunya petunjuk yang kita punya sekarang dan Gue harus cari tau apa yang dia sembunyikan, karena ini satu-satunya jalan buat kita nemuin kebenaran."
Semua teman-teman Liona mengangguk setuju.
"Kita mulai cari keberadaan wanita itu dari ruang CCTV rumah sakit," ucap Liona dengan suara tegas, tatapannya fokus ke arah pintu, seolah-olah sudah merencanakan setiap langkah.
"Caranya gimana?" tanya Sherin, alisnya mengerut,"Di luar banyak bodyguard yang jaga di sepanjang lorong. Kalau kita ketahuan pasti langsung dicegat.Gimana kalau rencana ini gagal?"tanya Sherin.
Liona tersenyum kecil, tampak tenang meskipun situasinya tidak mudah. "Tenang aja," ujarnya, "kan ada dia," sambil menunjuk ke arah Caca yang duduk dengan hoodie dan masker yang menutupi hampir seluruh wajahnya.
"Hah?Aku kenapa?" tanya Caca bingung, sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Makanya gue nyuruh lo pake hoodie sama masker," Liona menjelaskan dengan nada santai. "Lo bakal jadi pengalih perhatian."ucapnya.
Caca menatapnya dengan mata terbelalak. "Jadi,aku yang bakal ngalihin perhatian mereka?" tanya nya, suaranya terdengar tak yakin.
"Yup," jawab Liona sambil tersenyum.
"Kapan kita mulai rencananya?" tanya Caca,ia akan bersiap untuk akting.
"Bentar lagi," jawab Liona sambil menatap ke arah pintu kamar,mata nya sangat fokus,ia sesekali menatap waktu pada jam dinding di kamar itu, memastikan segalanya sudah siap.
KAMU SEDANG MEMBACA
FEDRICZX
Teen Fiction[Don't copyright other people's stories] Dia Ketua Mafia Dia Psycopat Dia Tunangan Liona Dia pintar Dia kejam Dia cemburuan Dia Bucin akut Dia Romantis banget Fedriczx Vegas Aldenio ialah ketua mafia berjiwa Psycopat,dia baru berumur 17 tahun sudah...